Langai disebut juga "langit jantung". Masing-masing bahagiannya terdiri dari, mata langai, boh langai, klah, neugo atau go langai, eh, yok, aneuk yok, taloe linggang, talo sinthak. Ini adalah salah satu peralatan pertanian tradisional di Aceh. Digunakan untuk mengolah dan menggemburkan tanaj, bajak ini ditarik oleh kerbau atau sapi.
Sebuah alat seperti tas untuk mengangkut padi. Biasanya terbuat dari anyaman kelapa dan iboh.
Sejenis alat untuk menangkap ikan. Terbuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil (+- 1 cm). Kemudian disusun dan di ikat dengan tali rotan, dan berbentuk bulat panjang, tetapi makin ke ujung sempit dan runcing. Pada bagian dekat pangkal terdapat lubang tempat masuk ikan. Sindekhen ini merupakan alat perikanan khas Aceh Tenggara.
Bube Pureh Jok dan Bubu tandok sejenis alat penangkap ikan yang biasa digunakan untuk menangkap ikan di sungai. Alat menangkap ikan ini terbuat dari bambu yang dibelah-belah lalu disatukan/diikat dengan rotan halus hingga berbentuk bulat panjang. Bagian bawah di tutup dengan anyaman bambu, bagian atas yang terbuka ditutup dengan tempurung kelapa. Pada bagian samping agak kebawah terdapat pintu/lubang tempat masuk ikan.
Sebuah alat untuk menangkap ikan. Terbuat dari bambu yang dipotong-potong sepanjang 66 cm, lalu disusun dan diikat dengan rotan, sehingga berbentuk menyerupai bubu. Digunakan untuk menangkap ikan di rawa-rawa.
Disebutkan keterampilan mengukir kayu awalnya dipelajari masyarakat aceh dari orang Arab. Motif jenis ini biasanya diukirkan pada rumah dan meunasah bagian kap (bara), dinding (binteh), balok miring bagian kap (indreng) dan tulak angen. Di mesjid, motif seperti ini biasanya dipakai menghiasi mimbar.
Sepotong kayu berukiran bungong (bunga), daun ( suluran) dan putar tali (tambang). Tema motif ini berhubungan dengan lingkungan alam, seperti flora, fauna, awan, bintang, bulan. Ukiran biasanya dipasang pada tangga (reunyeun), dinding (binteh), balok miring pasa bagian kap (indreng), dan jendela (tingkap) pada rumah dan meusanah. Di Mesjid, ukiran biasanya ditempatkan di tiang bagian atas, balok-balok kap (bara), dan mimbar serta pada dinding ruangan antara loteng dan kubah.
Sepotong kayu berukiran bungong (bunga), daun ( suluran) dan putar tali (tambang). Tema motif ini berhubungan dengan lingkungan alam, seperti flora, fauna, awan, bintang, bulan. Ukiran biasanya dipasang pada tangga (reunyeun), dinding (binteh), balok miring pasa bagian kap (indreng), dan jendela (tingkap) pada rumah dan meusanah. Di Mesjid, ukiran biasanya ditempatkan di tiang bagian atas, balok-balok kap (bara), dan mimbar serta pada dinding ruangan antara loteng dan kubah.
Di temukan tahun tahun 1977 oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di kandang Gunongan. Lempengan Emas ini berbentuk dasar segitiga dengan tepian yang melengkung/lekuk. Bentuk ini menyerupai bebungaan dan ragam hias lain khas Aceh. Lempeng Emas ini merupakan hiasan keranda Sultan Iskandar Tsani yang ditemukan pada ekskapasi arkeologi di Kandang Gunongan Banda Aceh.