Peti Mati ini adalah peti mati khas orang Nias. Sumber : http://andalas-comunity.blogspot.com/
Tulang dukun peramal Batak terbuat dari tulang rusuk kerbau, pada tulang ini terdapat ukiran kalajengking, katak , ular, dan berbagai simbol batin. Sumber : http://tano-batak.blogspot.com/
Bros ini merupakan salah satu perhiasan yang terdapat di Karo Sumatera Utara. Sumber : http://cgi.ebay.com.my/ws/eBayISAPI.dll?ViewItem&item=180269959738
Menhir adalah peninggalan ratusan tahun yang lalu yang berada di desa adat Ono Hondro Nias.
Mural di dinding dan tiang gereja Khatolik Bintang laut G. Sitoli menggunakan idiom-idiom Nias dalam kisah tentang Yesus. Sumber : http://andalas-comunity.blogspot.com/
Cincin Batak ini terbuat dari kuningan, pada depan cincin ini berbentuk seorang pahlawan yang sedang menunggangi kuda. Sumber : http://tano-batak.blogspot.com/
Orang Toba Batak Sumatera Utara membuat wayang canggih (si angin kencang-angin kencang atau dikenal si gale-gale) menguasai sistem kompleks tali dan pengangkat yang membolehkan mereka merapatkan cara tata hidup. Si angin kencang-angin kencang(si gale-gale) dulu memainkan tugas sangat penting di beberapa upacara funerarya. Ketika seorang meninggal jiwanya menjadi jiwa leluhur. Untuknya atau jiwanya akan memiliki jajaran yang sama setelah kematian bahwa orang mempunyai hidup, anak almarhum mesti melakukan yang upacara funerary. Jika orang meninggal tanpa anak, si angin kencang-angin kencang dibuat sebagai tiruan untuk melakukan yang perlu funerary ritual. Kalau dipakai, golek diletakkan di muka, akhir sebuah kotak datar yang panjang dengan tali, menjadi dalang, yang berada di di belakang kotak, menguasai boneka dari suatu jarak, memberi khayal bahwa bilangan ialah menghidupkan diri. Dengan cermat dipermainkan oleh dalang, si angin kencang-angin kencang dapat melakukan semua...
Perhiasan emas gadis nias ini sekarang disimpan di Museum Pusaka Nias. Sumber : http://matakumatamu.multiply.com/
Ornamen Boraspati Pintu masuk (pintun jambur) sapo (rumah tempat menyimpan beras) di tanah Karo biasanya diberikan ornamen ukiran 3-dimensional cicak. Dalam tradisi mitologis dan kepercayaan batak, cicak terkait pada penggambaran: Boraspati ni Ruma, penjaga rumah dan lambang kesuburan Boraspati ni Tano, dewa kesuburan Biasanya dekorasi motif berbentuk cicak juga menjadi bagian dari ukiran gorga dalam ornamentasi arsitektural rumah tradisional Batak. Yang ditunjukkan pada berkas-berkas di bawah ini merupakan peninggalan-peninggalan dari abad 19 M.