Tari topingtoping adalah tarian tradisional masyarakat Batak Simalungun. Tari ini pada awalnya diilakukan untuk menghibur keluarga kerajaan yang sedang berduka cita, namun dalam perkembangannya, tari topingtoping dilakukan sebagai sarana hiburan masyarakat. Tari topingtoping dilakukan oleh beberapa orang dengan mengenakan kostum berupa topeng dan akan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Adapun penggunaan topeng pada tari topingtoping ini terdiri dari 3 macam, yaitu Topeng dalahi (topeng yang menyerupai wajah pria yang dikenakan oleh penari pria), Topeng Daboru (topeng yang menyerupai wajah wanita dan dikenakan oleh penari wanita), dan Topeng Huda-Huda (Topeng yang menyerupai paruh burung enggang, dibentuk dari jalinan kain). Topeng huda-huda ini dipercaya oleh masyarakat Simalungun sebagai pengantar roh orang yang sudah meninggal kehadapan Dibata (Dewa atau Tuhan). Sumber: https://www.jatikom.com/2018/11/34-provinsi-tari-adat-tradisional.html#ixzz5Xxp8tP8g...
Tari Guro-Guro Aron adalah arena muda-mudi untuk saling kenal dan sebagai lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat. Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk membudayakan seni tari agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam rangka pelestariannya. Acar ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas yakni : Sarune, Gendang (Singindungi dan Singanaki) juga dari penganak. Sumber: http://kamisukubatak.blogspot.com/2017/07/tarian-adat-batak-mandailing-terlengkap-se-indonesia.html
Dalam upacara ritual seperti Paturun Sibaso (Marsibaso) atau disebut juga pasusur begu, tarian Sarama diiringi oleh ensambel musik Gordang Sambilan, sedangkan penarinya satu orang yang dinamakan Sibaso, adalah tokoh Shaman dalam religi lama orang Mandailing yang disebut Si Pelebegu. Di masa lalu, upacara ritual Paturun Sibaso diselenggarakan manakala pada suatu huta atau banua terjadi musibah besar seperti mewabahnya penyakit kolera dan musim kemarau atau sebaliknya musim penghujan yang berkepanjangan sehingga mengganggu aktifitas pertanian penduduk setempat, yang pada akhirnya akan menimbulkan kelaparan karena habisnya persediaan padi (beras) sebagai makanan pokok mereka. Untuk mengatasi Bala Na Godang (Bencana Besar) tersebut, mereka meminta pertolongan begu, yaitu roh-roh leluhur, melalui perantaraan Sibaso karena menurut keyakinan mereka dahulu hanya Sibaso inilah yang dapat berkomunikasi dengan begu. Upacara ritual Paturun Sibaso dahulu dilaksanakan di alaman bolak (Hal...
Nama lain dari Tari persembahan adalah Tari sirih yang sering dilaksanakan pada saat menyambut atau menghormati tamu- tamu penting, tarian ini biasa dilakukan oleh sepasang muda- mudi, dengan menggunakan busana adat khas Melayu lengkap. Tamu yang datang bisa berasal dari dalam negeri atau luar negeri, baik untuk urusan bisnis atau sekedar acara pesta raja. https://www.silontong.com/2018/08/26/tarian-adat-daerah-sumatera-utara/
Tarian Tor-Tor Tujuh Cawan mengandung arti pada setiap cawannya. Untuk cawan 1 mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian atau pengobatan. Kegunaan lain dari tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi orang yang hadir disitu, tentunya bagi yang percaya. Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau memang sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tarian paling unik karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala. https://www.silontong.com/2018/08/26/tarian-adat-daerah-sumatera-utara/
Tor-Tor Tongkat Panaluan Tari tongkat Panaluan adalah sebuah tongkat yang bersifat magis dan terbuat dari kayu yang telah diukir dengan gambar kepala manusia dan binatang, panjang tongkat tersebut diperkirakan lebih kurang 2 (dua ) meter sedangkan tebalnya / besarnya kira – kira 5-6 cm.. Dalam suku batak tongkat panaluan dipakai oleh para datu dalam upacara ritus, dan tongkat ini dipakai para datu (dukun) dengan tarian tortor yang diiringi gondang (gendang) sabangunan. Konon menurut sejarah suku batak bahwa Tunggal Panaluan ini merupakan fakta sejarah yang memiliki kisah hubungan terlarang, pada dahulu kala ada seorang raja yang tinggal di desa Sidogor dogor Pangururan di pulau Samosir di teluk perpisahan antara darat dan air, Raja ini bernama Guru Hatiabulan dengan memiliki seorang istri bernama Nan Sindak Panaluan. https://www.silontong.com/2018/08/26/tarian-adat-daerah-sumatera-utara/
Tarian Tor-Tor Sigale-Gale Sigale-gale merupakan pertunjukan kesenian dari daerah Tapanuli Utara. Sigale-gale adalah nama sebuah patung yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai pengganti anak raja Samosir yang telah meninggal. Untuk menghibur raja maka dibuatlah patung kayu yang di beri nama Sigale-Gale dan di gerakkan oleh manusia. https://www.silontong.com/2018/08/26/tarian-adat-daerah-sumatera-utara/
Tari Manduda Tarian Manduda ini berasal dari daerah Simalungun, menggambarkan kehidupan petani yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah. https://www.silontong.com/2018/08/26/tarian-adat-daerah-sumatera-utara/
Tarian Balanse Madam Sejarah keberadaan Tari Balanse Madam tidak terlepas dari kehadiran bangsa Portugis di pantai barat pulau Sumatera pada abad ke enam belas. Kedatangan bangsa Portugis ke Kota Padang telah membawa dampak terhadap tumbuhnya kesenian di Padang waktu itu, diantaranya tari Balanse Madam dan Musik Gamad. Tari Balanse Madam sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang Palinggam. https://www.silontong.com/2018/08/26/tarian-adat-daerah-sumatera-utara/