Perkembangan Tenun Siak bermula ketika Siak diperintah Sultan Said Syarif Ali, sekitar tahun 1800, ketika usaha kerajinan tenun ini mulai dikenal luas. Pada masa lalu ada seorang bernama Encik Siti binti E. Wan Karim yang berasal dari Trengganu, yang tenunannya menggunakan benang sutera, katun dan emas. Tenunan itu sangat disenangi oleh kalangan istana. Ia mengembangkan motif tradisional dan ciptaan baru sehingga dikenal dan disukai kembali setelah agak terlupakan. Hingga kini, penenun Siak dianggap lebih teguh mengembangkan corak asli Melayu, yaitu pucuk rebung, awan larat, bunga cengkih, tampuk manggis, semut beriring, siku keluang, dan itik pulang petang.
Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Pulau Sumatera yang terdiri atas 2.408 pulau. Provinsi yang beribukotakan Kota Tanjung Pinang ini terdiri atas 5 kabupaten (Bintan, Karimun, Anambas, Lingga, dan Natuna) serta 2 kota (Batam dan Tanjung Pinang). Meskipun Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia, Kepulauan Riau memiliki cukup banyak budaya asli yang masih diakui masyarakat setempat, salah satunya adalah Batik Gonggong. Dari namanya sendiri sudah terlihat bahwa Batik Gonggong merupakan perpaduan dari 2 unsur yang merupakan kebanggaan Indonesia, yaitu Batik sebagai motif kain warna warni khas Indonesia dan gonggong, jenis siput bercangkang unik yang hidup di laut. Mengapa gonggong? Gonggong merupakan salah satu kuliner seafood khas Kepulauan Riau, mengingat Provinsi ini mayoritasnya adalah pulau dengan akses laut langsung. Gonggong biasanya disajikan dengan cara direbus/steam, kemudian Anda dapat mengeluarkan daging dari cangkangnya untuk...