Keris salah satu senjata tradisional yang digunakan untuk menghadapi serangan Agresi tentara Belanda II tahun 1949 oleh Panglima Selempang Merah Ibrahim Abdul Gani (Datuk Ahim) di Desa Parit Deli Kuala Tungkal
Selempang Merah merupakan kain berwarna merah yang merupakan tanda pengenal dari pasukan Laskar Selempang Merah, pada permukaan kain diberi rajahan sesuai dengan ajaran Islam, dengan harapan diberi kekuatan dan semangat dalam menghadapi tentara Belanda pada masa perang kemerdekaan RI tahun 1949.
Bingkap merupakan benda yang termasuk salah satu atribut dari Tentara Pelajar Jambi yang digunakan sebagai alat pelindung kaki. Di mana Tentara Pelajar ini pada masa perang mempertahankan kemerdekaan RI sangat berperan dan juga turut berjuang menghadapi Agresi Belanda di Jambi tahun 1948-1949.
Replika Keris Majapahit awalnya keris ini merupakan hadiah dari Panembahan / Dewan Patih dalam Pijoan kepada Jenang (orang rimba) untuk menandai adanya penarik pajak yang diserahkan kepada Raja / Sultan Jambi.
Replika Keris Siginjei Keris pusaka Kesultanan Jambi yang bilahnya berhiaskan emas motif Anggrek Kamorangan Kinatah. Hulu dihias batu mulia dan sarung dibuat dari kayu yang dibungkus emas motif sulur daun. Pusaka ini diwariskan turun-temurun oleh Sultan-Sultan di Jambi. Sultan Thaha mrupakan sultan terakhir yang menyandang keris Siginjei.