Gamelan Banjar adalah seni karawitan dengan peralatan musik gamelan yang berkembang di kalangan suku Banjar di Kalimantan Selatan. Gamelan Banjar yang ada di Kalsel ada 2 jenis yaitu versi keraton dan versi rakyatan. Dalam perkembangannya musik gamelan Banjar versi keraton semakin punah. Sementara musik Gamelan Banjar versi rakyatan hingga saat ini masin eksis. Gamelan Banjar keberadaannya sudah ada sejak jaman Kerajaan Negara Dipa pada abad ke-14 yang dibawa oleh Pangeran Suryanata ke Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar dan senjata keris sebagai hadiah kerajaan Majapahit. Pada masa itu masyarakat Kalsel pada waktu itu dianjurkan untuk meniru budaya Jawa. Pasca runtuhnya Kerajaan Negara Daha (1526), ada beberapa pemuka adat yang mengajarkan seni gamelan dan seni lainnya kepada masyarakat. Masa Pangeran Hidayatulla, penabuh-penabuh gamelan disuruh belajar menabuh gamelan di keraton Solo. Dalam hal itu hingga sekarang, baik pukulan dan lainnya menjadi...
*.Deskripsi.* Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia Berbeda dengan arang mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau. Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat kampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, ya...
Radap rahayu, merupakan tari klasik Banjar dalam menyambut tamu agung dan ditarikan dalam upacara perkawinan, para penarinya adalah wanita. Didominasi oleh suara terompet. Gerakan tangan dan tubuh yang dinamis serta pakaian melayu yang berwarna cerah merupakan karakteristik tarian ini. Asal muasal Tari Radap Rahayu adalah ketika Kapal Perabu Yaksa yang ditumpangi Patih Lambung Mangkurat yang pulang lawatan dari Kerajaan Majapahit, ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai Barito, kapal Perabu Yaksa kandas di tengah jalan. Perahu menjadi oleng dan nyaris terbalik. Melihat ini, Patih Lambung Mangkurat lalu memuja "Bantam", yakni meminta pertolongan pada Yang Maha kuasa agar kapal dapat diselamatkan. Tak lama dari angkasa turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap-radap. Akhirnya kapal tersebut kembali normal dan tujuh bidadari tersebut kembali ke Kayangan. Kapal melanjutkan pulang ke Kerajaan Dwipa. Dari cerita ini lahirlah Tari "Radap Ra...
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut : Iris Pudak Kambang Raja Bayam Raja Kulit Kurikit Ombak Sinapur Karang Bintang Bahambur Sari Gading Kulit Kayu Naga Balimbur Jajumputan Turun Dayang Kambang Tampuk Manggis Daun Jaruju Kangkung Kaombakan Sisik Tanggiling Kambang Tanjung SEJARAH SASIRANGANMenurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengan suara seorang wanita, wa...
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut : Iris Pudak Kambang Raja Bayam Raja Kulit Kurikit Ombak Sinapur Karang Bintang Bahambur Sari Gading Kulit Kayu Naga Balimbur Jajumputan Turun Dayang Kambang Tampuk Manggis Daun Jaruju Kangkung Kaombakan Sisik Tanggiling Kambang Tanjung SEJARAH SASIRANGAN Menurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Ranta...
Soto banjar adalah soto khas dari orang Banjar, Kalimantan Selatan, dimana bahan dan cara membuatnya adalah: Resep Soto Banjar Bahan : Bawang Merah (dihaluskan) 20 gram Bawang Putih (dihaluskan) 10 gram Merica sdt Ayam broiler 1 kg Adas secukupnya Kayu manis secukupnya Seledri secukupnya garam secukupnya Gula secukupnya Penyedap secukupnya. Cara Membuat: : 1. Tumis bumbu halusnya hingga harum dan tambahkan air, adas dan kayu manis 2. Masukkan ayam, seledri lalu rebus hingga menjadi kaldu yang bagus dan bening 3. Tambahkan garam gula dan penyedap sesuai selera 4. Sajikan soto banjar dengan soun, potongan kentang tipis, telor dan perkedel, bawang goreng dan daun seledri, sambal serta jeruk nipis. Lokasi Penjual: Depot Soto Bang Amat Alamat: Jalan Banua Anyar No. 6, Benua Anyar, Banjarmasin Timur, Benua Anyar, Kec. Banjarmasin Tim., Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70121 Telepon...
Asal muasal Tari Radap Rahayu adalah ketika Kapal Perabu Yaksa yang ditumpangi Patih Lambung Mangkurat yang pulang lawatan dari Kerajaan Majapahit, ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai Barito, kapal Perabu Yaksa kandas di tengah jalan. Perahu menjadi oleng dan nyaris terbalik. Melihat ini, Patih Lambung Mangkurat lalu memuja " Bantam" yakni meminta pertolongan pada Yang Maha kuasa agar kapal dapat diselamatkan. Tak lama dari angkasa turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap-radap. Akhirnya kapal tersebut kembali normal dan tujuh bidadari tersebut kembali ke Kayangan. Kapal melanjutkan pulang ke Kerajaan Dwipa. Dari cerita ini lahirlah Tari " Radap Rahayu " ( anonim ). Tarian ini sangat terkenal di Kerajaan Banjar karena dipentaskan setiap acara penobatan raja serta pembesar-pembesar kerajaan dan juga sebagai tarian penyambut tamu kehormatan yang datang ke Banua Banjar, upacara perkawinan, dan upacara memalas banua sebagai t...
Bahan 400 gram labu kuning 1 genggam daun melinjo 500 ml santan Haluskan 6 butir bawang merah 3 siung bawang putih 3 buah cabai merah keriting 2 cm kunyit 1 sdt irisan gula merah 1 sdt garam ½ terasi bakar ½ sdt penyedap, bila suka Cara membuat kupas dan potong-potong labu kuning. Sisihkan. Petik-petik daun melinjo, sisihkan. campur santan dengan bumbu halus. Panaskan sampai mendidih. Masukkan labu kuning, masak sambil sesekali diaduk sampai labu empuk dan matang. Masukkan daun melinjo. Aduk dan didihkan sekali lagi. Angkat. Lokasi penjual: Rumah Makan Kaganangan Alamat: Jl. Kelayan B, Kertak Baru Ilir, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70231
Bahan 400 gram udang pacet 1 sdt asam jawa, larutkan dengan 50 ml air 2 sdm minyak untuk menumis Haluskan 6 butir bawang merah 3 siung bawang putih ½ sdt merica butiran 4 butir kemiri, sangrai 1 cm kunyit, sangrai 1 ½ sdt garam 1 sdt gula pasir 2 lembar daun salam 1 batang serai, memarkan 2 cm lengkuas, memakan 5 buah belimbing wuluh, potong-potong 3 buah cabai merah besar, iris serong 200 ml air Cara membuat kupas kulit udang, buang kepalanya dan kerat punggungnya. Aduk bersama air asam jawa. Sisihkan. panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam, serai, dan lengkuas sampai harum dan matang. Masukkan udang, aduk-aduk sampai berubah warna. tambahkan belimbing wuluh, cabai merah besar, dan air. Masak sampai belimbing layu. Angkat, sajikan.