1.125 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Wayang Suluh
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Timur

Wayang Suluh adalah wayang yang terbuat dari kulit dan berbentuk manusia biasa, dengan tokoh wayang keseharian, misalnya P Lurah, P Haji, Ibu Guru, Bapak Guru, petani, saudagar, anak sekolah, mahasiswa dan lainya. Ceritanya pun tentang permasalahan sehari-hari dalam keluarga, masyarakat,dan kehidupan masyarakat pedesaan, sangat sederhana sesuai dengan keadaan masyarakat waktu itu. Suluh berarti "secercah sinar" terang. Wayang Suluh pada zaman setelah kemerdekaan digunakan untuk kepentingan Departemen Penerangan dalam melakukan penuluhan pembangunan kepada masyarakat. Menteri Penerangan Ali Murtopo, Boediharjo dan Harmoko maberarti sih sempat wayang suluh dijadikan media penerangan yang handal. Bahkan Dalang wayang Kulit waktu itu dalam adegan Intermeso Limbukan, diselingi dengan memainkan wayang Suluh. Mbah Cermo dari Pacitan adalah Dalang wayang suluh ternama di daerah Pacitan tsekitar Tahun 70an. "Sesuluh" berarti memberikan penjelasan atau membuat hati yang gelap menjadi...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Calonarang
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Calonarang  juga sering disebut sebagai  Wayang Leyak , adalah salah satu jenis wayang kulit  Bali  yang dianggap angker  karena dalam pertunjukannya banyak mengungkapkan nilai-nilai  magis  dan rahasia  pangiwa  dan  panengen . Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari ceritera  Calonarang . Sebagai suatu bentuk seni perwayangan yang dipentaskan sebagai seni hiburan, wayang Calonarang masih tetap berpegang pada pola serta struktur pementasan wayang kulit  tradisional  Bali ( Wayang parwa ). Pagelaran wayang kulit Calon arang melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang 2 orang pembantu dalang 9 orang penabuh Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Calonarang ini adalah: Katundung Ratnamangali Bahula Duta Pangesengan Beringin Kekhasan pertunjukan wayang Calonara...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang krucil
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Timur

Wayang krucil  adalah kesenian khas Ngawi, Jawa Timur dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan  Wayang Krucil . Wayang ini dalam perkembangannya menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang kemudian dikenal sebagai  Wayang Klithik . Di daerah  Jawa Tengah  wayang krucil memiliki bentuk yang mirip dengan  wayang gedog . Tokoh-tokohnya memakai  dodot rapekan , berkeris, dan menggunakan tutup kepala  tekes  (kipas). Sedangkan, di  Jawa Timur  tokoh-tokohnya banyak yang menyerupai  wayang kulit  purwa , raja-rajanya bermahkota dan memakai praba. Di Jawa Tengah , tokoh-tokoh rajanya bergelung Keling atau Garuda Mungkur saja. Cerita yang dipakai dalam wayang krucil umumnya mengambil dari zaman Panji Kudalaleyan di  Pajajaran  hingga zaman  Prabu Brawijaya  di  Majapahit . Namun, tidak menutup kemungkinan wayang krucil memakai cerita  wayang purwa &nbs...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang parwa
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Parwa  adalah  Wayang kulit  yang membawakan lakon - lakon yang bersumber dari  wiracarita Mahabrata  yang juga dikenal sebagai  Astha Dasa Parwa . Wayang Parwa adalah Wayang Kulit yang paling populer dan terdapat di seluruh Bali . Wayang Parwa dipentaskan pada malam hari, dengan memakai kelir dan lampu blencong dan diiringi dengan Gamelan Gender Wayang. Walaupun demikian, ada jenis Wayang Parwa yang waktu penyelenggaraannya tidak harus pada malam hari. Jenis itu adalah  Wayang Upacara  atau  wayang sakral , yaitu  Wayang Sapuh Leger  dan  Wayang Sudamala . Waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan waktu upacara keseluruhan. Wayang Parwa dipentaskan dalam kaitannya dengan berbagai jenis upacara adat dan agama walaupun pertunjukannya sendiri berfungsi sebagai hiburan yang bersifat sekuler. Dalam pertunjukannya, dalang Wayang Parwa bisa saja mengambil lakon dari cerita  Bharata Yudha  atau bagian l...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Arja
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang arja  adalah sebuah  wayang  ciptaan baru yang diciptakan pada tahun 1975  oleh dalang  I Made Sidja  dari desa Bona, atas dorongan almarhum I Ketut Rindha. Permunculan wayang ini banyak dirangsang oleh kondisi kehidupan Dramatari Arja yang ketika itu memprihatinkan, didesak oleh Drama Gong. Walaupun masih tetap mempertahankan pola pertunjukan wayang tradisional  Bali , Wayang Arja menampilkan lakon-lakon yang bersumber pada cerita Panji (Malat). Dalam Wayang Arja, peran utama yang memegang pokok cerita adalah tentang kerajaan-kerajaan yang terbagi dalam sisi "kanan" dan "kiri". Kerajaan-kerajaan yang terangkum dalam sekutu "kanan" antara lain adalah seperti  Daha ,  Koripan , Singasari , dan  Gegelang , sementara pihak "kiri"-nya adalah  Lasem Metaum ,  Pajang Mataram ,  Cemara , dan  Pajarakan [1] ....

