Sebanyak enam teks Naskah kuno yang diambil dari berbagai wilayah di Minangkabau ini berlatar teks-teks abad ke-19 dan awal abad ke-20, yang berkarakter tasauf dan berpadu dengan kultur dan khazanah lokal, sehingga membentuk identitas keislaman lokal yang pernah diberlangsungkan pada kurun waktu lampau. Dalam pengerjaan edisi dari keenam teks ini, editor menemukan sedikit kendala, terutama menyatukan bagian halaman-halaman teks yang memang secara umum tidak tersusun secara teratur. Selain itu, dalam sejumlah lembar naskah jimat dan mantra, ditemukan istilah dan nama-nama yang tidak lazim lagi pada masa sekarang, sehingga untuk mengidentifikasi dan mencari maknanya diperlukan waktu sedikit lebih lama. Selebihnya berkaitan dengan kondisi naskah yang sudah usang, sehingga terdapat bagian-bagian teks yang tidak terbaca lagi. Untuk hal itu, tentu tidak dapat dipaksakan. Dalam hal ini editor menawarkan bacaan berupa rangkaian huruf-huruf yang diasumsikan merepresentasikan teks dan dileta...
Tulisan ini merupakan hasil studi terhadap kitab Daqaiq al-Huruf karya Abdurrauf Singkel. Kitap dimaksud berbicara tentang hakikat wujud, hakikat insan, dan cara mengenal hakikat dari wujud Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Kitab tersebut, sebagai bagian dari khasanah pernaskahan nusantara, menyimpan makna dan dimensi yang sangat luas karena merupakan produk dari sebuah tradisi panjang yang melibatkan berbagai sikap budaya masyarakat dalam periode tertentu. Naskah-naskah di Nusantara, baik yang ditulis dalam bahasa Arab, Melayu atau Minangkabau di Sumatera Barat, menyimpan banyak informasi dan pengetahuan berharga yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui corak ajaran, dinamika, perkembangan, dan bentuk serta sistem pendidikan ruhaniyahnya. Kitab Daqaiq al-Huruf merupakan karya Abdurrauf yang ditulis dalam bahasa Arab serta merupakan buah tangan seorang shufi yang sangat fundamental. Kitab Daqaiq al-Huruf menjadi referensi utama bagi para pengikut thariqat SyathÄriyah khusu...
Sebuah tonggak terpancang dalam sejarah perkembangan kebudayaan umat manusia dengan ditemukannya tradisi tulis. Tonggak ini menjadi amat penting mengingat ia telah membawa kebudayaan umat manusia ke dalam babak baru, yaitu babak sejarah. Masa sebelumnya lazim disebut sebagai masa prasejarah (prehistori). Melalui tradisi tulis, berbagai pengalaman manusia direkam dan "diawetkan"; sehingga dapat diwariskan kepada generasi pelanjutnya. Sebelumnya berbagai pengalaman hidup manusia maupun aspek-aspek kebudayaan lainnya direkam di dalam ingatan manusia dan diturunkan secara lisan melalui tradisi lisan. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7494/
Naskah asli Syair Selindung Delima berada di Universitas Leiden, Belanda. Naskah ini ada sejak tahun 1850, berarti naskah ini berumur 163 tahun.
koleksi gambar diambil dari https://digital.soas.ac.uk/AA00001483/00001?search=indonesian
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CRB2013_TRK_36 ROTASI GAMBAR 90�LKK_CRB2013_TRK_36 1 / 139StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_PDG2013_PDG02 ROTASI GAMBAR 90�LKK_PDG2013_PDG02 1 / 59StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_PDG2013_PDG03 ROTASI GAMBAR 90�LKK_PDG2013_PDG03 1 / 26StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_PDG2013_PDG04 ROTASI GAMBAR 90�LKK_PDG2013_PDG04 1 / 102StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta