Onclong Yogyakarta: (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Penthul-Bejer : (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Topeng Raksasa : (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Barongan Yogyakarta : (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Kepala Banteng : (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Pedang Tari Jothil : (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Pecut Oglek Yogyakarta: (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)
Beksan ini merupakan salah satu tari klasik asal Yogyakarta yang ditarikan berpasangan yang mengambil fragmen kisah Mahabharata. Kisah diawali dengan Prabu Dasalengka yang memerintahkan Suradewati untuk melamar Siti Sedari. Siti Sedari masih memiliki hubungan kerabat dengan Srikandi. Namun, lamaran ini ditolak karena Siti Sedari sudah dijodohkan dengan Abimanyu. Suradewati tetap memaksa untuk melamar, kemudian berakhir dengan pertempuran antara Suradewati dan Srikandi. Srikandi berhasil memenangkan pertarungan dan Suradewati dibawa untuk diasuh bersama Srikandi. Sumber: http://hotelthecube.com/tari-beksan-srikandi-suradewati-yogyakarta-dengan-keanggunan-yang-selalu-lestari/
Tari Beksan Lawung Ageng Tarian adat Yogyakarta ini juga sering disebut dengan tari beksan lawung yang menjadi tari tradisional Keraton Yogyakarta. Tarian ini biasanya akan ditampilkan oleh 16 orang penari yang semuanya pria terdiri dari 4 orang jajar, 2 orang botoh, 4 orang pengampil, 4 orang lurah dan juga 2 orang salaotho. Dari catatan sejarah, salah satu dari tarian beksan ini diciptakan Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi antara tahun 1755 hingga 1792. Beksan terinspirasi dari kondisi kegiatan para prajurit sebagai abdi dalem raja yang secara rutin melakukan latihan watangan. Latihan watangan adalah latihan ketangkasan dalam berkuda dengan membawa sebuah lawing atau watang yakni tongkat panjang berukuran sekitar 3 meter yang bagian ujungnya tumpul dan saling menyodok untuk menjatuhkan lawan. Tarian Yogyakarta ini menjadi bentuk usaha Sang Sultan untuk mengalihkan perhatian para penjajah Belanda pada kegiatan prajurit di Keraton Yogyakarta sebab...