Batik khas Pekalongan, motif Jlamprang :
Batik khas Surakarta, motif Parang Bali :
Batik khas pekalongan, motif Dewa-dewa :
Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) DIPASTIKAN akan mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya warisan dunia ASLI INDONESIA pada Oktober 2009 mendatang di Perancis. Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman di Surakarta, Selasa (2/6/2009).“Butuh waktu tiga tahun untuk pengajuannya,” katanya. Sebelumnya, wayang dan keris juga telah mendapat pengakuan yang sama dari UNESCO beberapa waktu lalu. “Enam negara yang merupakan perwakilan dari UNESCO telah melakukan pengkajian terhadap budaya batik,” kata Tjetjep. Setelah melakukan kajian serta verifikasi selama tiga tahun, akhirnya terdapat pengakuan terhadap budaya batik sebagai budaya MILIK INDONESIA.“Penetapannya...
Yirrkala, Batik Kolaborasi Warga Aborijin dan Pekalongan Bermotif lukisan kulit pohon yang digambar seniman Aborijin, Yirrkala terinspirasi dari sebuah lagu yang bercerita tentang nenek moyang sang seniman. Batik ini dibuat bekerjasama dengan pembatik tradisional Pekalongan, Jawa Tengah. Nawurapu Wununmurra melukis Yirrkala di atas kulit kayu pohon 'Bark' karena terinspirasi lagu Yolngu yang menceritakan kisah pelaut Makassar yang selalu berkunjung ke kampungnya, Arnhem Land, di wilayah utara Australia. Nawurapu adalah seorang seniman Aborijin berusia 63 tahun dan diyakini memiliki hubungan nenek moyang dengan orang Makassar. Batik Yirrkala dibuat oleh pengrajin batik dari pekalongan berdasarkan lukisan yang dibuat oleh Nawurapu. Lagu dan lukisan Nawurapu yang dituangkan dalam motif batik menggambarkan keterkaitan sejarah antara pelaut atau pedagang asal Makassar dengan warga Aborijin Australia. Hubungan antara pedagang Makassar dengan warga...
Kain lurik dengan motif garis-garis vertikal memanjang merupakan salah satu nama besar yang lahir dari salah satu kecamatan di sudut Kabupaten Klaten yang bernama Pedan. Dulu menurut cerita, lurik menjadi salah satu primadona. Industri Lurik Pedan pernah sangat berjaya kala itu, sekitar tahun 1950an hingga akhirnya terpuruk karena serbuan kain-kain dengan warna memikat serta murah. Setelah beberapa masa terpuruk, kini lurik mulai menggeliat. Program Lurikisasi yang diusung Pemkab Klaten dengan mengeluarkan kebijakan agar karyawan Pemkab Klaten mengenakan lurik Pedan sebagai seragam pada hari Kamis tentu saja bukan hanya bisa mengangkat kembali nama lurik, tapi juga potensi ekonomi lokal. Kain Lurik Pedan dibuat dengan menggunakan bahan benang katun yang ditenun dengan alat tenun tradisional (ATBM). Sedangkan untuk proses pewarnaan dimulai dari benangnya, sehingga setelah benang ditenun sempurna maka warna kain depan dan belakang adalah sama. Corak-corak dari lurik sendiri cende...
BATIK SIDO DRAJAT Batik Sido Drajad atau Drajat dipakai oleh besan ketika upacara pernikahan. Cara pemakaian batiknya juga memiliki nilai pendidikan tersendiri. Bagi anak-anak, batik dipakai dengan cara sabuk wolo. Pemakaian jenis ini memungkinkan anak-anak untuk bergerak bebas. Secara filosofi, pemakaian sabuk wolo diartikan bebas moral, sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas, belum dewasa, dan belum memiliki tanggung jawab moral di dalam masyarakat. Ketika beranjak remaja, seseorang tidak lagi mengenakan batik dengan cara sabuk wolo melainkan dengan jarit. Panjang jarit yang dipakai memiliki arti tersendiri. Semakin panjang jarit, semakin tinggi derajat seseorang dalam masyarakat, dan semakin pendek jarit, semakin rendah pula strata sosial orang tersebut dalam masyarakat. Bagi orang dewasa, pemakaian batik memiliki pakem yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, wiru diletakkan di sebelah kiri. Sedangkan pada perempuan, wiru diletakkan...
Dijuluki Kota Batik, pekalongan memiliki batik dengan corak yang khas dan variatif, yaitu batik tradisional yang motif utamanya berupa tumbuhan pada bahan dasar kain bewarna putih, serta batik modern yang merupakan campuran dari berbagai motif. Untuk melihatnya, bisa mengunjungi museum batik yang berada di jalan Jetayu Pekalongan. Menempati gedung kuno peninggalan kolonial Belanda, museum ini mengoleksi batik Pekalongan dari tahun 1800an hingga sekarang, selain juga batik keraton dan batik dari seluruh Nusantara. Di museum ini juga bisa belajar membatik dengan bimbingan dari para instruktur. sumber: pesonaIndonesia/Jawatengah
Batik Solo Sido Asih Secara filosofis Sidoasih memiliki makna kehidupan manusia yang penuh dengan kasih sayang. Melambangkan kehidupan yang harmonis untuk mencapai kentraman dunia maupun di akhirat. Makna dari motif Batik Solo yang satu ini merupakan harapan agar manusia memiliki rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama. Motif Sidoasih sama dengan motif Batik Solo kebanyakan yang juga dikenakan pada upacara perkawinan. Sidoasih biasanya menjadi busana malam pengantin. Motif ini mengandung doa agar kehidupan rumah tangga pasangan tersebut selalu dipenuhi dengan kasih sayang, saling mencintai, dan keromantisan. Disisi lain, batik Solo sido asih memiliki bentuk geometris berpola segi empat. Motif ini memiliki arti keluhuran. Dengan menggunakan motif ini berarti pengguna mengharapkan kebahagiaan hidup. Motif Sido asih dikembangkan setelah masa pemerintahan SISKS PB IV di kerajaan Surakarta.