Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang Sumber : http://papuagroup.blogspot.com/2010/04/pisau-belati.html
Piso Toba ini terbuat dari kayu, besi, kuningan dan ada sekitar abad ke 19.
Piso Gading berasal dari Toba yang bahannya terbuat dari kayu, rotan, gading dan memiliki panjang 69 cm dan ada pada abad ke-19.
Merupakan perlengkapan Hulubalang atau pengawal kerajaaan di Tapanuli Selatan atau Angkola
Gagang pisau menggambarkan sosok pria yang matanya dihiasi dengan kepala tertunduk. Menggunakan motif yang melilit/melingkar dileher. Dibawahnya cincin kuningan dibuat dari kawat yang digulung.
Hujur merupakan senjata tradisional berupa tombak yang biasa digunakan oleh masyarakat. Mata tombaknya pipih terbuat dari logam, panjang sekitar 25 cm dan lebarnya 5,5 cm. Tangkai hujar terbuat dari kayu yang panjangnya sekitar 2 meter. Digunakan Suku Batak untuk berperang ketika melawan musuh dan penjajah. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/06/senjata-tradisional-sumatera-utara/
Berbagai pisau ini dibuat sekitar Abad 19 dengan dimensi panjang sekitar 31-55 cm. Pegangan pisau ini terbuat dari kayu daj gading. Sarungnya ditutupi perak dan suasa.
Mata kapak yang tersimpan dalam wadahnya memiliki nilai yang tinggi dan menjadi penanda sosial.
Talawang adalah perisai pelindung diri khas masyarakat Dayak. Dalam bahasa Dayak Ngaju alat ini disebut talawang, sedangkan dalam bahasa Dayak Ma’anyan disebut kajubet. Talawang dibuat dari bahan kayu yang ringan tetapi kuat. Bentuknya segi enam memanjang dengan ukuran panjang kurang lebih 1 meter dan lebarnya kurang lebih 0,5 meter dengan perkiraan dapat menutupi dada manusia guna menangkis mandau atau tombak musuh apabila terjadi perkelahian dalam perang. Keseluruhan bidang depan talawang biasanya diukir bentuk topeng (hudo), lidah api, dan pilin ganda. Selain sebagai pelengkap alat pertahanan diri, perisai juga digunakan sebagai pelengkap dalam tari-tarian. Biasanya talawang dihiasi dengan ukir-ukiran khas Dayak, sehingga banyak pula dekorasi produk desain interior rumah dan bagian-bagian arsitektural dari kriya seni ukir Dayak Kalimantan Tengah yang menggambarkan Talawang ini. Sumber: Umberan, Musni, Dkk. 1994. Sejarah Kebudayaan Kalimantan. Jakarta: Dep...