Tari Ujungan ( https://www.antarafoto.com/ ) Tari Ujungan merupakan ritual meminta hujan yang dilakukan oleh masyarakat Gumelem dan sekitarnya ketika musim kemarau panjang. Melalui ritual ini, para lelaki terpilih saling memamerkan kekuatan “atosing balung, wuleding kulit” (kerasnya tulang, kuatnya kulit) yang dipadu dengan tindakan estetis. Sekilas tari Ujungan semacam olah raga tradisional yang cukup keras, menggunakan sebatang rotan untuk memukul lawannya pada bagian paha ke bawah. Semakin banyak darah yang ke luar maka semakin cepat hujan akan turun. Namun dibalik kerasnya pelaksanaaan ritual tersebut, sebenarnya ritual Ujungan memiliki tujuan yang sangat luhur bagi kontinuitas kehidupan dunia. Bahwa air adalah sebagai sumber kehidupan. Dalam pementasan karya kali ini, ditampilkan tari Ujungan yang dipadukan dengan tarian Lengger serta batik gumelem. Ujungan juga untuk meminta hujan untuk kesuburan panen, dimana panen tersebut untuk makan atau bahasa daerah htt...
Dawet Ayu Banjarnegara memang ASLI dari Banjarnegara, bukan dari daerah lain. Dawet ayu adalah minuman khas terdiri dari santan, air gula aren (juruh), dan dawet yang terbuat dari tepung beras dan tepung gelang. Dengan tambahan nangka dan durian, kelezatan dan aroma dawet benar-benar menggugah selera yang menyegarkan. Perlengkapan penjualan memakai simbul wayang Semar dan Gareng. Kedua tokoh wayang itu sangat merakyat sehingga dapat diartikan bahwa dawet adalah minuman menyegarkan yang dapat dinikmati oleh semua golongan masyarakat. Tema penampilan “Dengan tari Angkring Dawet Ayu diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan wirausaha baru pengolahan dawet ayu sehingga membantu mengatasi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat” Semar (mar) gareng (reng) jadi Mareng = kemarau. Dengan kemarau (tidak hujan) dawet ayu akan laris manis. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/01/tarian-tradisional-banjarnegara-jawa-tengah/
Tari Baladewan (https://www.youtube.com) Tari Baladewan diambil dari salah satu babak tari Tari dari daerah Banyumas yang menceritakan tentang semangat prajurit yang gagah, berani maju dalam medan perang. Tari ini dapat ditarikan baik oleh perempuan maupun pria. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-banyumas-jawa-tengah-2-dari-2/
Tari Senggot massal (https://www.suarapurwokerto.com) Senggot merupakan sebuah lancaran dari Brebes yang ditirukan dalam lancaran Banyumasan dengan media alat musik bambu (Calung). Kata Senggot juga terdapat pada bahasa lokal Banyumas yang berarti gayung atau siwur yang terbuat dari bathok (tempurung kelapa) kelapa yang berpangkal panjang, Kata ini terdapat dalam parikan Bahasa Banyumas yang berarti senggot, atau ngegot (sebuah gerak pinggul). Tari secara visualisasi menggambarkan para wanita yang lincah dan perkasa, gerak merupakan pengembangan dari gerak tradisi Banyumasan dan Pasundan. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-banyumas-jawa-tengah-2-dari-2/
Tari Topeng Sinok (https://kesenianbrebes.blogspot.co.id) Merupakan salah satu seni tari khas asal Brebes yang diciptakan oleh Suparyanto dari Dewan Kesenian Kabupaten Brebes yang menggambarkan perempuan yang cantik, luwes dan treingginas. Tarian Topeng Sinok, menceritakan tentang perempuan Brebes, yang pada umumnya mereka merupakan adalah wanita pekerja keras. Kecantikan, keluwesan, dan kenggunannya tak mengurangi kecintaan mereka pada alam dan pekerjaannya sebagai petani. Tari yang merupakan paduan bentuk seni Cirebon, Banyumas dan Surakarta tersebut, seolah hendak mengatakan bahwa perempuan daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat ini bukanlah pribadi yang manja, cengeng, dan malas. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/05/tarian-tradisional-brebes-jawa-tengah/
Tari Reog Banjarharjo (https://fesbukerbrebes.blogspot.co.id) Tari Reog Banjarharjo adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di wilayah tengah Kabupaten Brebes tepatnya di Kecamatan Banjarharjo yang nyaris punah. Berbeda dengan reog yang selama kita kenal dari Ponorogo, Jawa Timur. Dalam pertunjukan Reog Ponorogo ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa Barong”, raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa. Tapi reog asal Brebes, dimainkan dua orang bertopeng. Reog Banjarharjo dimainkan oleh dua orang, satu orang ditokohkan sebagai orang yang baik, dan satunya berwatak jahat. Tokoh yang baik mengenakan topeng pentul, dan yang jahat barongan. Dua lakon ini bertarung ketika pertunjukan berlangsung. Ceriteranya mengisahkan seputar mahluk halus yang menghuni sebuah tempat atau rumah. Manakala rumah itu akan ditempati, pentul datang untuk men...
Tari Ronggeng Kaligua (https://mabrurisirampog.wordpress.com) Merupakan tradisi yang dilakukan saat ulang tahun PTPN IX Kaligua. Dalam ulang tahun itu, selalu ditampilkan tarian ronggeng. Di mana tarian ronggeng ini, dulunya saat perkebunan Kaligua didirikan, dimaksudkan untuk menghibur para pekerja. Sehingga para pekerja waktu itu, tidak bosan dan malas-malasan dalam bekerja, karena sudah dihibur dengan tarian ronggeng. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/05/tarian-tradisional-brebes-jawa-tengah/
Hampir sama dengan Tari Wireng. Bedanya Tari Pethilan mengambil adegan atau bagian dari cerita pewayangan. Ciri-cirinya Tarian Tari boleh sama, boleh tidak Menggunakan ontowacono (dialog) Pakaian tidak sama, kecuali pada lakon kembar Ada yang kalah atau menang atau mati Perang mengguanakan gendhing srepeg, sampak, gangsaran Memetik dari suatu cerita lakon Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/05/tarian-tradisional-surakarta-jawa-tengah/
Di Surakarta, tarian yang paling penting untuk menghormati dewi laut selatan adalah Bedoyo Ketawang. Tarian ini menampilkan Sembilan orang penari perempuan yang semuanya belia dan keturunan bangsawan atau raja. Tarian ini mengisahkan pertemuan antara Ratu Kidul dan Senopati. Sang Ratu dipujikan dengan diberi sesajen berupa pakaian dengan pola batik dan makanan khas kesukaannya. Bila tarian dilaksanakan dengan tepat, penarinya bersih jasmani (tidak menstruasi) dan hatinya tenang, Sang Ratu biasanya muncul dengan memasuki tubuh salah seorang penari. Sang penari yang kerasukan, dibawa ke Proboyekso (kediaman pribadi raja), dimana putri belia itu disetubuhi oleh Susuhunan dalam suatu ritual yang mengingatkan rayuan asmara antara Senopati dan Ratu Kidul.Raja bisa langsung melihat siapa putri penari yang harus diambil, sebab ada semacam cahaya kehijau-hijauan yang menyala redup dari vaginanya, sesuatu yang mengingatkan kita pada simbol “gua garba yang bercahaya” seoran...