Pada zaman dahulu, terdapatlah sebuah kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir. Kerajaan itu sangat terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan makmur. Pada suatu hari, permaisuri dari raja tersebut meninggal dunia. Sejak saat itu raja menjadi murung dan nampak selalu sedih. Keadaan ini membuatnya tidak dapat lagi memerintah dengan baik. Pada saat yang sama, keadaan kesehatan raja inipun makin makin menurun. Guna menanggulangi situasi itu, raja berniat untuk pergi berlayar guna menghibur hatinya. Untuk melanjutkan pemerintahan maka raja itu menyerahkan tahtanya pada kedua anak kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka pun menyanggupi keinginan sang raja. Sejak sepeninggal sang raja, kedua putranya tersebut memerintah kerajaan. Namun sayangnya muncul persoalan mendasar baru. Kedua putra raja tersebut memiliki watak yang berbeda. Naga mempunyai watak negatif seperti senang berfoya-foya, mabuk-mabukan dan berjudi. Sedangk...
Tari Manasai adalah tarian tradisional dari Kalimantan Tengah yang memberikan perlambangan sukacita dan kegembiraan. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam rangka penyambutan tamu yang datang. Tari Manasai biasanya ditarikan dalam pagelaran-pagelaran atau kegiatan sehari-hari masyarakat Kalimantan Tengah baik oleh yang tua maupun yang muda. Tarian ini ditampilkan oleh beberapa peserta tari, laki-laki dan perempuan yang berdiri dalam selang-seling laki-laki dan perempuan dalam bentuk melingkar. Berawal dari semuanya menghadap ke dalam lingkaran dan bergerak memutar ke arah kanan sambil bergerak maju berlawanan dengna arah jarum jam. Kemudian bergerak menghadap ke arah luar lingkaran, mumutar ke arah kiri, sambil terus bergerak maju sesuai alunan irama musik. Demikian seterusnya sambil sesekali gerakan memutarnya dikombinasikan memutar searah jarum jam. Gerakan kaki dari tarian ini serupa dengan irama tari Cha-cha. Tak ada batasan usia dalam tarian ini, siapapun dapat ikut serta d...
Beberapa hari setelah lahir, seorang bayi mengalami penyembuhan tali pusar (puput). Waktu itu dilaksanakan upacara Maruah Awau, tanda seorang bayi sudah bisa dibawa keluar rumah dan dapat beradatasi dengan lingkungan. Upacara ini sekaligus bentuk pelepasan pantangan yang dilakukan oleh orangtua selama si bayi dalam kandungan. Pantangan dilakukan untuk menghindarkan bayi menderita cacat fisik atau mental. Syarat-syarat upacara Maruah Awau adalah hewan kurban (ayam dan babi), manik-manik (manas) untuk gelang bayi, tambak,behas tawur, sesajen dan lain-lain.
Sebelum melangsungkan pernikahan, yaitu perjanjian nikah. Perjanjian meminang (misek) itu disebut Maja Misek. Maja Misek dimaksudkan untuk membuat ikatan tertulis sebelum memasuki hari pernikahan. Item-item yang disepakati meliputi agama atau keyakinan untuk melangsungkan resepsi pernikahan, waktu dan tempat pelaksanaan pernikahan. serta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki serta sanksi jika pernikahan batal. Syarat-syarat pernikahan yang dituangkan dalam surat perjanjian kawin yaitu jujuran (palaku), sarung atau kain panjang (sinjang entang dan lapik luang), kain hitam (tutup uwan), uang (timbuk tangga), tikar (birang amak), makanan dan minuman (bulau ngandung) tuak (rapin tuak), gong(garantung kuluk pelek), batun kaja, seperangkat alat tidur, seperangkat alat makan dan minum, dan lain-lain. Puncak acara perkawinan adalah resepsi. Namun, sebelum resepsi perkawinan dilaksanakan diadakan penagihan syarat pernikahan sesuai perjanjian kawin yang telah disepakati...
Kerajian seni yang unik dari masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yaitu topeng (sababuka). Topeng ini dibuat untuk Habukung atau Babukung. Motifnya dapat berupa wajah seram atau menakutkan, hidung panjangm mata besarm taring atau gigi tajam dan lidah menjulur. Topeng ini digunakan oleh beberpa orang ketika ada kematian, dam dipakai pada malam hari. Selain menggunakan topeng yang seram dan menakutkan, seseoramg juga menggunaka paakaian compang-camping, sehingga terkesan seperti jin atau hantu. Topeng ini juga dipakai dalam ritual Tiwah. Di Balik fungsinya itu, topeng memiliki nilai seni dan artistik yang tinggi. Bahan topeng biasanya dari kayu gabus atau kayu lunak lainya. Sababuka adalah topeng suku Dayak yang digunakan untuk upacara kematian. Topeng ini dikenakan oleh sejumlah penari yang mengiringi penguburan seseorang.
Manyamei Asun Bulan adalah pengusa bulan. Ia seorang dewa yang memberi penerangan dan mengatur pencahayaan pada malam hari. Dunia atau Bumi yang gelap menjadi terang, sehingga makhluk hidup termasuk manusai dapat beraktivitas. Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang percaya memujanya. Selain menerangi pada malam hari Manyamei Asun Bulan memberi pengawalan atau menjaga manusia, khususnya ketika manusia tidur, supaya tidak diganggu roh jahat (Nyaring Panyalaya). Dewa ini juga mengatur waktu manusia beraktivitas seperti membangun rumah, menikah, menyelenggarakan ritual, dan lain-lain. Untuk melaksanakan berbagai aktivitas tersebut, manusia memperhatikan bulan yang mulai muncul dan menghilang.
Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung. Tiwah merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya Dayak Pedalaman penganut agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak.Nah, yang menariknya lagi ritual tersebut memakan waktu beberapa hari sehingga membutuhkan dana yang cukup besar.
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakan jalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, atau melakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak). Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu su...
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakan jalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, atau melakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak). Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu su...