Ciri yang menonjol pada batik Indramayu adalah langgam flora dan fauna yang diungkap secara datar, banyak bentuk lengkung, dan garis yang meruncing (ririan), berlatar putih, warna gelap, dan banyak titik yang dibuat dengan teknik complongan jarum , serta bentuk isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Latar belakang kehidupan nelayan dan petani menjadi ciri dan identitas batik Indramayu .
Batik Sumedang mulai dipopulerkan pada pertengahan tahun 90an. Motif batik Sumedang diantaranya: motif Lingga, Kembang Boled, Hanjuang, Klowongan Tahu, Mahkota (Siger) Binokasih, dan Pintu Srimangganti. Semua motif tersebut terinspirasi dari sejarah kerajaan yang pernah ada di Sumedang, Geusan Ulun. Disamping itu, terdapat motif-motif yang dipengaruhi budaya lokal daerah Cirebon, Yogyakarta, Solo maupun Pekalongan. Seperti Ragam Hias “Taburan Merica”, “Taburan Beras”, dan “Merak Ngibing”.
Motif Batik yang dikembangkan melalui wirausaha di desa Paoman Indramayu. Motifnya mengedepankan warna cerah khas pesisiran. Indramayu sebenarnya sudah memulai tradisi Batik sejak abad ke 13. Motif ini adalah salah satu motif yang mengangkat tema fauna, yaitu burung Merak.
Batik Ganasan Subang merupakan seni batik yang muncul belakangan oleh inspirasi dan kekayaan seni serta alam yang bukan saja memiliki keindahan semata tetapi juga sarat dengan nilai-nilai luhur serta falsafah hidup. Corak pada batik ganasan mengambil bentuk-bentuk seperti Nanas/Ganas, Wisma Karya, Baobab/Kitambleg, dan sebagainya yang memberikan simbolisasi akan kehidupan masyarakat Subang, Jawa Barat. Workshop/Showroom Batik Ganasan: Jl. Raya Cicadas - Binong No. 13, Subang 41253
Motif Kain Batik Banji Nama “Banji” berasal dari kata-kata tionghoa “Ban” berarti sepuluh , dan “Dzi” yang artinya ribu , perlambang murah rejeki atau kebahagiaan yang berlipat ganda. melihat atau mendengar nama ini, maka dapat diperkirakan bahwa pola ini masuk ke dalam seni batik sebagai pengaruh budaya Tionghoa. Bahwa pada tahun 1400 masehi, di pantai utara Pulau Jawa telah banyak orang-orang Tionghoa yang menetap. Hal ini nampak pada banyaknya peninggalan pecah belah Tionghoa yang sampai kini masih tersebar di pantai utara dan di banyak bagian lain kepulauan Indonesia, sehingga tidak mustahil bahwa penduduk asli yang sudah lama berkenalan dengan para pendatang Tionghoa mengalami serta meniru pola-pola hiasan. Mereka yang menyangkal pengaruh kebudayaan Tionghoa menunjuk kepada nama Jawa asli yang dipakai untuk pola ini yaitu : Balok Bosok , artinya kayu busuk , karena pola...
Sekilas tentang batik basure' Batik basure’ merupakan batik yang memiliki ragam hias tulisan al-Quran dan kaligrafi Islam, kadang dipadu dengan bentuk geometris, arabesque , maupun bentuk-bentuk rajah (bentuk/motif tertentu yang dijadikan lambang suatu harapan, perlindungan, tolak bala, dsb). Basure’ berarti bersurat, dalam hal ini diartikan sebagai tulisan arab. Kadang ditemukan huruf-huruf yang dibuat dengan pantulan kaca, dan tulisan yang kurang jelas, kemungkinan karena pembuatnya kurang memahami bahasa arab. Batik basure’ merupakan bagian dari busana tradisional di Bengkulu dan Jambi. Dahulu batik basure’ dibuat di Cirebon, Jawa Barat, untuk diekspor ke Sumatera, kini dibuat juga di Bengkulu, Sumatera. Berikut di antara motif selendang Basure' Cirebon