Tari Mayam Tikar merupakan jenis tari khas dari Kabupaten Tapin yang menggambarkan remaja putri dari daerah Margasari, Kabupaten Tapin yang sedang menganyam tikar dan anyaman. Tari berdurasi sekitar 6 menit ini biasanya dibawakan oleh 10 orang penari putri. Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu, dari kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
Tari Tantayungan merupakan tarian tradisi masayrakat Banjar Kalimantan Selatan. Tarian ini mempresentasikan kisah dalam tokoh pewayangan. Sehingga tarian ini terkesan hidup lantaran diselingi dengan dialog kelompok penari. Tarian ini sendiri diiringi dengan musik karawitan melalui instrument alat musik tradisional Kalimantan Selatan antara lain babun, gong, sarunai, dan kurung-kurung. Paduan karawitan ini sangat harmoni dengan kelompok tari yang diperankan. Seni dan tari tantayungan, awalnya kerap ditampilkan di sebuah desa, yakni Desa Ayuang, Barabai. Lalu dikembangkan di Kampung Mu’ui, Desa Pangambau Hulu, Kecamatan Haruyan oleh salah satu damang bernama Amat. Seni khas ini kemudian dikalim oleh pelaku seni HST, Sarbaini, di Desa Barikin sebagai seni khas Hulu Sungai Tengah. Sayang sampai saat ini keberadaan tari Tantayungan telah hilang tergerus zaman.
Tari Tandik Balian, merupakan tarian tradisional yang berasal dari suku Dayak Warukin, yaitu suku Maanyan yang terdapat di desa Warukin dan desa Haus, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Suku Dayak Warukin (Tabalong-Kalsel) merupakan salah satu subsuku Dayak Maanyan yang memiliki upacara balian bulat. Tradisi balian ini dibuat menjadi sebuah atraksi kesenian yang disebut Tari Tandik Balian.
Tarian Babangsai merupakan tarian yang berasal dari Kalimantan Selatan. Tari Babangsai ini merupakan salah satu tarian ritual dari suku Dayak Bukit. Tarian Babangsai dari Kalimantan Selatan ini hampir sama dengan tari Kanjar, dimana jika tari kanjar dilakukan oleh para lelaki, dan tari Babangsai dilakukan oleh para wanita. Bentuk dari tarian ini berupa gerakan berputar-putar mengelilingi suatu poros berupa altar tempat meletakkan sesaji. Tarian ini mirip dengan tarian upacara ritual pada suku Dayak rumpun Ot Danum. Tari Babangsai Bakanjar merupakan tarian tradisional suku dayak yang mengiringi prosesi ritual aruh yang dilaksanakan di balai adat di pegunungan Meratus. Foto ANTARA/Herry Murdy Hermawan/B
Tarian Kanjar merupakan tarian ritual pada upacara religi suku (Hindu Kaharingan) dari suku Dayak Bukit. Tari Kanjar (ba-kanjar) pada suku Bukit dilakukan oleh penari lelaki, sedangkan tarian serupa jika ditarikan penari wanita disebut tari babangsai. Wujud tarian ini berupa gerakan berputar-putar mengelilingi suatu poros berupa altar tempat meletakan sesaji (korban). Jadi mirip dengan tarian upacara ritual pada suku Dayak rumpun Ot Danum lainnya, misalnya pada suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur Demikian Sobat tradisi, 11 tari tradisional Kalimantan Selatan yang bisa kami informasikan kepada Sobat tradisi semua. Beberapa tarian dari Kalimantan Selatan ini akan kami update setelah kami mendapatkan informasi yang terbaru. Sampai jumpa pada artikel tradisikita selanjutnya.
Tari Banaik Manau yaitu tarian dari suku Dayak Deah yg memiliki ciri khas tersendiri, tarian ini dilakukan dengan menaiki atau memanjat pohon berduri yg disebut Manau(rotan besar). Tarian Banaik Manau ini hanya bisa dinaiki oleh orang-orangnya saja yg memiliki keahlian ilmu(magis) tanpa tertusuk dan terluka karena duri dibatang pohon tersebut. Keturunan pemanjat Pohon Manau yg ada sekarang sudah meninggalkan kepercayaan Animismenya. Dan menunjukan kegagahan dan kesaktian laki-laki Dayak dalam menjaga Bumi dan Tanah Leluhur mereka dari segala ancaman. Selain itu sulitnya mencari Pohon Manau(rotan) besar didesa Upau mulai menjadi kendala mengapa tarian naik manau yg asal usulnya dari Upau jarang ditarikan, akibat penebangan-penebangan dalam membuat ladang disekitar hutan di desa Upau, kab Tabalong. sumber: http://blog-esbeka.blogspot.co.id/2016/02/tari-banaik-manau.html
Tari ini termasuk jenis tari pergaulan, dimana penari wanita, yang dinamakan Gandut, berusaha menarik simpati penonton, sedangkan penari pria(Mantang) menyambut tantangan itu dengan memilih pasangannya dan juga merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan menyampaikan untaian bunga.
Budaya Putaran merupakan budaya berupa tarian yang menceritakan tentang siklus bertani mulai dari mengolah lahan,menanam benih,hingga memetik bulir padi dan menjadikan bulir beras."Putaran" merupakan nama yang berasal dari alan pertanian jaman kuno kalimantan yang sekarang sudah tak dipakai lagi,namun dijadikan sebagai alat kebudayaan.Benda tabung ini digunakan sejumlah orang untuk mengubah bulir-bulir padi menjadi beras.Proses ini dimulai dengandigunakannya sebuah alat bernama kurung kurung,yang menimbulkan suara saat dihentakan ketanah,para petani mulai melakukan kegiatan ini sambil menari yang menarik perhatian para koreografer tari gamelan.Ditambah lagi dengan gerakan bairik (menggelar dan menginjak padi agar bulir keluar,sambil disertai dengan nyanyian ahui) yang memperlengkap prosesi tarian ini.Lalu diselesaikan dengan gerakan putaran dengan alat yang luar biasa unik dan langka,bahkan di tanah Kalimantan sendiri #OSKM18
saya akan membuat artikel tentang tari tradisional asal kalimantan selatan, tarian ini disebut " Tari Baksa Kembang". Tari Baksa Kembang adalah tarian klasik dari Kalimantan Selatan , tarian ini digunakan untuk menyambut tamu, tarian ini dimainkan oleh wamita tunggal maupun kelompok, tarian ini mulai populer di masyarakat ketika kerajaan banjar mulai membuka akses untuk masyarakat untuk menyaksikan pertunjukan ini, pertunjukan ini diciptakan oleh para bangsawan, seiring dengan perkembangan, banyak kreasi yang ditambahkan dalam setiap pertunjukan tari inicontohnya dalam kreasi busana dan gerakan, hal ini dilakukan agar pertunjukan terlhat lebih menarik. #OSKMITB2018