Bentuknya sederhana, hanya berupa lempengan batu tanpa kaki yang langsung diletakkan di tanah. Ada beragam model Watumanyoba: lempengan segi empat, persegi panjang, bulat telur dan lainnya. Watumanyoba umumnya digunakan sebagai kuburan para hamba, sehingga sering kali ditemukan bersisian dengan kuburan para raja. http://wisata.dapurselekta.online/2020/12/03/peninggalan-megalitik/
Batu tegak lurus (penji) berhiaskan beragam ukiran. Biasanya merupakan pasangan batu kubur lain, terutama dari jenis Watu Pawa’i. Berfungsi sebagai pernanda arah kepala atau kaki si mayat sekaligus sebagai simbol bangsawan. http://wisata.dapurselekta.online/2020/12/03/peninggalan-megalitik/
Gata-gata adalah sumpit kayu khusus untuk mengambil papeda. Bentuknya mirip garpu tala. Sumpit gata-gata memiliki ujung yang bercabang. Kedua ujung dari sumpit gata-gata akan berfungsi mengikat papeda yang bertekstur lengket dan kenyal.
Abu tungku tungku api memiliki tiga fungsi yaitu: √Mencuci wajan/belanga yang bewarna hitam Kemungkinan karna kandungan abu tungku ini bisa menghilangkan warna hitam pada wajan, masyarakat sering memakai abu tungku dibanding sikat belanga untuk menggosok wajan itu sendiri. Hasilnya benar-benar bersih. √Memasak Nah, ada teknik memasak menggunakan abu tungku. Kebanyakan masyarakat maybrat mengonsumsi keladi, dan cara mereka untuk mengolahnya masih dengan tradisi yang ada. Keladi yang ingin dimasak akan dimasukan didalam abu tungku namun diatas abu tungku tersebut ditumpuk bara api. Keladi yang sudah masak akan diangkat lalu dipukul dengan gata-gata agar abu tadi tidak terlalu menempel dan memudahkan untuk makan keladi tersebut. https://twitter.com/PuBudaya
Motif Awan Larat ini melambangkan kasih sayang dalam persahabatan dan persaudaraan serta sebagai lambang kearifan. https://twitter.com/SayeBudaye
Situs Tohaka adalah sebuah situs megalitikum yang terletak di desa Tori, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Situs ini terletak di atas bukit tohaba yang dikelilingi oleh sungai. Arca ini sendiri berada dalam posisi berdiri miring menghadap kearah selatan denga kondisi arca yang masih utuh, namun bagian badannya pecah, atribut pada bagian wajah sudah tidak kelihatan akibat aus dan permukaan arca ditumbuhi lichen dan lumut di bawah arca ini juga terdapat sebuah batu yang memiliki lubang-lubang dakon sebanyak 18 buah lubang.
Letak lokasi Arca Tanta Duo di tengah sawah milik bapak G. Dadaha dengan koordinat LS. 120° 15′ 3,3″ – BT. 1° 54′ 5,04″ dan berada di ketinggian 779 Mdpl, secara administratif berada di Desa Padangkaia, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Arca tersebut dikenal dengan Tanta Duo atau arca yang menyerupai bentuk kerbau. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/arca-megalitik-kerbau-tanta-duo-lore-selatan/
Nyiru merupakan alat atau perkakas rumah tangga tradisional Jawa Barat yang terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk bulat. Alat ini berfungsi untuk menampi beras, yaitu memisahkan beras dari kulit padi yang masih tersisa, atau kotoran-kotoran lainnya yang masih menempel pada beras. Menampi beras biasanya dilakukan sebelum beras dicuci untuk kemudian dimasak. Nyiru pada umumnya dapat ditemukan di semua wilayah Jawa Barat. Di daerah lainnya nyiru dikenal juga dengan sebutan tampah, tampi, gadang, ataupun badang.