Batik Yogyakarta motif nitik sebenarnya berasal dari pengaruh luar negeri yang berkembang di pantai utara laut Jawa, sampai akhirnya berkembang pula di pedalaman menjadi suatu motif yang sangat indah. Pada saat pedagang dari Gujarat datang di pantai utara pulau Jawa, dalam dagangannya terdapat kain tenun dan bahan sutera khas Gujarat. Motif dan kain tersebut berbentuk geometris dan sangat indah, dibuat dengan teknik dobel ikat yang disebut “Patola” yang dikenal di Jawa sebagai kain “cinde”. Warna yang digunakan adalah merah dan biru indigo. Selain terdiri dari bujur sangkar dan persegi panjang, Nitik dari Yogyakarta juga diperindah dengan hadirnya isen-isen batik lain seperti, cecek (cecek 7, cecek 3), bahkan ada juga yang diberi ornamen batik dengan memasukkan Klowong maupun Tembokan, sehingga penampilannya baik bentuk dan warnanya lain dari motif Jlamprang Pekalongan. Batik yogyakarta motif nitik ...
Pura Pakualaman adalah sebuah istana kecil Kadipaten Paku Alaman. Awalnya Wilayah Pakualaman merupakan bagian dari Kesultanan Yogyakarta. Pada tahun 1813 Kesultanan dibelah menjadi Kesultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman sebagai akibat persengketaan antara Kesultanan Ngayogjakarta dengan Letnan Gubernur Jendral Inggris Thomas Stamford Raffles. Pangeran-Pangeran Paku Alam bertakhta dari tahun 1813 hingga tahun 1950, ketika pemerintah menyatukan kadipaten ini dengan kesultanan Yogya sebagai sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi. Kadipaten Pakualaman secara administratif terlepas dari kekuasaan kesultanan Yogyakarta. Dari sejarah tersebut maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur budaya kedua istana itu memiliki banyak kesamaan. Termasuk juga di dalamnya corak batik. Kcraton di kedua wilayah pembatikan ini. Gaya pola dan warna pada Batik Pura Pakualaman mulai berubah sejak Sri Paku Alam VII mempersunting putri Sri Susuhunan Paku Buw...
Motif Batik Ceplok terdapat pada desain meliputi berbagai desain geometris, sering didasarkan pada mawar melingkar, bintang atau bentuk kecil lainnya, membentuk pola secara keseluruhan simetris pada kain. Pada dasarnya, batik motif ceplok adalah pengulangan Motif Geometrik. Bentuknya bisa persegi hingga modifikasi wajik atau bunga. Bidang ceplok tersebut dapat diisi berbagai ragam hias berupa flora atau fauna. Batik Ceplok Gembira Loka merupakan batik yang berpola kawung yang merupakan karya KRAy. Hastungkoro , istri Sultan Hamengku Buwono IX. Batik jenis ini pertama kali dipublikasikan oleh Drs. GBPH. H. Yudhaningrat, MM yang merupakan putra dari KRAy. Hastungkoro pada acara “Pameran Batik Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman” pada tanggal 28-30 April 2012, dua setengah tahun yang telah berlalu. Motif batik “Ceplok Gembira Loka” yang mempunyai makna: Gembira berarti senang, Loka berarti tempat sehingga dapat dimenge...
Pada awalnya, motif batik keraton sangat eksklusif. Rakyat biasa tidak diperkenankan untuk memakai motif ini karena yang boleh memakai hanya Sultan dan keluarganya saja. Namun belakangan, peraturan tersebut dicabut dan rakyat biasa sudah boleh memakai motif ini. Diantara penyebab eksklusifnya motif ini adalah karena penemu motif awalnya adalah putri-putri keraton Yogya sendiri yang notabene masih anggota keluarga Sultan. Sebenarnya, sangatlah banyak model baju batik yang dimiliki oleh Keraton Yogya, namun yang di gambar ini adalah yang paling populer. https://satujam.com/motif-batik-indonesia/
Satu lagi sentra batik yang tersohor hingga ke mancanegara. Batik Yogyakarta selalu mengangkat motif dengan dominasi warna hitam, cokelat, dan putih. Motif yang terkenal dari jenis batik ini adalah tambal, pamiluto, parang kusumo, dan truntum. Ide motif pada batik ini umumnya bersumber dari sosok manusia atau hewan. Filosofi batik ini tak lain adalah mengenai nilai-nilai moral. Sumber : https://fnrbatik.com/motif-batik/
Makna filosofis : Wahyu = Anugrah, Tumurun = Turun. Dengan menggunakan kedua kain ini, kedua pengantin diharapkan mendapatkan anugrah Tuhan YME berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapatkan petunjuk-Nya. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Makna filosofis : Agar si pemakai terlihat luwes dan serasi. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Makna filosofis : Tirta = Air, Teja = Cahaya. Agar si pemakai terlihat lebih bercahaya. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Makna filosofis : Agar si pemakai terlihat serasi dan mendapatkan banyak rejeki. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/