Tari Rudat adalah tari tradisional yang berasal dari Suku Sasak yang bertempat tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tari Rudat dari Lombok Nusa Tenggara Barat ini ditampilkan untuk menyambut tamu dan acara-acara resmi pemerintahan. Dalam hal gerakan, tari rudat ini merupakan tari pencak silat. Hal ini dikarenakan dalam tarian rudat ini ada berbagai macam gerakan pencak silat seperti memasang kuda-kuda, memukul, menendang dan menangkis. Tari Rudat berasal dari Turki dan menyebar ke Indonesia bersamaan dengan penyebaran agama Islam. Tari Rudat masuk ke Indonesia abad ke 15 bersamaan dengan penyebaran agama islam di Indonesia. Pada tahun 1987 sering dijumpai tari Rudat yang ditampilkan dipinggir jalan raya mengiringi pengantin pria yang bejalan bersama rombongan menuju rumah mempelai wanita. Tari Rudat Nusa Tenggara Barat (NTB) dibawakan oleh 13 orang penari lelaki dengan mengenakan pakaian ala prajurit. Para penari mengenakan baju berlengan panjang warna kuning, dan celana...
Tari Sere pada jaman dahulu merupakan tari klasik Istana Bima. Tari Sere dari Bima Nusa Tenggara Barat ini diciptakan oleh Sultan Abdul Khair Sirajuddin. Tari Sere dari NTB dimainkan oleh dua orang perwira kesultanan, bersenjatakan tombak dan perisai. Dengan wajah perkasa serta keberanian yang membara, dua perwira melompat dan berlari ke segala penjuru, berenjatakan tombak menyerang dan menangkis serangan musuh. Sebagai pancaran menghadapi musuh - musuh Dou Labo Dana (Rakyat dan Negeri). Para penari selalu melakukan gerakan melompat sambil berlari, oleh sebab itu tari ini diberinama mpa'a sere , yang berarti melompat sambil berlari (sere). Tari Sere diiringi musik tambu (tambur). Hingga kini, Tari Sere masih tetap eksis, dan selalu digelar/dipertunjukkan pada saat penyambutan tamu-tamu penting pada acara-acara Pemerintah maupun perayaan Hanta UA PUA di Nusa Tenggara Barat. Sumber: http://www.tradisikita.my.id/2016/04/6-tari-tradisional-nusa-tenggara-barat.html?m=1
Sebuah tari garapan baru yang berpijak pada gerak dasar tradisi Sumbawa, Aristanewang berarti Arus Bergelora. Tari ini ditata oleh Bpk. Hasanuddin pada tahun 1986, berdasarkan gambaran kehidupan masyarakat pesisir oleh karena itu, Aris Tanewang melukiskan kerja keras para nelayan dalam mencari nafkah. Sumber: http://maulidafrdh.blogspot.com/2014/02/macam-macam-tari-khas-provinsi-ntb.html?m=1
Tari Daha Lira berasal dari kabupaten Dompu. Tari ini disebut Daha Lira karena menggunakan alat tenun sepanjang 1 meter, sebagai alat untuk membela diri kaum wanita kepada penjajah. Tari ini ditata oleh Bpk. Said Har pada tahun 1980. Sumber: http://maulidafrdh.blogspot.co.id/2014/02/macam-macam-tari-khas-provinsi-ntb.html?m=1
Tari rabinter merupakan tari kreasi baru. Mencerminkan suatu rangkaian kegiatan penyelenggaraan upacara adat seperti gunting bulu, khitan, tama lamong, perkawinan dan lain-lain. Upacara rainter adalah manipestasi rasa pengakuan, rasa pesona terhadap Alhaq.Perpaduan antara unsur budaya local dan magis akhirnya berkembang menjadi tradisi yang hingga kini tetap mengakar dalam hidup dan kehidupan tau samawa. Tari rabinter memperagakan gerak-gerak hidup penuh misteri katakanlah ini suatu praktek pengobatan tradisional yang sangat sugesti.Hal ini merupakan upaya pemantapan semangat dalam rangka membentuk manusia Indonesia (tau samawa) seutuhnya. