Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara
Ini adalah seni bela diri dari Muna yang salah satunya bisa ditemukan di Berumembe , Kecamatan Napabalo. Ewa wuna kini menjadi tari penyambutan tamu atau hiburan di acara-acara tertentu, biasa dipentaskan oleh 6 orang. Beberapa memegang badik, beberapa memegang parang, tombak, dan bendera. Dengan iringan musik rambi wuna , sungguh mendebarkan melihat orang-orang bersilat tubuh, bermain dengan badik dan parang. Ewa wuna bisa dilakukan oleh lelaki dan perempuan. Sumber: https://renjanatuju.wordpress.com/2017/11/13/destinasi-lain-di-pulau-muna-sulawesi-tenggara/
Keris pusaka emas aru palaka senjata pusaka dari raja – raja di kerajaan Buton. Rante Mas dan Keris Pusaka Emas Aru Palaka (La Tenritatta Arung Pakka Petta Malampe’E Gemme’na Daeng Serang Datu Marioriwawo). Kembaran Keris Pusaka ini diberikan juga oleh Aru Palaka kepada Sultan Buton ke 9 Sultan Qaimuddin Malik Sirullah Khalifatul Khamis, yang menerima suaka suaka politik Aru Palaka di Buton bersama Istrinya Imangkawani Daeng Talele bersama teman-temannya Arung Bila, Arung Apanang, Arung Belo, Arung Pattojo dan Arung Kaju pada bulan Oktober 1660. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tenggara/
Keris Meantu’u Tiworo Liya merupakan senjata digunakan untuk berperang jarak dekat, yang dimiliki salah satu pembesar dimasa pemerintahan Raja Liya atau Lakina Liya berkuasa yang bertugas mengamankan dan mengatur semua hasil tanaman rakyat atau tanaman sara yang berada diwilayah pesisir pantai. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tenggara/
Tombak Meantu'u Tiworo Liya merupakan senjata digunakan untuk berperang jarak jauh, yang dimiliki salah satu pembesar di masa pemerintahan Raja Liya atau Lakina Liya berkuasa yang bertugas mengamankan dan mengatur semua hasil tanaman rakyat atau tanaman sara yang berada di wilayah pesisir pantai. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tenggara/
Pade Ta'awu sendiri merupakan pusaka masyarakat suku tolaki di Mekongga maupun di Konawe. Pade Ta'awu atau Parang Ta'awu pada zaman dahulu dipergunakan oleh raja-raja atau Tamalaki (Panglima Perang) pada waktu peperangan. Pade Ta'awu sendiri Terbagi atas dua jenis Ta'awu banggania bentuknya lebih lebar, di simpan oleh tadu atau ketua kelompok, biasa di pakai untuk berburu kepala manusia pada tradisi Mongae yang diaman rambut para korban akan di simpan di gagang Ta'awu banggania Ta'awu tawa towu bentuknya tidak terlalu lebar, di pakai untuk perang dan di pakai oleh prajurit karena lebih mudah diayunkan. Ta'awu bisa di kenal dari pakemnya dan di buat oleh mbusupo turunan to sanggona.