Kain batik bermotif slobok memegang peranan penting dalam daur hidup masyarakat Jawa. Motif Slobok biasa digunakan dalam upacara kematian. Konon slobok berarti longgar. Sehingga diharapkan orang yang telah meninggalkan dunia diberikan kelonggaran atau kelapangan dan kemudahan saat menghadap Sang Pencipta. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-slobok-1510a002
Motif nitik sendiri sebenarnya timbul karena adanya inspirasi dari kain tenun sutra dari India yang bernama patola, dan di Jawa, khususnya Yogyakarta disebut dengan kain Cinde. Awalnya para pedagang dari Gujarat membawa kain tersebut ke Pantai Utara Jawa sehingga di Pekalongan dikenal dengan nama kain jlamprang . Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-cap-nitik-solo-1504c013
Motif ceplok adalah motif yang di dalamnya terdapat gambaran-gambaran pada bidang segi empat, lingkaran, dan segala variasinya. Karenanya motif ceplok termasuk dalam motif geometris. Ornamen di dalamnya menggambarkan sekar (bunga) yang sering terdapat dalam motif batik. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-cap-ceplok-sekar-kontemporer-1607a018
Batik beragam hias Parang adalah termasuk motif garis miring yang secara geometris tertata dan beraturan. Kelompok Parang Rusak terdiri dari berbagai ukuran. Parang berarti perang melawan hawa nafsu jahat dan mempunyai makna agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya sehingga dapat berperilaku luhur. Motif ini terdiri dari ornamen Lidah api dan Blumbungan (Mlinjon). Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-parang-kontemporer-1606a008
Motif beras tumpah dari Cirebon ini memiliki penamaan yang hampir serupa di beberapa daerah. Daerah Tegal menyebutnya dengan "beras mawur" , di Kebumen motif ini disebut sebagai "beras wutah" , sementara di Lasem disebut dengan "beras utah" . Motif beras tumpah tidak hanya menggambarkan masyarakat agraris tetapi juga melambangkan kemakmuran, kehidupan dan rezeki yang melimpah. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-beras-tumpah-1604a006
Motif Pelangi merupakan ragam hias kontemporer yang mulai dikembangkan di daerah Laweyan, Solo. Motif Pelangi ini menggambarkan keindahan warna-warni yang ada pada pelangi. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-pelangi-1510a033
Lung-lungan yaitu motif non geometris yang ornamen utamanya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Terkadang ornamen tumbuh-tumbuhan ini dipadukan juga dengan binatang udara. Lung-lungan sendiri berarti tunas atau kuncup yang menjalar. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-lung-lungan-1510a034
Batik pesisir banyak dipengaruhi oleh tumbuhan dan hewan yang hidup di sekitar masyarakat. Salah satu tumbuhan yang menginspirasi para pembatik adalah pohon toge. Motif getoge ini merupakan gambaran dari pohon toge. Namun karena diucapkan dengan aksen Madura, maka nama motif ini menjadi getoge. Dalam batik ini juga terlihat ornamen udang yang beraneka warna. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-cap-udang-getoge-1504a012
Lung-lungan adalah motif non geometris yang ornamen utamanya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Lung-lungan sendiri berarti tunas atau kuncup yang menjalar. Selain motif lung-lungan, kain batik ini juga dihiasi oleh ragam hias cecekan. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-lung-lungan-1602a003a