Nagasari atau Sayur Ular adalah jenis makanan tradisional masyarakat dari kampong waryei kabupaten Supiori provinsi papua. Yaitu olahan sayur ular dengan ikan cekalang asar, Sayur ini biasanya dimasak pada siang hari dan malam hari karena paling enak makan pada siang dan malam hari. Bahan: Sayur ular, ikan cakalang asar dan santan kelapa. Cara memasak dilakukan dengan menggunakan tungku. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5197
Soriden adalah jenis makanan tradisional masyarakat dari kampong waryei kabupaten Supiori provinsi papua. Bahan: Sagu Air Panas Cara Pembuatan: Yaitu olahan Sagu dengan air panas, air yang dimasak mendidi kemudian dicampur dengan sagu. Soriden ini biasanya dimasak pada siang hari dan malam hari karena paling enak makan pada sinag dan malam hari. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5198
Wid atau pisang dapat tumbuh dan berkembag biak pada kawasan dataran rendah hingga dataran tinggi 1.000 m dpl yang bertipe iklim basah. Di Papua, khususnya pada masyarakat Hatam, wid banyak tumbuh dan dibudidayakan oleh mereka sebagai bahan panganan pokok. Cara Pengolahan: Pengolahan Wid menjadi sebuah panganan yakni dilakukan dengan cara membakarnya (ikwan wid), juga dapat dibakar dengan menggunakan bambu muda (itiy wid) sebagai media (pembungkusnya), seperti halnya siep dan minoi. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5194
Minoi atau talas dikenal luas dikalangan masyrakat Papua pada umumnya dan orang Hatam pada khususnya, karena tanaman ini merupakan salah satu panganan pokok yang cukup penting. Bahan: Minoi yang dimaksud dalam hal ini adalah sejenis talas dengan umbi selir banyak dalam satu indukan, atau biasa disebut juga keladi. Cara Pengolahan: Teknik pengolahan suatu minoi menjadi bahan panganan tradisonal dapat dilakukan dengan cara merebus/megukusnya (inon minoi). Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5193
Siep adalah salah satu dari beberapa jenis makanan pokok yang biasa di konsumsi oleh orang Hatam. Petatas dapat tumbuh dengan subur diwilayah adat Hatam, dan mayarakat setempat mengupayakan pembudidayaan tanaman ini pada kebun-kebun mereka sabagai penyedia kebutuhan konsumsi. Jenis tanaman yang tergolong tumbuhan merambat ini, dapat hidup dengan baik pada daerah panas dengan kondisi udara yang lembab. Cara Pengolahan: Teknik pengolahan siep menjadi panganan biasanya dapat dilakukan dengan cara dibakar (ikwam siep) serta dapat dilakukan dengan teknik membakar atau memasak didalam bambu muda (itiy siep). Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5193
Keladi atau yang biasa mereka sebut dalam bahasa Me adalah nomo adalah salah satu makanan tradisional penduduk Paniai yang masih ada sampai sekarang, salah satunya. Keladi atau nomo merupakan makanan yang biasa mereka konsumsi sehari-hari, selain itu juga harus tetap ada pada saat acara-acara adat. Cara Pengolahan: Cara mengolah keladi atau nomo cukup sederhana, yaitu biasa diolah dengan cara dibakar batu, bakar langsung di bara api atau dikubur dalam abu yang panas dan dapat pula direbus. Untuk bakar batu menggunakan keladi atau nomo, biasa digunakan dalam acara-acara adat, seperti pesta yuwo (pesta babi). Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=3209
Makanan tradisional masyarakat mee adalah nota atau ubi jalar. Tanaman ubi jalar dikenal beberapa jenis ubi jalar. Nota ini biasanya ditanam untuk dikonsumsi oleh keluarga dan ternak peliharaan. Misalnya untuk babi, sedangkan daunnya untuk makanan kelinci,kambing dan bahkan untuk makanan sapi. Cara Pengolahan: Kalau untuk dimakan oleh keluarga biasanya dengan cara dibakar langsung dibara api, dikubur dalam abu yang panas, direbus dan bakar batu Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=3210
Tembakau asli dari Lembah Baliem ini dapat pula dijumpai di tempat lain di wilayah Pegunungan Tengah Papua, khususnya di kabupaten-kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten induk yaitu Kabuapaten Jayawijaya. Tembakau ini berupa tembakau yang diolah dari tumbuhan atau tanaman tembakau yang dapat dijumpai sebagai tumbuhan yang sengaja ditanam maupun tumbuh liar. Diambil daunnya sebagai bagian yang dipakai untuk dijadikan bahan tembakau dan sebagai daun gulungan tembakau untuk dihisap. Cara Pengolahan: Melalui proses tradisional, tumbuhan tembakau diolah untuk kemudian dapat dikonsumsi sendiri maupun dijual dipasar tradisional atau sebagai alat barter anatar individu dan kelompok masyarakat. Daun tembakau diambil yang baik lalu dikeringkan atau diasapi di dalam honai dalam wadah kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan diatas perapian dan tidak terbakar, tetapi hanya diasapi hingga dirasa cukup kering untuk dapat diolah sebagai tembakau siap pakai. Tembakau ke...
Makanan pokok atau makan tradisional suku moni yaitu keladi. Cara Pengolahan: Keladi ini dikonsumsi oleh keluarga Cara mengolahnya yaitu dengan dibakar dan direbus. Keladi ini digunakan untuk acara-acara adat yang itu biasanya digunakan untuk bakar batu. Selain itu juga untuk saat ini dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=3212