Tulup adalah senjata tradisional Suku Sasak yang biasa digunakan untuk berburu. Senjata ini terbuat dari kayu meranti yang dilubangi, berpeluru potongan-potongan seperti lidi dari pelepah pohon enau yang berbentuk seperti mata panah yang disebut ancar. Mata ancar biasanya diolesi racun dari getah pohon tatar agar bisa melumpuhkan hewan buruan.
Klewang adalah pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang . Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm. Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bag...
Tulup adalah salah satu senjata tradisional Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Biasanya tulup ini dibuat dari kayu pohon meranti. Sebagai pelurunya, digunakan potongan lidi dari pohon enau, yaitu disebut ancar.
Senjata Tradisional NTB
Tari taji tuta adalah tarian khas rakyat Bima yang menampilkan atraksi adu kepala. Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tari-taji-tuta
Orang Indonesia mengenal tulup sebagai senjata yang digunakan untuk berburu atau menyerang lawan dari jarak jauh. Tulup atau sumpit memang digunakan oleh banyak suku yang tinggal di pedalaman Indonesia seperti di Kalimantan, Papua, Sumatra dan termasuk di Nusa Tenggara Barat. Nenek Moyang suku sasak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengenal tulup sebagai alat untuk berburu binatang di hutan. Pemburu tradisional Sasak beranggapan bahwa, selain sebagai senjata berburu, tulup juga dianggap sebagai benda sakral. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa berburu adalah mata pencaharian mereka sedangkan tulup adalah alat mereka mencari rezeki, untuk itu tulup perlu dihargai dan dihormati. Pensakralan terhadap tulup mereka ekspresikan dalam bentuk memberi doa atau jampi-jampi pada tulup mereka. Selain untuk penghormatan dan permohonan kepada Yang Kuasa, doa dan jampi-jampi ditujukan agar tulup dapat menghasilkan banyak binatang buruan. Maka dari itu tidak heran jika oleh beberapa pembur...
Senjata tradisional Nusa Tenggara Barat selanjutnya yang akan kita kenal yaitu Klewang yang merupakan pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang. Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm. Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bu...
http://duniapusakagallerykeris.blogspot.co.id/2015/12/senjata-tradisional-nusa-tenggara-barat.html
Adanya dua lintasan yang dilalui budaya keris ke NTB, yaitu lintasan utara dari Bugis masuk ke NTB bagian timur, sedangkan lintasan Barat dari Bali ke Lombok Keris Lombok secara umum berukuran besar dan panjang, yakni antara 58 cm sampai 71 cm. Sedangkan keris Sumbawa berukuran besar dan pendek, yakni antara 34 cm hingga 51 cm. Sementara itu keris Jawa berukuran sedang, antara 49 cm sampai 51 cm. Walaupun terdapat perbedaan dari segi ukuran, diperkirakan Lombok tidak memiliki mpu pembuat keris, melainkan sebatas sebagai perajin. Dalam berbagai cerita dikemukakan, seorang mpu yang membuat keris secara tradisional kadang tidak merasakan bara api yang ada di tangannya. Bahkan konon pembuatan keris dilakukan dengan menggunakan tangannya. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/06/senjata-tradisional-nusa-tenggara-barat/