1.686 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Mengenal Candi Muaro, Jambi
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jambi

Membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batang Hari, situs ini belasan kali lebih luas dari Candi Borobudur, dan dianggap sebagai yang terluas di Indonesia. Kompleks percandian ini diperkirakan didirikan antara abad 4 hingga 11, dan diyakini sebagai salah satu pusat pengembangan Agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Diperkirakan terdapat minimal 80 reruntuhan bangunan kuno di mana sembilan di antaranya telah dibuka dan dilakukan pelestarian secara intensif, antara lain Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo. Selain itu juga terdapat kanal-kanal yua yang mengelilingi kompleks ini. Legenda Kompleks Candi Muaro Jambi. Dahulu kala, Raja Datuk Paduka Berhala diminta oleh Putri Pinang Masak untuk membuat kompleks candi setinggi langit dalam semalam. Kesal karena gagal, raja menendang candi hingga berserakan dan membentuk candi-candi kecil. Festival Muaro Jambi Dengan makin ra...

avatar
Obie Clinton
Gambar Entri
Sejarah dari Gunung Padang
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Pertama kalinya disebutkan oleh seorang Belanda pada 1914, Gunung Padang di Kampung Cimanggu, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka ini bukanlah hal asing bagi penduduk setempat yang telah mengetahui keberadaanya selama ribuan tahun. Disebut sebagai situs megalitik terbesar di Asia Tenggara, sekilas tempat ini hanya berupa serangkaian teras dengan dinding pembatas dan tangga di antaranya. Diperkirakan umur situs ini jauh lebih tua dari Piramida Giza, dan diyakini bahwa situs ini bukanlah gunung, melainkan bangunan berbentuk mirip piramida yang terkena timbunan debu vulkanik. Sementara penduduk setempat percaya bahwa gunung berbentuk punden berundak yang memiliki luas sekitar 900 meter persegi ini dulunya merupakan tempat bertapa Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran, sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak bersama kerajaannya.   Sumber: pesonaIndonesia/JawaBarat

avatar
Obie Clinton
Gambar Entri
Prasasti Ciaruteun
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Prasasti ini berasal dari zaman pemerintahan Raja Purnawarman yang merupakan batu peringatan adanya suatu kerajaan yang berasal dari masa Tarumanegara. Diperkirakan prasasti ini sudah ada sejak tahun 450 M, bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa sansekerta yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah "ini (bekas) dua kaki, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Tarumam raja yang gagah berani di dunia". Prasasti ini memang bergambar sepasang pedatala (jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan yang berfungsi mirip tanda tangan seperti jaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung tersebut jelas menunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan kekuasaannya. Batu tulis Ciaruteun ditemukan oleh N.W. Hoverman pada tahun 1683. Lokasi Prasasti sekarang sudah berpindah dari lokasi pada waktu ditemukan, yaitu sisi selatan sungai Ciaruteun.

avatar
Nadyaakd
Gambar Entri
Jenis kelamin Sosial Bugis
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Selatan

Pertama, Burane (Saugeng) dimana burane ini merupakan lelaki sejati yang bertingkah laku layaknya laki-laki, misalnya ketika pagi hari pergi ke sawah menggarap sawah dan melakukan aktifitas yang yang biasa. Kedua, Makkunrai (Awiseng) dimana Makkunrai ini merupakan perempuan sejati yang bertingkah laku layaknya perempuan pada umumnya, misalnya memasa di dapur. Ketiga, Calalai (Balaki) atau sering disebut perempuan palsu, dimana Ia biasanya melakukan aktifitas yang dikerjakan oleh laki-laki, seperti memanjat kelapa, menunggang kuda. Keempat, Calabai (Bencong) atau sering disebut lelaki palsu, dimana biasanya melakukan aktifitas yang dikerjakan oleh perempuan. Dan yang Kelima adalah Bissu, bissu ini buka lelaki dan bukan perempuan, Mereka dulunya mendapat tempat yang khusus di dalam pemerintahan suatu kerajaan seperti merawat pusaka kerajaan (Arajang), Sangro. Sampai saat ini mereka masih ada di Sigeri dan biasa memimpin acara Mappalili.

avatar
Zulengka_tangallilia
Gambar Entri
Prasasti Pamwatan
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Pamwatan dikeluarkan oleh raja Airlangga melalui Mahamantri I Hino Sri Samarawijaya. Dikeluarkan pada tahun 964 C / 1042 M dan bahan batu andesit. Menurut beberapa penelitian arkeologi yang pernah dilakukan terhadap prasasti tersebut sebelum hilang, menyebutkan tentang bagian atas prasasti yang bertuliskan kata DAHANA(PURA) dalam aksara kwadrat Kediri. Sehingga muncul analisa yang memperkirakan jika wilayah Pamotan dan sekitarnya adalah pusat Kota Dahanapura yang merupakan ibukota kerajaan Airlangga di akhir masa Pemerintahannya 964 C / 1042 M . Peninjauan di lokasi sekitar prasasti pada area/radius sekitar 1 KM juga menunjukkan adanya pecahan artefak-artefak kuno dan serakan batu bata kuno berukuran besar, terutama disekitar pekuburan yang terletak 200-300 m di sebelah utara lokasi prasasti. Ditinjau dari letaknya, prasasti ini berada di sebelah selatan kali Lamong yang di perkirakan sebagai batas dari kerajaan panjalu dan jenggala. Prasasti ini jika kita hubungkan den...

avatar
Farrihnabhan
Gambar Entri
Prasasti Patakan
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Patakan ditemukan di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, dan diperkirakan dibuat pada abad 11 M (masa pemerintahan Raja Airlangga). Prasasti ini terbuat dari batu andesit tinggi 104 cm, lebar atas 90 cm, lebar bawah 80 cm, tebal 24 cm, dan menggunakan huruf Jawa Kuno. Prasasti ini sekarang menjadi koleksi Museum Nasional dengan No. Inventaris D.22. Prasasti ini mengisahkan tentang adanya bangunan suci yang didirikan di Desa Patakan, sehingga daerah Patakan diresmikan menjadi sima karena harus memelihara bangunan suci Sanghyang Patahunan. *** Sumber : http://kekunaan.blogspot.com/2012/07/prasasti-patakan.html?m=1

avatar
Farrihnabhan
Gambar Entri
Serat Pandhita Raib
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Manuskrip "Serat Pandhita Raib" merupakan karya Kyai Sastradiwangsa. Ditulis di atas kertas dluwang gendhong, yaitu kertas yang dibuat dari kulit kayu yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Naskah bertema Sejarah Islam ini menceritakan tentang pertempuran Nabi Muhammad dengan seorang pendeta Agama Yahudi bernama Pandhita Raib dari Negeri Kebar. Penyebab pertempuran ini, sang pendeta berupaya mempengaruhi penduduk Kebar agar menjauh dari Islam dan memurtadkan mereka ke dalam ajaran Yahudi. Pada akhir pertempuran sang pendeta digambarkan menyerah kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Penulisan karya sastra ini nampak diinspirasi oleh konflik antara umat Islam dengan kaum Yahudi yang tinggal di sekitar oasis Khaibar, sekitar 150 km dari Madinah. Selain itu naskah ini juga membahas tentang sifat-sifat Nabi Muhammad. Juga terdapat bagian dimana Nabi Muhammad dikisahkan sedang menyampaikan ajaran kepada putrinya, Fatimah tentang kewajiban ibadah dan tugas wanita muslimah terutama...

avatar
Farrihnabhan
Gambar Entri
Serat Pandhita Raib
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Manuskrip "Serat Pandhita Raib" merupakan karya Kyai Sastradiwangsa. Ditulis di atas kertas dluwang gendhong, yaitu kertas yang dibuat dari kulit kayu yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Naskah bertema Sejarah Islam ini menceritakan tentang pertempuran Nabi Muhammad dengan seorang pendeta Agama Yahudi bernama Pandhita Raib dari Negeri Kebar. Penyebab pertempuran ini, sang pendeta berupaya mempengaruhi penduduk Kebar agar menjauh dari Islam dan memurtadkan mereka ke dalam ajaran Yahudi. Pada akhir pertempuran sang pendeta digambarkan menyerah kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Penulisan karya sastra ini nampak diinspirasi oleh konflik antara umat Islam dengan kaum Yahudi yang tinggal di sekitar oasis Khaibar, sekitar 150 km dari Madinah. Selain itu naskah ini juga membahas tentang sifat-sifat Nabi Muhammad. Juga terdapat bagian dimana Nabi Muhammad dikisahkan sedang menyampaikan ajaran kepada putrinya, Fatimah tentang kewajiban ibadah dan tugas wanita muslimah terutama...

avatar
Farrihnabhan
Gambar Entri
Serat Yusuf
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Serat Yusuf boleh dikatakan sebagai manuskrip tertua yang dimiliki oleh Museum Radya Pustaka. Koleksi ini ditulis pada jaman Keraton Kartasura atas perintah Kanjeng Ratu Balitar, permaisuri Pakubuwana I (r. 1703-1719) dengan maksud untuk menyelamatkan suksesi cucunya sehingga bisa menjabat sebagai Pakubuwana II (1726-1749). Penulisnya adalah seorang abdi dalem Pamijen kasepuhan ketika menjaga gerbang Keraton Kartasura. Naskah ini ditulis dengan menggunakan aksara Jawa pada tahun 1729. Terdiri dari 206 halaman dengan ukuran 34Ã--26 cm. Kertas yang digunakan adalah dluwang gendhong. Pada bagian awal naskah terdapat iluminasi dengan yang dibuat dengan tinta warna hitam, merah, dan keemasan. Serat Yusuf ini isinya bercerita tentang kisah Nabi Yusuf yang dipetik dari kitab suci Al Quran.

avatar
Farrihnabhan