Bahan benang sutera dan benang mas. Ragam hias bunga lotus, meander dan pucuk rebung. Digunakan oleh pengantin wanita sewaktu upacara adat.
Bahan kain katun, benang emas, moci, kaca dan serat nenas. Ragam hias pucuk rebung, bunga, tempelan kaca, moci, gelombang air, binatang singa laut dan ubur-ubur. Digunakan untuk upacara adat.
Bahan benang sutera alam. Ragam hias pohon hayat, selang-seling, stupa, lajur, pilin, pucuk rebung, perahu bercadik, manusia dan gajah. Digunakan sebagai alas nampan, penutup atau pembungkus makanan, mas kawin atau alas kepala bayi saat potong rambut.
Bahan benang katun, benang mas, moci, kaca dan serat nenas. Ragam hias pucuk rabung, pilin, tempelan moci, sulur, batang, binatang, taburan kaca, dan kelopak daun bunga. Digunakan oleh wanita pada saat acara Lampung Pepaduh.
Bahan benang kapas, benang mas dan moci. Ragam hias pucuk rebung, dan belak ketupat. Digunakan pada saat acara adat.
Kain dibuat dari daerah Bode, Cirebon. Ia terbuat dari benang katun. Digunakan biasanya oleh kaum pria.
Kain dari Juntinyuat, Indramayu. Bahan benang katun, tenun polos, ragam hias dengan teknik songket dan sulam Awalnya digunakan sebagai kain gendongan. Pada perkembangannya digunakan untuk dekorasi.
Bahan katun, digunakan sebagai selendang pelengkap busana wanita, juga biasa dijadikan kain gendongan pada saat nyambungan. Dibuat pada masa evakuasi menjelang kemerdekaan RI, tahun 1942. Ragam hias kotak-kotak, lambang keselamatan.
Sebutan bagi model kain jaman dulu, digunakan sebagai kelengkapan upacara penghormatan pada Dewi Sri (Dewi Padi), biasa di gantung di atas padaringan dan saung sawen. Ada 5 corak: (1) merah bergaris putih (motif kembang limus) (2) hijau berstrip kuning (3) kuning berstrip merah (4) putih (boeh) (5) hitam (merong)