Tari Lenggo Mbojo Tari lenggo merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tari lenggo sebenarnya juga terdapat di daerah melayu, hanya saja Namanya yaitu tari lenggo, sedangkan tari lenggo yang berasal dari Bima Namanya adalah tari Lenggo Mbojo. Kedua tari ini juga memiliki perbedaan karena biasanya tari lenggo yang berasal dari melayu dibawakan oleh laki-laki sedangkan tari lenggo mbojo dari bima biasanya dibawakan oleh perempuan. Tari lenggo mbojo ini pada awal kemunculanya berkembang sebagai tarian klasik di lingkungan istana Bima dan hanya ditampilkan saat ada acara tertentu saja. Pada awalnya menurut sejarah yang ada sebenarnya tari lenggo yang pertama adalah tari lenggo yang berasal dari melayu. Tari lenggo melayu adalah ciptaan mubalig dari sumatera barat bernama Datuk Raja Lelo. Tari lenggo ini dibuat khusus untuk upacara adat hanta ua pua yang terdapat di Bima. Lalu karena terinspirasi dari tarian tersebut maka Sultan...
Kabupaten Sumbawa Barat juga menggelar tarian Barapan Kebo dan Tari Kolong yang merupakan cerminan semangat kerja mencapai tujuan dengan menjaga air sebagai sumber kehidupan. sumber: https://travel.tempo.co/read/1242985/kenali-9-tradisi-masyarakat-ntb-di-karnaval-budaya-lombok-sumbawa/full&view=ok
Natap berarti mencuci segala jenis pakaian, Ndaiq artinya mengambil ari dengan menggunakan pendaiq kemeq (kendi). Sehingga tarian ini terinspirasi dari eksplorasi gerak kebiasaan sehar-hari dedare Sasak pedesaan khususnya di daerah pinggir sungai. Tarian ini mencerminkan aktivitas Natap Ndaiq yang sangat suka cita, riang gembira sambil bergendiran (sendagurau) antar sesama hingga terjalin rasa kerjasama.
Tarian yang ditampilkan ini adalah kearifan lokal masyarakat Sumbawa Barat yang masih ada dan dikembangkan. Gerakan tariannya sangat autentik lokal. Tarian ini biasanya ditampilkan saat festival-festival tertentu. Tarian ini menarik perhatian, orkestrasi musiknya juga unik. Ada kolaborasi unsur bunyi, tempo, dan kekuatan vokal hingga memunculkan harmoni. Warna musik ini dihasilkan dari sakeco, serunai, kendang bambu, juga rampak gong gendang. Selain keunikannya yang dilaksanakan di atas lumpur, keberadaan tari ini tentu membuat warga menjaga semakin antusias dalam hal kelestarian budaya. Hingga kearifan lokal akan terus hidup di dalam masyarakat Sumbawa.
Tari Sireh merupakan tarian asli dari dusun Biani, Desa Bentek, kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Tari Sireh berasal dari tradisi memasak atau memakan daun sirih beserta seluruh kelengkapan tersebut. Ada sebuah kisah pada zaman dahulu bahwa beberapa orang perempuan saling berkunjung ke rumah tetangga di sekitar dusun Buani terdekat. Pada saat berkunjung atau bertamu, mereka diterima dan dijamu oleh tuan rumah. Umumnya tuan rumah menyuguhkan pabuan yang berisi daun sirih beserta seluruh kelengkapannya.
Mpaa Manca merupakan salah satu tarian tradisional yang memadukan gerakan dinamis dan seni bela diri berpedang. Sehingga tarian ini dikenal juga sebagai tarian pedang dari Bima. Gerakan-gerakan dalam Mpaa Manca menampilkan simulasi pertarungan menggunakan pedang, dengan perpaduan antara kelincahan dan ketangkasan para penari. Tarian ini mencerminkan semangat keberanian dan keperkasaan, yang menjadi karakteristik masyarakat Bima sejak dahulu kala. Selain itu, Mpaa Manca juga mengandung nilai seni yang tinggi, dengan irama musik pengiring yang memacu semangat.
Mpaa Soka adalah tarian tradisional resmi acara kenegaraan yang memperlihatkan ketangkasan prajurit menggunakan tombak.
Mpaa Buja Kandanda memiliki kesamaan dengan Mpaa Soka yang juga merupakan salah satu seni tarian dalam tradisi Bima, yaitu sama-sama menggunakan tombak dan perisai, tetapi dalam bentuk yang lebih bebas dan menonjolkan elemen pertarungan antara dua orang terlatih. Tarian ini memperlihatkan kemampuan dan ketangkasan para penari dalam menggunakan tombak dan perisai. Gerakan-gerakan dalam Mpaa Buja Kandanda sering kali menyerupai simulasi pertarungan antar prajurit, yang bertujuan untuk menunjukkan keahlian bela diri dan seni bertarung di hadapan khayalak umum. Tarian ini menjadi simbol keberanian dan kekuatan fisik, sekaligus menjadi hiburan yang penuh energi dan memukau.
Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan mereka menggunakan tombak di sepanjang perjalan pengawalan, namun tidak sampai berlebihan seperti yang dilakukan pada Mpaa Buja Kandanda. Dalam tarian Mpaa Sere ini, penari membawa tombak dan perisai sebagai perlengkapan utama, yang melambangkan perlindungan dan kesiapan. Gerakan tarian ini penuh makna, mencerminkan sikap hangat masyarakat Bima dalam menerima tamu. Penari Mpaa Sere biasanya mengawal tamu dari pintu kedatangan hingga ke istana atau ke tempat utama acara berlangsung. Tarian ini tidak hanya menunjukkan keramahan, tetapi juga menggambarkan bagaimana masyarakat Bima menjaga kehormatan dan keamanan tamu mereka.