Kain Sutra Bugis ditenun dari benang yang dihasilkan dari ulat sutra atau kokon sebagaimana masyarakat setempat menyebutnya. Sarung sutra bugis pada awalnya hanya digunakan sebagai padanan baju bodo (pakaian tradisional Sulawesi Selatan). JIka kita perhatikan, sarung sutra bugis memiliki motif kotak-kotak yang berbeda-beda. Beda ukuran kotak mengandung arti yang berbeda. Dahulu, motif kotak-kotak ini menjadi petunjuk apakah seorang bugis sudah menikah atau belum. Kotak berukuran kecil dengan warna cerah dinamakan motif Ballo Renni . Motif ini dipakai oleh wanita yang belum menikah. Sedangkan kotak berukuran lebih besar dengan warna merah terang atau merah keeemasan dinamakan motif Balo Lobang . Motif ini digunakan pria bugis yang belum menikah. Selain dua motif tersebut, ada juga beberapa motif sarung sutra bugis lainnya.
Motif batik ini melambangkan keuletan, kesabaran dan kesadaran masyarkat dan Pemerintah Majalengka, dalam bahu-membahu bersama-sama untuk membangun daerah, dengan landasan hati tulus – iklas, penuh dengan rasa tanggung jawab, didukung dengan rasa solidaritas yang tinggi, rasa cinta kasih yang dalam, selaras dan berkesinambungan (tanpa diskriminasi serta interversi). Digambarkan dengan motif; seorang wanita berparas cantik, tegar dan segar, dengan rambut panjang yang menjalar ke berbagai arah, dihiasi oleh taburan bunga melati dengan disisipkan 3 (tiga) simbol daun cinta. sumber : http://batikmajalengka.blogspot.com/2014/05/motif-nyi-rambut-kasih.html
Motif ini dibuat dengan konsep untuk mengingat, menghargai atau menghormati, mentauladani dari para leluhur (perintis) Majalengka, dalam hal prilaku baik, semangat juang, dedikasi yang kuat, dan langkah-langkah lainnya yang positif sebagai warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Simbar kencana diambil dari nama seorang (leluhur Majalengka). Seorang ratu yang cantik jelita, lincah, gesit, cerdas, lungguh dan mempesona. Ratu ketika itu meminpin kerajaan Talaga Manggung atau Sindangkasih (cikal bakal terbentuknya nama Majalengka). Simbar Kencana adalah lambang kemulyaan, kecerdasan, keberanian, kebijaksanaan, keadilan dan kejayaan Majalengka. Motif yang didesain dalam bentuk Batik cirri khas Majalengka yang diambil dari simbol-simbol artefak sejarah leluhur Majalengka ini, di dalamnya terdiri dari beberapa gambar (motif), seperti motif khas Pajaj...
Melambangkan kuatnya hembusan do’a yang dipanjatkan kehadirat Allah SWT, oleh segenap masyarakat dan pemerintah Majalengka. Do’a dipanjatkan tiada henti dari 8 arah mata angin, tak kenal ruang dan waktu, bagaikan angin Majalengka yang bertiup kencang, tak kenal waktu dan musim. Demi terwujud maksud – tujuan (cita-cita bersama), “Gemah Ripah Repeh Rapih Sindangkasih Sugih Mukti Kartaraharja”. Angin majalengka perlambambang penolak bala dan gambar (motif) 8 (delapan) penjuru mata angin melambangkan ; kekuatan, keperkasaan, kewibawaan, keteguhan, ketegaran, ketangguhan, kesigapan, dan keberanian masyarakat dan pemerintah Majalengka dalam berkeputusan, mengambil langkah-langkah jitu. sumber: http://batikmajalengka.blogspot.com/2014/05/motif-kota-angin.html
Motif Buah Gedong Gincu ini perlambang sebuah pengharapan yang besar dari pengharapan pemerintah Majalengka, agar tetap selalu diberi karunia alam yang subur, sehingga terus bisa eksis bertani (berkebun) dan diharapkan tumbuh subur berbagai pepohonan, khususnya pohon mangga gedong gincu, yang merupakan salah satu unggulan dari hasil bumi Majalengka bagian dari penunjang tumbuh berkembangnya ekonomi kerakyatan di bidang argo, demi mewujudkan cita-cita bersama; Majalengka yang Religius, Maju dan Sejahtera. Digambarkan dengan motif buah gedong gincu yang bergaris lingkaran tiga buah. Sedang gambar (motif) yang berbentuk sayap, ukel, akar dan garis kotak (empat persegi panjang) melambangkan dengan tekad bulat masyarakat Majalengka berserta pemerintah yang terus menerus berkesinambungan, tak kenal lelah (tak kenal putus asa), tak berpamrih untuk terus berjalan, bergerak dalam menegakkan cita-cita luhur bersama terseb...
Motif batik ini dibuat sebagai perlambang rasa syukur yang dalam kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah banyak di limpahkan kepada masyarkat dan pemerintah Majalengka, yang salah satunya adalah bahwa di Majalengka memiliki berbagai potensi perikanan yang baik, berdaya guna dan berhasil guna. Yang sudah barang tentu merupakan aset daerah yang dapat dibanggakan, dapat dirasakan manfaatnya bagi kepentingan, keuntungan segenap masyarakat dan pemerintah Majalengka. Melambangkan pula masyarakat dan pemerintahan Majalengka yang dinamis, berprinsip, berdedikasi, berprestasi, bergerak terus untuk berkembang (maju) bersatu padu dalam kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita luhur, serta menjunjung harkat dan martabat kemanusian. Gambar (motif) ikan yang berjumlah 5 yang sedang menari mengelilingi bunga mekar berbentuk l...
Kain ini menjadi salah satu kain khas Desa Sad'an , Malimbong Tobarana, Kabupaten Toraja Utara. Kain yang dibuat dengan kombinasi warna-warna cerah ini menjadi buah tangan khas Toraja yang diminati wisatawan. Inilah Paramba, salah satu kain yang sudah mulai langka keberadaannya. Untuk membuat kain ini tidaklah mudah. Diperlukan waktu yang cukup lama membuat paramba dengan menggunakan alat tenun tradisional. Teknik-teknik pembuatannya pun lumayan sulit, benang-benang dengan warna cerah ditarik secara bergantian diantara bilah-bilah kayu. Selain berbentuk kain, paramba juga dibuat dengan aneka bentuk seperti tempat tissue, dan tempat perhiasan. Kain ini dijual dengan harga yang bervariasi Rp. 45.000 sampai jutaan rupiah, semua tergantung dari ukuran, bentuk dan juga lama pembuatannya. Kain paramba menjadi salah satu warisan leluhur yang sudah mulai langka keberadaannya. Mulai sedikitnya pengrajin yang mengerjakan kain ini menjadi salah satu faktor kain ini l...
Kain kebat namanya. Kain tenun ini biasa dipakai oleh masyarakat Suku Dayak Iban di Kalimantan Barat. Kain ini menjadi salah satu pakaian mewah yang biasa digunakan pada upacara-upacara kebesaran . Para penenun dari Suku Dayak Iban sering menggunakan pola asimetris pada kain kebat . Selain itu, mereka juga sering menggunakan motif-motif alam, seperti tanaman dan hewan. Harga kain kebat sangat bervariasi. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Kualitas kain serta kerumitan motif sangat menentukan harga sehelai kain kebat . Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/keindahan-aneka-kain-tenun-tradisional-suku-dayak-iban
Kekhasan kain tenun ini adalah pada warna-warna terang dan cerah. Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/keindahan-aneka-kain-tenun-tradisional-suku-dayak-iban