Masyarakat Aceh membagi dapur ke dalam tiga tipe berdasarkan fungsi dan bentuknya. Ketiga tipe dapur tersebut adalah dapur rumah tangga, dapur umum dan dapur produksi. Dapur rumah tangga Dapur rumah tangga berfungsi sebagai tempat mengolah makanan yang diperlukan oleh anggota rumah tangga. Dapur rumah tangga hanya digunakan oleh anggota rumah tangga yang bersangkutan. Selain sebagai ruang untuk memasak makanan sehari-hari, dapur rumah tangga juga digunakan untuk memasak keperluan upacara yang diselenggarakan oleh rumah tangga. Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2612
Masyarakat Aceh membagi dapur ke dalam tiga tipe berdasarkan fungsi dan bentuknya. Ketiga tipe dapur tersebut adalah dapur rumah tangga, dapur umum dan dapur produksi. Dapur umum Dapur umum mempunyai cakupan yang lebih luas daripada dapur rumah tangga. Dapur umum digunakan untuk memasak berbagai keperluan dalam upacara bersama masyarakat Aceh. Keterlibatan para perempuan Aceh dalam dapur umum juga tidak terbatas pada hubungan keluarga atau kekerabatan. Semua orang boleh terlibat dalam aktivitas dapur umum. Oleh karena itu, selain sebagai tempat untuk memasak, dapur umum berfungsi sebagai ruang untuk membangun relasi sosial antaranggota masyarakat. Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2612
Masyarakat Aceh membagi dapur ke dalam tiga tipe berdasarkan fungsi dan bentuknya. Ketiga tipe dapur tersebut adalah dapur rumah tangga, dapur umum dan dapur produksi. Dapur produksi Dapur produksi atau sering pula disebut sebagai dapur perusahaan bersifat komersial dan bernilai ekonomis. Dapur produksi digunakan untuk mengolah makanan atau bahan makanan dengan tujuan komersial. Tidak semua orang bekerja di dapur produksi. Alasan seseorang bekerja di dapur produksi bukan ikatan sosial sebagaimana dalam dapur umum, atau karena sebuah kewajiban seperti dalam dapur rumah tangga, melainkan untuk mendapatkan upah atau bayaran ketika bekerja di dapur tersebut. Eksistensi dapur muncul ketika manusia mulai menemukan api dan mulai mengolah bahan makanan. Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2612
Dapur Orang Bugis Makasar Istilah dapur (tradisional) disini mencakup pengertian dapur sebagai ruang /bangunan, tempat menyimpan peralatan masak dan tempat berlangsungnya kegiatan makan minum. Eksistensi dapur ini timbul bersamaan dengan diketemukannya api oleh manusia. Dapur bagi orang Bugis-Makassar sangat dekat dengan proses dan eksistensi keluarga. Keluarga yang masih “hidup” dapat ditengarai dengan dapur yang masih berasap. Sebaliknya sebuah dapur yang sudah tidak berasap lagi menandakan bahwa keluarga pemilik dapur sudah mati. Dapur tradisional Bugis-Makasar pada umumnya berbentuk segi empat, mengikuti filsafat orang Sulawesi Selatan yang disebut “Sulapa Eppa” yang artinya “Yang dianggap paling sempurna adalah yang bersegi empat”. Bentuk formasi bangunan untuk perletakan tungku ada yang terbuat dari kayu dan ada pula yang diletakkan diatas lantai rumah secara berdampingan. Bangunan dapur tradisional Bugis-Makasa...
Tungku masak yang digunakan kebanyakan masih menggunakan tiga batu yang diatur diatas lantai yang sudah diberi pasir atau tanah. Dalam satu dapur bisa berderet dua sampai tiga buah tungku. Bila masih memerlukan tungku lagi, dibuatlah tungku yang terpisah dengan dapur yang disebut dapo (Bugis) atau palu (Makasar) yang mudah dipindah-pindahkan. Sumber: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=234556916642189&id=174778575953357
Tungku masak yang digunakan kebanyakan masih menggunakan tiga batu yang diatur diatas lantai yang sudah diberi pasir atau tanah. Dalam satu dapur bisa berderet dua sampai tiga buah tungku. Bila masih memerlukan tungku lagi, dibuatlah tungku yang terpisah dengan dapur yang disebut dapo (Bugis) atau palu (Makasar) yang mudah dipindah-pindahkan. Di beberapa daerah di Sulawesi bagian Selatan, palu yang mempunyai bentuk seperti perahu dengan tiga tatakan sangat dominan dipakai. Sedangkan untuk wilayah utara cukup bervariasi, diantaranya: formasi tiga batu, bentuk silinder, dua besi panjang sejajar, dan lain sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, dapur tersebut bergeser ke ruang belakang dan dibuatkan bangunan tambahan khusus dibagian belakang atau bagian sebelah kiri bangunan induk. Bangunan khusus untuk dapur ini disebut Jongke atau Bola Dapureng. Sumber: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=234556916642189&id=174778575953357
Jongke ini merupakan tempat pelaksanaan kegiatan penyediaan makanan dan minuman keluarga atau tamu, serta tempat untuk menyimpan makanan dan peralatan masak. Sumber: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=234556916642189&id=174778575953357
Bola Dapureng ini merupakan tempat pelaksanaan kegiatan penyediaan makanan dan minuman keluarga atau tamu, serta tempat untuk menyimpan makanan dan peralatan masak. Sumber: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=234556916642189&id=174778575953357
Suku Sunda mendiami Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Tungku atau di sunda lebih dikenal dengan nama "Hawu" Ini adalah alat untuk memasak ( kompor ) yang terbuat dari tanah liat atau tumpukan batu bata. Bahan bakar untuk memasak yang digunakan adalah kayu bakar. Tungku masih banyak juga yang menggunakan, terutama untuk daerah pedalaman yang penduduknya masih tergolong kurang mampu. Sumber: http://www.artikelmateri.com/2016/10/alat-memasak-dapur-tradisional-dan-fungsinya-gambar.html