Deskripsi: Sulam bordir karancang palang yang dibubuhi mute-mute.
Deskripsi: Sulam bordir karancang palang dilengkapi dengan teknik sulam uter, dihiasi pula oleh mute-mute.
Deskripsi: Taplak meja dengan pinggiran karancang dan anyaman bilik atau gedeg.
Deskripsi: Anyaman karancang dengan warna lembut berbentuk bundar.
Deskripsi: Anyaman sulam karancang Anyaman sulam karancang yang dasar kainnya seolah hilang digantikan oleh sulaman bordir menutup seluruh permukaan taplak meja yang berbentuk oval.
Anyaman sulam karancang Anyaman sulam karancang yang dasar kainnya seolah hilang digantikan oleh sulaman bordir menutup seluruh permukaan taplak meja yang berbentuk oval.
Wuluku bentuknya seperti palu besar dan dibuat dari kayu. Wuluku memiliki fungsi untuk membajak sawah, biasanya menggunakan kerbau sebagai penariknya. Wuluku yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Bajak adalah salah satu perkakas pertanian untuk menggemburkan tanah sebelum melakukan penanaman dan penaburan benih, juga merupakan salah satu alat paling sederhana dan berguna dalam sejarah. Tujuan utama dari membajak adalah untuk membawa tanah bagian dalam yang subur ke permukaan. Wuluku (Bajak) biasanya ditarik oleh seekor kerbau. Walau demikian, di beberapa daerah di negara miskin dan berkembang, bajak ditarik oleh kuda. Sedangkan, di negara-negara maju, sudah dipergunakan mesin bajak bertenaga bahan bakar fosil.
Wanda topeng ini dekat/ hampir sanada dengan Rumyang. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok Rumyang memang dianggap sama dengan Adipati Karna. Hanya saja hiasan pilis yang biasa melingkar di kedua sisi pipi Rumyang tidak ada di kedok ini. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakai kedok ini yaitu dengan digigit. Di sisi belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Bagian inilah yang digigit penari. Topeng ini biasa digunakan dalam pertunjukan Wayang Wong Cirebon. Adipati Karna adalah sosok ksatria yang karakternya tegas, angkuh, namun bermoral. Dalam kisah Adipati Karna a...
Kedok Punakawan Bagal Buntung ini hanya setengah wajah hingga menampilkan mulut penggunanya. Berfungsi memudahkan pemain memberikan selingan lucu/bodoran dalam cerita. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Punakawan sendiri pada umumnya mewarnai cerita dengan selingan-selingan yang menghibur. Tokoh Punawakan Cirebon: Semar (ayah punakawan), Gareng, Dewala, Cungkring, Bagong, Pegal Buntung, Ceblok, Wiradota, dan Sekar Pandan. Di kedok ini, alis digambar tipis, sederhana, dengan hidung yang relatif besar. Ketika mewarnai dialog, cara bicara bagal buntung agak jelas/pelo. Kedok Punakawan pada umumnya berwanda jenaka.