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Tari ini menceritakan mengambil air untuk upacara perkawinan. Air tersebut akan dipergunakan untuk campuran bedak dan air tersebut harus diambil dari Peruma ero ( Sumber ). Pada waktu upacara mengambil air tiba, maka disiapkanlah peralatan sebagai berikut : kosok - kancing setepek lontar, dila ( dibuat dari lilin lebah madu ), yang diletakkan diatas tempurung kelapa, kemudian dimasukkan dalam pego ( bokor ) yang telah diisi dengan betek ( beras ketan yang digoreng tanpa minyak ), loto kuning ( beras kuning ), sebuah geleta ( kendi ) tempat air. Setelah semua peralatan lengkap, maka berangkatlah rombongan tersebut yang terdiri dari perempuan - perempuan ke parema ero, dengan dikawal oleh seorang laki - laku yang membawa tear ( tombak ). Laki - laki ini bertugas sebagai penjaga keselematan rombongan. Tari diakhiri dengan selesainya rombongan membawa air, pulang kerumah penganten perempuan. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Tari Pasaji dengan gerakan nyema (persembahan) yang penuh santun. Dilakukan oleh para gadis sembari mempersiapkan pasaji, yaitu persembahan makanan yang sudah dimasak kepada sultan Sumbawa. Mereka dengan gerakan-gerakan dasar tari sumbawa juga memperlihatkan bagaimana tatacara mempersiapkan pasaji, menunjukan hasil karyanya kepada sultan, tatacara meletakan pasaji dan menyerahkannya.Gerakan nyema (sembah) menjadi bagian penting dalam tarian ini. Hampir setiap perpindahan gerak diawali dan diakhiri dengan nyema. Tarian ini sangat dikenal oleh masyarakat dikecamatan Alas.Tari pasaji dapat dipertunjukan dimana saja dan kapan saja sebagai hiburan bagi masyarakat dengan lama pertunjukan sekitar 15 menit. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Tari empar Samawa berarti suatu tameng / filter masyarakat Sumbawa dalam menghadapi masuknya tata nilai baru yang bertentangan dengan pandangan hidup tau samawa. Perubahan dan perkembangan zaman membawa pengaruh pada tata nilai yang menjadi anutan pada masyarakat pendukungnya. Hal ini tak dapat dihindari berpengaruh pula pada tata nilai yang menjadi anutan masyarakat sumbawa. Sebagai cermin sikap keterbukaan dengan dilandasi pertimbangan sikap yang bijaksana dan memadukan berbagai unsur tatanan terbaik dari proses akulturasi akan membawa masyarakat pada suatu harmoni, kebersamaan terbuka, ramah tamah, sigap dan penuh dinamika dalam menjalani kehidupan. Tari empar samawa memvisualisasikan gerak dinamik mengikuti alur kehidupan serasi, harmonis dan berazaskan kekeluargaan, yang mengacu pada motto daerah Kabupaten Sumbawa, Sabalong Samalewa. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Upaya mempercantik diri agar tampil lebih sempurna, digemari oleh setiap wanita sejak zaman lampau. Tradisi inipun dikenal pula oleh wanita - wanita Sumbawa. Seperti adanya tradisi "rapancar" sebagai salah satu kelengkapan tata rias (memerahkan kuku jari tangan) Rapancar sering dilakukan oleh para gadis ataupun ibu - ibu terutama menjelang ramadhan, dan mejadi salah satu syarat wajib bagi setiap calon pengantin, disamping rapancar juga digunakan sebagai obat. Bertolak dari tradisi inilah kemudian lahir tari rapancar sebagai tari kreasi baru. Tari ini diramu dengan gerak lunte, rempak sisik, ulat bejengkal, tanak linting sere, nyengal, bagintik dll. Gerak - gerik dimaksud bersumber dari gerak dasar tari Sumbawa. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1