Mandau adalah senjata tradisional yang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau memiliki beragam ukiran pada bilahnya yang memiliki makna tertentu. Mandau berasal dari asal kata “Man” salah satu suku di china bagian selatan dan “dao” yang berarti golok dalam bahasa china. Mandau memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan masyarakat suku dayak di Kalimantan. Pada zaman dahulu, mandau digunakan masyarakat dalam peperangan dan juga pengayauan (pemenggalan kepala musuh). Saat ini dikarenakan peperangan dan ngayau sudah jarang terjadi pada masyarakat dayak di kalimantan sehingga mandau hanya digunakan pada ritual-ritual adat dan juga sebagai hiasan. Mandau juga terkandung nilai-nilai tertentu. Mandau mengandung makna magis seperti ritual pada saat pembuatan mandau dan juga mandau yang digunakan pada ritual-ritual adat tertentu. Pada aspek sosial, mandau digunakan oleh masyarakat sebagai alat berburu dan bertani. Sedangkan pada aspek seni dan buday...
Ambang adalah sebutan bagi mandau yang terbuat dari besi biasa. Sering dijadikan cinderamata. Orang awam atau orang yang tidak terbiasa melihat atau pun memegang mandau akan sulit untuk membedakan antara mandau dengan ambang karena jika dilihat secara kasat mata memang keduanya hampir sama. Tetapi, keduanya sangatlah berbeda. Namun jika kita melihatnya dengan lebih detail maka akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok, yaitu pada mandau terdapat ukiran atau bertatahkan emas, tembaga, atau perak dan mandau lebih kuat serta lentur, karena mandau terbuat dari batu gunung yang mengandung besi dan diolah oleh seorang ahli. Sedangkan ambang hanya terbuat dari besi biasa. Bilah atau mata mandau biasanya memiliki beberapa lekukan pada bagian ujungnya. Pada bilah mandau juga memiliki ukiran yang berbeda antar daerah satu dan daerah lainnya. Ukiran tersebut menjadi identitas mandau dari sub-suku dayak tertentu. Hulu mandau mempunyai dua (2) nilai penting. Pertama sebagai pegangan a...
Perisai atau telawang (telabang) atau juga kelembit adalah alat pelindung tubuh dari serangan musuh yang digunakan ketika berperang. Perisai terbuat dari kayu yang kuat dan ringan yaitu kayu pelantan (pelai). Perisai berbentuk prisma dengan lebar 30 – 50 cm dan tinggi 1,5 – 2 m. Perisai terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang menyerupai sisi bawah atap rumah dengan sebuah pegangan pada bagian tengahnya serta bagian luar yang menyerupai sisi atas atap rumah dengan dihiasi ukiran-ukiran khas daerah Kalimantan Timur. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Lonjo atau tombak dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bamboo atau kayu keras. Fungsi lonjo atau tombak biasanya digunakan untuk berperang atau berburu binatang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam pada kedua sisinya (sebelah – menyebelah). Pada bagian ujungnya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh digunakan oleh kepala-kepala suku. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Sumpit sering pula disebut sipet, merupakan senjata tradisional Masyarakat Dayak, memiliki bentuk bulat dengan panjang sekitar 1,5 sampai 2 meter. Keunggulannya adalah bisa digunakan sebagai senjata jarak jauh dengan tingkat akurasi atau ketepatan menembak mencapai 200 m dan tidak menimbulkan suara. Sumpit biasanya digunakan untuk berburu binatang dan bisa juga dijadikan mas kawin. Di Kalimantan sendiri, sumpit dijadikan sebagai ajang perlombaan. Seperti di Festival Erau, Tenggarong, Kalimantan Timur, terdapat lomba sumpit yang membuat festival ini tambah meriah. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Pada dasarnya, jenis-jenis mandau pada semua Masyarakat Dayak memiliki bentuk yang sama. Tetapi ada sedikit perbedaannya jika dilihat dari sisi kelengkungan bilahnya, yaitu ada bilah yang agak condong ke belakang. Ciri-ciri tersebut membedakan jenis-jenis Mandau Ilang yang hampir lurus, Mandau Langgi Tinggang yang melengkung kebelakang, Mandau Naibur yang memakai semacam pengait, hampir mirip dengan kembang kacang pada keris di dekat pangkalnya. Selain itu, ada pula jenis Mandau Pakagan dan Mandau Bayou yang masing-masing memiliki variasi bentuk tersendiri. Berdasarkan perbedaan jenis dan bentuk hiasan yang ada pada mandau, akan diketahui bahwa mandau dengan cirri-ciri tertentu adalah milik Masyarakat Dayak Maayan, Dayak Mbalan, Dayak Bahau, Dayak Ngaju, atu sub suku Dayak lainnya. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Keris adalah sejenis pedang pendek yang berasal dari pulau Jawa, Indonesia. Keris purba telah digunakan antara abad ke-9 dan 14. Selain digunakan sebagai senjata,keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Keris terbagi menjadi tiga bagian yaitu mata, hulu, dan sarung. Beberapa jenis keris memiliki mata pedang yang berkelok-kelok. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes. Keris sendiri sebenarnya adalah senjata khas yang digunakan oleh daerah-daerah yang memiliki rumpun Melayu atau bangsa Melayu. Pada saat ini, Keberadaan Keris sangat umum dikenal di daerah Indonesia terutama di daerah pulau Jawa dan Sumatra, Malaysia, Brunei, Thailand dan Filipina khususnya di daerah Filipina selatan (Pulau Mindanao). Namun, bila dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, keberadaan keris dan pembuatnya di Filipina telah menjadi hal yang sangat langka dan bahkan hampir punah. Koleksi...
Badik raja berukuran agak besar dengan panjang antara 20 sd 25 cm. Bentuknya seperti badik lampo battang dengan bilah yang membungkuk dan perut bilah yang membesar. Badik ini dibuat dari logam kualitas tinggi dan kerap dilengkapi dengan pamor indah di bagian hulunya, seperti pamor timpalaja atau pamor mallasoancale. Sesuai namanya, senjata tradisional Sulawesi Selatan ini dahulunya kerap digunakan oleh para raja-raja Bone. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-selatan/