Kota Solo masih sangat lekat dengan budaya Jawa. “The Spirit of Java” merupakan slogan yang dimiliki kota ini yang menunjukkan sebuah tekad mengakar untuk melestarikan budaya Jawa. Selain dikenal dengan kekentalan adat Jawa, Solo juga dikenal sebagai ikon batik. Motif Batik Solo yang dihasilkan pun beragam dan akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya dari artikel ini. Bahkan Batik Solo kini lebih populer melalui lini produsen Batik Keris yang sudah merambah pangsa pasar luar negeri. Tidak mengherankan jika Batik Solo menjadi salah satu tujuan yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan ketika berkunjung ke kota Surakarta hadiningrat. Untuk wisata Batik Solo dapat melakukannya di kampung Batik Laweyan, juga kawasan kampong batik Kauman. Kampung Laweyan merupakan sentra atau pusat kegiatan batik bermula, kegiatan membatik sudah menjadi budaya sehari-hari bagi masyarakatnya, dan biasanya diturunkan da...
nama motif batik ratu-ratih ini sebenarnya diambil dari kata “ Ratu-Patih ” yang menyiratkan arti bahwa seorang raja pada satu pemerintahan didampingi oleh seorang patih atau perdana menteri yang berusia yang masih terlalu muda menurut sudut pandang waktu tersebut. Motif batik solo ratu-ratih ini memiliki sebuah gambaran suatu kemuliaan dan sinergi antara pengguna kain batik tersebut dengan alam sekitarnya, Kain batik tulis ini mulai dibuat dan dikembangkan pada masa pemerintahan Raja SISKS PB VI pada tahun 1824. Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-bondet/
Batik Solo Bokor Kencana , merupakan sebuah motif batik geometris yang memiliki pola dasar berbentuk lung-lungan yang bermakna harapan, keagungan, serta kewibawaan. Motif ini untuk pertama kalinya dibuat untuk dikenakan PB XI. Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-bondet/
Dahulu para lelaki juga memakai batik yang memiliki pesan dan filosofi yang bersifat ksatria. Motif dari Yogyakarta, yaitu motif Satria Wibawa. Dari namanya saja kita sudah bisa menyimpulkan bahwa batik tersebut memiliki karakter yang menggambarkan seseorang yang gagah perkasa dan memiliki perawakan dan perwatakan yang baik dan mulia. Ditambah lagi, motif Satria Wibawa memiliki pewarnaan khas Yogyakarta yang menunjukkan bagaimana kekuatan yang besar yang tersimpan di dalam batik tersebut. Motif belah ketupat dengan empat sudut geometris ini memang terlihat gagah dan elegan untuk dipakai. Memiliki warna gelap dengan sgan yang tidak terlalu kekuningan semakin menambah energi yang ada pada batik tulis tersebut, dan sekarang mungkin semakin langka untuk didapatkan. Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-motif-batik-klasik-satria-wibawa/
Dalam berbagai motif batik , motif parang adalah salah satu motif yang sangat tua. Dengan berbagai macam klasifikasi tersendiri motif parang merupakan motif yang elegan dan mewah. Disamping itu motif ini merupakan salah satu motif klasik yang bisa dipadukan dengan motif batik lain. Kata Parang berasal dari Pereng atau lereng atau tebing yang memiliki bentuk garis diagonal sebagaimana yang ada dalam motif batik ini. Motif parang tetapi memiliki ukuran yang lebih ringkas dan rapi, terlihat lebih kecil daripada motif parang lainnya Banyak digunakan oleh ksatria yang memiliki perawakan halus dan bijaksana, salah satunya adalah kembar Nakula dan Sadewa dalam tokoh pewayangan memakai motif batik jenis ini Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-motif-batik-parang-klithik-ringkas/
Motif Parang Centong atau juga disebut Centung merupakan ragam hias Parang yang memiliki bentuk seperti centong (alat mengambil nasi). Ada juga yang berpendapat bahwa parang centong (centung) artinya “wis ceta macak” (sudah pandai merias diri), sehingga sangat cocok dikenakan oleh wanita dewasa. Jika ditilik dari arti kata sudah pandai merias diri, maka motif batik ini sangat cocok untuk wanita yang sudah menginjak dewasa, sehingga dia akan lebih terlihat cantik. Motif batik ini biasanya banyak dipakai untuk menghadiri acara pesta pernikahan dan juga digunakan untuk acara Pitonan, yakni upacara tujuh bulanan pada janin saat hamil. Pada motif ini, ragam hias parangnya memiliki bentuk seperti centong. Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-parang-centung-centong-hias/
Sawat, motif ini sangat sering sekali bisa ditemui karena banyak orang memakai baju batik dengan motif ini. Sawat berarti melempar. Pada zaman dulu, orang Jawa percaya dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini mempunyai senjata yang disebut wajra atau bajra, yang berarti pula thathit atau kilat. Senjata pusaka tersebut digunakan dengan cara melemparkannya atau Jawa: nyawatake. Bentuk senjata Batara Indra tersebut menyerupai seekor ular yang bertaring tajam serta bersayap (Jawa: mawa lar). Kegunaan : Busana Daerah dan Di gunakan untuk dipakai di acara resmi. Makna Filosofis : Bila dipakai menjadikan suatu wibawa Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-latar-putih-cantel-sawat-gurdo/
Kegunaan : Busana Daerah dan Digunakan untuk dipakai di acara resmi Filosofi : Orang yang memakai menunjukkan kewibawaan Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-batik-motif-klitik-busana-daerah/
Share Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang pengaplikasiannya bisa kita jadikan gaya fashion etnik. Padu padan batik pun sering kita kenakan di acara-acara resmi dan pesta. Kesan mewah dan elegan yang ditimbulkan oleh goresan motif batik menambah kekhasan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO ini. Tapi jangan asal pilih batik guys. Setiap motif batik klasik mengandung makna-makna filosofis masing-masing. Ternyata nggak semuanya bisa pas digunakan waktu kondangan dan acara pernikahan. Ada motif batik yang melambangkan duka cita dan sering digunakan untuk melambangkan kematian. Wah, jangan dipakai buat kondangan kalau yang ini. Motif klasik ini melambangkan sebuah semangat hidup dan gairah. Mengenakan motif batik ini juga bisa berarti merestui kedua pengantin untuk menjalani hidup bersama serta mendoakannya agar langgeng. Jadi mengenakan bati...