Sawat berarti hiasan penganten di pelaminan maupun dalam pesta tarian adat yang berbentuk menyerupai sayap atau kupu-kupu, dipasang di lengan tangan bagian atas. Sawat yang berbentuk mahkota dipasang di atas kepala penganten. Dahulu, pasangan penganten di Daerah Babadan dan Panganjang diarak diiringi aksi tarian, musik dan atraksi seni rakyat. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-penganten/
Motif Batik Rama menggambarkan bentuk mahkota segitiga kerajaan yang mirip dengan mahkota pengantin Jakarta. Pada zaman dahulu, mahkota ini banyak dipakai pada upacara pernikahan adat di desa Babadan dan Panganjang yang merupakan daerah pembatikan. Pengantin diarak oleh keluarga dan warga sekitar diiringi tari tarian khas daerah. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-rama/
Motif Batik Rajeg wesi diambil dari bahasa Jawa yang artinya pagar yang terbuat dari besi. Dipahami setiap rumah atau pekarangan yang dipagar apalagi terbuat dari besi itu maknanya adalah pengamanan yang kokoh. Rumah yang diberi pagar besi dimaksudkan agar bisa memberi rasa aman pada penghuni di rumah tersebut. Rasa nyaman dan aman menjadi suatu bentuk kebutuhan hidup manusia. Agar ia tak terganggu oleh binatang liar, oleh mahluk jahat, oleh berbagai macam bahaya yang mengancam. Oranamen khas rajeg wesi dihiasi oleh motif ikan sesuai dengan daerah pesisir Indramayu. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-rajeg-wesi/
Motif Sawat Biskuit menggambarkan perpaduaan antara sawat dan biskuit yang cukup familiar dipergunakan pada acara tertetu di masyarakat. Kata sawat berarti sayap, simbol sawat ini sering dijumpaik di kerajaan-kerajaan dahulu yang dipakai sebagai mahkota atau simbol kekuasaan. Sedangkan biskuit adalah salah satu jenis makanan yang dahulu ditemui pada acara-acara tertentu saja, seperti hari besar dan perayaan tertentu saja. Biskuit pada zaman itu menjadi makanan mewah yang hanya disajikan pada acara adat pernikahan rakyat Indramayu dimana pengantin dipakaikan sawat/mahkota pada lengan tangannya. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-biskuit/
Motif Batik Obar-abir pembuatannya terisnpirasi dari diangkatnya kejadian ombak laut yang cukup besar pada saat angin kencang sehingga para pelaut berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri dan akhirnya terdampar di Pantai Tirtamaya yang dulu namanya pantai Balongan karena disana ditemukan balong yang gede, airnya cukup dingin padahal ditepi pantai. Di dalamnya banyak dijumpai biota laut antara lainnya binatang laut, rumput laut, karang laut dan lain sebagainya. Sampai kini balong tersebut masih tetap dipelihara, maka Desa tersebut dinamakan Desa Balongan, Desa Kilang Minyak. Motif Obar-abir adalah motif dasar yang dilambangkan sebagai ombak lautan yang tersusun rapi dan berkejar-kejaran menuju pantai pasir. Motif ini dilengkapi dengan isenan (isi) yang terdiri dari keanekaragaman flora dan fauna pesisir Indramayu. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-obar-abir/
Motif Sawat Pentil Kuista merupakan kombinasi antara gambar sawat dan pohon kuista yang banyak dijumpai peduduk dalam acara kenduri pada waktu itu. Sawat adalah mahkota penganten yang dipasang di kedua tangan diatas siku. Kuista adalah sejenis pohon yang banyak tumbuh disekitar Desa Babadan, Centigi dan Rambatan, buahnya bulat seperti bola, kulitnya keras, warnanya krem kecoklat-coklatan, rasa buahnya pada saat mentah sangat hambar dan ketika matang rasanya manis,biasanya dibuat sirup campolay dan rujak. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-pentil-kuista/
Motif Batik Perang Teja menggambarkan peperangan antara rakyat Indramayu melawan serdadu Belanda yang terjadiu sepanjang pinggiran kali Cimanuk Desa Penganjang sampai Babadan. Banyak tentara Belanda yang berjaga-jaga mengawasi penduduk pribumi terutama kaum lelaki. Bahkan terjadi penggeledahan ke rumah-rumah penduduk untuk mencari kapal-kapal milik pribumi, padahal kapal-kapal tersebut tersebut sudah dikumpulkan di Pulau Nila dengan alasan disana dilindungi oleh sesepuh Ki Singub yang sakti. Dengan strategi perang gerilya, penduduk menyerang Belanda di malam hari dan karena Belanda tidak menduga adanya serangan tersebut, maka banyak sekali serdadu belanda yang tewas. Akhirnya atasan serdadu Belanda memanggil prajurit yang lain meniupkan terompet. Dengan kemarahan yang membabi buta serdadu menyerang dan menyiksa warga pribumi bahkan tidak segan-segan memperkosa perempuan pribumi untuk mencari tahu keberadaan suami mereka. Atas dasar kejadian itu maka d...
Motif Batik Kereta Kencana adalah salah satu gambaran seni di zaman dahulu, kereta menjadi simbol dari kekuasaan, kemegahan, kebijaksanaan, kebangsawanan, menggambarkan puncak pencapaian tujuan. Motif ini melambangkan kendaraan khusus para jendral untuk meninjau kampung-kampung ketika berkeliling di sepanjang wilayah Indramayu Utara, karena anggapan mereka basis Masyumi berada di daerah Babadan dan sekelilingnya. Sesampainya disana mareka berteriak sambil meniupkan slompret sebagai pertanda waktu alarm yang tujuannya untuk mengangkat harta pribumi untuk perbekalan Belanda. Istilah sekarang garong di malam hari. Itulah kisah kekejaman penjajah yang digambarkan dalam motif batik ini. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-kereta-kencana/
Batik Indramayu Motif Manuk Bengkuk menggambarkan keanekaragaman kehidupan fauna di sekitar pantai Indramayu, dimana banyak burung di pinggir pantai untuk mencari makan. Burung berwarna putih dan berleher panjang biasa ditemui di rawa-rawa dan pantai Indramayu. Burung bengkuk menjadi salah satu bagian fauna yang menginspirasi para pembatik dalam berkarya dan menuangkan dalam sehelai kain Batik Tulis Indramayu. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-manuk-bengkuk/