Kota Brebes, bila melewatinya dalam perjalanan mudik, disarankan untuk membeli telur asin di sana. Sebab, selain merupakan makanan khas kota itu, telur asin di Brebes juga punya memiliki sejarah. Konon, telur asin itu pertama kali diperkenalkan suami istri asal negeri bambu, China, In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio sekitar 1950. Pada awalnya telur asin menjadi makanan yang eksklusif, karena pasangan suami istri itu memasarkan telur asin ke Jakarta. Mereka memproduksi secara terbatas dan menjadikan telur asin yang gurih dan lezat dikemas sebagai salah satu hidangan istimewa. "Menjamurnya telur asin di Brebes terjadi setelah pegawai suami istri tersebut berhenti kerja dan memulai usahanya sendiri," kata Agus Rianto, penjaga gerai Telor Asin Brebes Akbar Jaya kepada Liputan6.com , di Jalan Bangsri, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (6/8/2013). Selain sejarah singkat tentang telur asin, Agus juga menceritakan sedikit proses pembuatan makanan tersebut. Pertama-tama, t...
Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum`at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990. Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT). Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya. Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya...
Pada Jaman Dahulu, Di Kediri ada sebuah kerajaan besar. Kerajaan Medang namanya. Rajanya bernama Prabu Airlangga. Prabu Airlannga berasal dari Pulau Bali. Ia adalah seorang putra raja di Bali. Ia menjadi Raja Medang setelah menikah dengan Putri Raja Medang. Saat usia Prabu Airlangga sudah tua, Ia ingin menjadi pertapa. Tahta Kerajaan Medang akan di serahkan pada Putri Permaisurinya yang hanya seorang. Ia putri yang cantik jelita. Namanya Dyah Sangramwijaya. Dyah Sangramwijaya menolak keinginan Ayahanda nya. Ia tidak punya keinginan menjadi Raja. Yang menjadi keinginan Dyah Sangramwijaya adalah menjadi seorang pertapa. Ia lalu meminta restu ayahanda nya menjadi pertapa di Goa Selomangleng ( Di Kaki Gunung Klotok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri). Ia pun mengubah namanya menjadi Dewi Dewi Kilisuci. Prabu Airlangga lalu berkeinginan menyerahkan tahta kerajaan pada putranya yang berasal dari selir ( Istri tidak resmi ). Kebetulan sekali, Ia memiliki dua putra dari selir. Ke...
Gunung kelud yang berada di Kediri Jawa Timur ini terakhir meletus pada tahun 2007 lalu. Gunung ini menjadi obyek wisata menarik yang patut dikunjungi jika anda sedang liburan di kota Kediri, banyak kisah dan keindahan alam yang tersimpat disini salah satunya adalah kusah unik sebuah sejarah dan legenda gunung kelud . Cerita Rakyat Kediri Bagi warga Jawa Timur, Gunung Kelud mempunyai legenda panjang. Menurut Sejarah gunung kelud bukan berasal dari sebuah gundukan tanah meninggi secara alami, seperti Gunung Tangkuban Perahu di Bandung, Jawa Barat. Namun legenda dan asal usul Gunung Kelud terbentuk dari sebuah mitos pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti bernama Mahesa Suro dan Lembu Suro. Informasi dari berbagai sumber, dari desa setempat menceritakan kala itu, dikisahkan Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan kecantikannya dilamar dua orang raja. Namun yang melamar sang dewi bukanl...
Konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yan pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo , Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo . Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, karenanya...
Misteri Buaya Putih di Sungai Brantas Kediri . Cerita tutur tentang keberadaan buaya putih di aliran Sungai Brantas sejak zaman kerajaan kuno Kediri hingga sekarang masih saja menjadi misteri yang tak terpecahkan. Sebab sungai yang digunakan sebagai lalu lintas air sejak masa Empu Sindok pada masa Mataram Hindu selalu minta korban nyawa manusia. Berulang kali orang tiba-tiba kalap di sungai yang pernah ditumbali oleh Mpu Baradah saat memecah Kerajaan Kahuripan menjadi dua yakni Kerajaan Panjalu dan Jenggala sekitar tahun 1009. Dan yang terakhir, yang menjadi ‘tumbal’ Sungai Brantas Kediri adalah dua bocah bernama Deny Kurniawan (12) dan Dwi (11), warga Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri pada 20 September 2011 lalu. Keduanya tiba-tiba terbawa arus di areal pembangunan proyek Jembatan Brawijaya Kediri yang difungsikan sebagai pengganti jembatan lama yang pada 18 Maret nanti berusia 144 tahun. Cerita tentang penunggu buaya putih ini juga banyak dic...
Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya. “Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “He...
Postingan ini sudah dihapus oleh penayang asli
Cerita Guru Saman kurang begitu tersiar dihalayak umum, khususnya bagi orang Batak baik berada di kota maupun yang di hutan. Kurang tau penyebabnya apa, mungkin saja salah satu alasannya cerita yang konon adalah kejadian nyata dari cerita pengakuan orangtua dulu, bahwa semua karakter Guru Saman yang tidak manusiawi. Pembunuh, preman habis dan urak-urakan. Mendengar nama Guru Saman , masyarakat begitu menyegani sekaligus sangat membencinya. Banyak yang menghindar apabila melihat apalagi mendekati Guru Saman, karena perbuatannya yang semena-mena jagoan inipun tidak segan-segan untuk berbuat kasar bahkan membunuh semua orang yang dia benci. Guru Saman, dia adalah seorang turunan Lau Balang yang berasal dari Tanah Karo . Semasa remajanya, Guru Saman belajar ilmu silat (moncak Batak), ilmu kebal tikam dan ilmu hitam lainnya yang didapatkannya dari seorang guru kebatinan. Setelah semua ilmu yang diajarkan gurunya dikuasai, mulai...