Ulo-Ulo ini merupakan sebuah permainan yang berasal dari Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Jumlah pemain 2 orang atau lebih. Alat yang digunakan untuk permainan ini adalah sebuah kayu dengan bentuk melengkung, pada bagian bawah terdapat 3 buah lobang kemudian dimasukkan tali, di bagian tengah tali tersebut disimpul. Caranya Ulo-Ulo ini diberi benang sehingga terbagi menjadi dua bagian, yaitu sebelah kiri dan kanan. Bagian ulo-ulo yang bulat itu berjumlah lima buah, tapi dari ke lima buah ulo-ulo yang bulat itu tidak berada dalam satu benang yang sama. Dan, tantangan dalam permainan Ulo-Ulo ini adalah bagaimana caranya memindahkan Ulo-ulo yang bulat ke benang yang satunya lagi. Terserah mau ke kanan atau ke kiri. Intinya harus bisa memindahkan ulo-ulo kebagian yang lain. Permainan ini memerlukan kecermatan, yaitu bagaimana supaya anak ulo-ulo dapat dipindahkan kesebelah. Jika dipertandingan maka siapa yang lebih cepat dapat memindahkannya itula...
Kim adalah permainan menggunakan dendang, dan kertas yg berisi nomor acak. Nomor yg dibcakan dr hasil kocokan oleh pendendang akab dicoret. Pemenang adalah yang berhasil mencoret atau nomornya keluar semua. Dan diberikan hadiah.
Bakiak panjang atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Sepasang bakiak minimal memiliki tiga pasang sandal atau dimainkan tiga anak. Bakiak sebenarnya permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Anak-anak dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an, sering dan biasa memainkan bakiak atau terompah panjang ini.
Bakiak panjang atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Sepasang bakiak minimal memiliki tiga pasang sandal atau dimainkan tiga anak. Bakiak sebenarnya permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Anak-anak dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an, sering dan biasa memainkan bakiak atau terompah panjang ini. Bahkan, bakiak panjang ini menjadi salah satu mata acara permainan yang dilombakan dalam 17 Agustusan di tingkat kelurahan dan kecamatan.
Dalam Bahasa Indonesa, Sipak Rago adalah sepak raga. Permainan ini sempat popular di daerah Minangkabau. Banyak yang mengatakan bahwa sipak rago inilah asal mula dari sepak takraw. Sipak rago biasa dimainkan oleh laki-laki. Permainnya akan membentuk lingkaran lalu menyepak bola yang terbuat dari anyaman kulit rotan maupun daun kelapa. Aturan mainnya cukup mudah dimana bola tidak boleh jatuh ke tanah. Sipak rago ini tidak menggunakan jarring seperti sepak takraw. Jarring inilah yang menjadi pembeda sipak rago dengan sepak takraw.
Badia sendiri memiliki arti bedil atau meriam, sedangkan batuang berarti bamboo besar. Badia batuang biasanya akan ramai dimainkan saat bulan Ramadhan. Anak anak akan berkumpul untuk membuat meriam dari bamboo yang besar. Meriam ini akan diberi minyak tanah dan sumbu. Bamboo akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Saat disulut, badia batuang akan menghasilkan dentuman yang keras. Saat ini sulit ditemui anak-anak yang masih bermain badia batuang ini karena anak-anak lebih memilih menyalakan petasan.
Cak bur sering dimainkan oleh anak-anak . nama lain dari permainan ini adalah gala panjang. Kenapa cak bur? Karena permaianan ini harus mengucapkan cak dan bur. Cak bur akan dimainkan oleh dua gelanggang dan biasanya dibuat dengan menarik garis dari atas tanah dengan mukuran 2Ã--2 meter dan dibagi bagi menjadi beberapa kotak. Tidak ada ukuran baku, sebab ukurannya dapat disesuaikan. Kedua tim harus memiliki jumlah anggota yang sama. Dalam permainan ini, satu tim akan berperan sebagai pemain. Tim pemain bertugas untuk melewati kotak-kotak yang ada hingga sampai ke ujung tanpa boleh tersentuh penjaga. Permaianan akan dimulai oleh pejaga paling depan dengan mengucap cak dan diakhiri dengan pemain yang berhasil melewati penjaga dan mengucapkan bur untuk menandai kemenangannya. Permainan akan diulang hingga semua anggota tim berhasil lolos.
Permainan ini biasanya sering di mainkan anak laki-laki saat libur sekolah atau mau lebaran. Sesuai namanya badia-badia batuang, bunyi tembakan batuang nya memang kayak badia (selaras panjang/selongsong). Permainan ini yang sudah sangat jarang di mainkan anak-anak jaman sekarang, mungkin karena memainkan kembang api jauh lebih murah dari pada memainkan batuang (bambu) ini. Cara membuat bambu menjadi badia-badia batuang ini bisa klik disini Walaupun muka hitam karena asap badia-badia batuang, tapi mendengarkan bunyi nya yang keras dan saling adu bunyi pasti bakalan ketagihan memainkan ini.
Bukan tikus-tikus ya. Ntah kenapa nama permainan satu ini jadi mancik-mancik, ada yang tau kenapa? Bahasa Indonesia nya petak umpet, bahasa Inggris nya hide and seek, ntah kenapa bahasa Minang nya mancik-mancik. Permainan ini sih yang paling universal, kapan aja dan dimana aja bisa main nya, tapi sayang anak jaman sekarang jarang main mancik-mancik. Dulu kalo main mancik-mancik pasti ada yang pernah sembunyi di belakang orang yang jaga, dan pas orang yang jaga selesai ngitung langsung deh di tab tembok nya bilang "mancik-mancik", ini ni yang "cadiak buruak" alias gak acih.