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Gambuh
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Gambuh  adalah salah satu jenis  wayang   Bali  yang langka, pada dasarnya adalah pertunjukan  wayang kulit  yang melakonkan ceritera  Malat , seperti  wayang panji  yang ada di  Jawa . Karena lakon dan pola acuan pertunjukan adalah  Dramatari Gambuh , maka dalam banyak hal wayang Gambuh merupakan pementasan Gambuh melalui wayang kulit. Tokoh-tokoh yang ditampilkan ditransfer dari tokoh-tokoh Pegambuhan, demikian pula gamelan pengiring dan bentuk ucapan-ucapannya. Konon perangkat wayang Gambuh yang kini tersimpan di Blahbatuh adalah pemberian dari raja Mengwi yang bergelar I Gusti Agung Sakti Blambangan, yang membawa wayang dari tanah Jawa (Blambangan) setelah menaklukan raja Blambangan sekitar tahun  1634 . Almarhum I Ketut Rinda adalah salah satu dalang wayang Gambuh angkatan terakhir yang sebelum meninggal sempat menurunkan keahliannya kepada I Made Sidja dari (Bona) dan I Wayan Nartha (dari Sukawati).

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang cupak
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Cupak  termasuk  wayang kulit   Bali  yang sangat langka, adalah pertunjukan wayang kulit yang melakonkan cerita Cupak Grantang  yang mengisahkan perjalanan hidup dari dua putra  Bhatara Brahma  yang sangat berbeda wataknya. Bentuk pertunjukan wayang ini tidak jauh berbeda dengan wayang kulit Bali lainnya hanya saja tokoh-tokoh utamanya terbatas pada Cupak dan Grantang, Men Bekung dan suaminya Pan Bekung, Raksasa Benaru, Galuh Daha, Prabu Gobagwesi dan lain sebagainya. Pertunjukan wayang Cupak pada dasarnya masih tetap berpegang kepada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali ( wayang Parwa ). Pagelaran Wayang Cupak melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang 2 orang pembantu dalang 9 orang penabuh gamelan batel gender wayang. Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Cupak, adalah: Matinya Raksasa Benaru Cupak Dadi Ratu...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Beber
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wayang Beber  adalah seni  wayang  yang muncul dan berkembang di  Jawa  pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik  Mahabharata  maupun Ramayana . Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa kerajaan  Majapahit . Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara dibeber. Saat ini hanya beberapa kalangan di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunung