Motif Merak yang berhadap-hadapan ini di daerah Indramayu disebut dengan Motif Batik Merak Berunding, meski motif ini menggambarkan sepasang merak yang berhadap-hadapan, tapi pola ekornya tidak melengkung dinamis seperti merak ngibing, melainkan digambarkan dalam bentuk ekor yang lebih lurus-lurus. Kesan statis terlihat dalam motif merak ini, dan motif ini juga dinamakan “merak berunding” yang lebih serius menggambarkan budaya musyawarah untuk mencapai mufakat. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-merak-berunding/
Seperti namanya, batik Cirebon dengan aliran keraton memang terinspirasi dari keraton Cirebon, mulai dari bangunan dan ragam hias yang ada di dinding-dinding keraton, artefak-artefak kerajaan, sampai taman-taman yang mengelilingi keraton. Batik keraton yang terinspirasi dari taman keraton disebut dengan motif Taman Arum, artinya taman yang harum (fragrant garden). Banyak variasi motif Taman Arum yang berkembang, salah satunya adalah Taman Arum Sunyaragi. Batik Taman Arum Sunyaragi terinspirasi dari situs Taman Air Sunyaragi (Tamansari Sunyaragi) yang terletak di kelurahan Kesambi, Sunyaragi, kota Cirebon. Di dalam area cagar budaya ini terdapat Goa Sunyaragi yang dulu digunakan sebagai tempat istirahat dan meditasi bagi sultan-sultan Keraton Kasepuhan dan keluarganya. Tamansari Sunyaragi juga merupakan tempat bagi para pembesar dan prajurit Keraton Kasepuhan untuk bertapa guna meningkatkan ilmu kanuragan. Sumber:&nbs...
Dalam khazanah batik Cirebon dengan aliran keraton, dikenal motif yang mengadaptasi naga Cina yang diberi nama motif Naga Seba. Tetapi meskipun motif Naga Seba ini mengadaptasi ragam hias naga Cina, naga Cirebon ini digambarkan sebagai naga yang memiliki sayap. Bentuk Naga Seba juga disamarkan dengan gambar-gambar daun dan wadasan (ragam hias yang berbentuk batu karang). Naga Seba yang bersayap ini dianggap sebagai perpaduan antara naga dan paksi (burung garuda) yang juga merupakan hewan yang terdapat pada Kereta Paksi Naga Liman (Keraton Kanoman) dan Kereta Singa Baron (Keraton Kasepuhan), Cirebon. Sumber: https://infobatik.id/batik-cirebon-batik-bermotif-keraton-cirebon-naga-seba/
Motif batik ini ditandai dengan ornamen bunga dan dedaunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok secara penuh, misalnya adalah Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, dan Banyak Angrum Sumber: https://infobatik.id/batik-cirebon-ciri-khas-motif-batik-cirebon-byur-bunga/
Motif batik menampilkan lukisan pohon atau rangkaian bunga yang lengkap, sering dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, dan Kembang Terompet Sumber: https://infobatik.id/batik-cirebon-batik-cirebon-pangkaan-buketan/
Salah Satu Motif Taman Arum Yang Juga Dikenal Dalam Khazanah Batik keraton Cirebon adalah Motif Taman Teratai. Seperti namanya, Taman Teratai menggambarkan kolam di Keraton Kasepuhan Cirebon yang penuh berhiaskan bunga teratai. Yang menarik dari Motif Taman Teratai ini adalah dalam desainnya tidak hanya menampilkan unsur bunga teratai sebagai ragam hias utama, tetapi di dalamnya juga terdapat ragam hias kereta kencana Keraton Kasepuhan: Paksi Naga Liman, yang disamarkan. Gajah (liman) disamarkan pada bentuk wadasan (ragam hias berbentuk batu karang), naga disamarkan pada batang, dan paksi pada burung. Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-keraton-cirebon-taman-teratai/
Sebagai salah satu daerah tempat pusat perkembangan agama Islam di Jawa adalah Kota Cirebon yang kaya dengan tradisi-tradisi bernuansa Islami. Salah satu keseniaan yang sampai sekarang masih sering dipertunjukkan adalah kesenian Buroq. Satu bentuk seni yang awalnya diperkenalkan oleh Sunan Gunung Jati sebagai sarana silaturahmi ketika beliau mengajak masyarakat berkumpul sambil memberikan dakwah Islam. Buroq adalah “hewan bersayap” yang disebut dalam Al Quran sebagai tunggangan Nabi Muhammad SAW ketika melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Cerita mengenai buroq ini dikembangkan dalam imajinasi berupa hewan berbentuk kuda bersayap dengan kepala wanita cantik yang berkerudung. Dalam perkembangannya, kesenian buroq ini menjadi sebuah pagelaran untuk kirab diyakini mulai dikembangkan pada tahun 1934 oleh seniman bernama abah Kalil di Desa Kalimoro, kecamatan Babakan, Cirebon. Kesenian buroq digunakan sebagai arak-arakan untuk acara khitanan, khata...
Batik Macan Ali ini cukup memiliki kesamaan yang hampir serupa dengan batik Banjar Balong. Keduanya memiliki tipe motif yang hampir sama yang secara keseluruhannya memberikan satu-kesatuan pola batik yang indah. Filosofi dan nilai dari batik ini pun juga hampir sama dimana keberadaan pohon hayat sebagai simbolisme penyeimbang dan penghubung yang perlu dijaga. Keberadaan hubungan secara vertikal antara batin kita dengan TuhanNya dan keberadaan hubungan secara horizontal batin kita dengan alam semesta dan lingkungannya. Sumber: https://infobatik.id/batik-macan-ali/
Batik Banjar Balong memiliki tata susun dengan posisi yang telah tertera pada bagian penjelasan memberikan konotasi tentang keberadaan pohon hayat. Pohon hayat yang terdapat di tengah yang diapit oleh kanan-kiri sepasang lar (Motif Garuda), samping atas kana-kiri dan dilingkupi meru, menandakan akan keberadaan simbolisme pohon hayat yang terjaga ketat. Terdapat dua simbolisme pohon hayat. Secara struktur Motif Pohon Hayat yang tengah melingkupi 6 Motif Pohon Hayat memberikan konotasi filosofi tentang cermin hubungan dan keseimbangan yang berlapis. Sehingga, Motif Pohon Hayat ini perlu dijaga secara mikrokosmos (batik kita yang terlukis sebagai pohon hayat pada posisi tengah) dan secara makrokosmos (alam semester dan lingkungannya yang terlukis sebagai pohon hayat bagian yang melingkari). Pada Batik Banjar Balong juga terdapat Motif Seekor Burung Garuda. Terdapat bentuk simbolik garuda ini diilhami oleh mitos Hinduisme, yaitu bu...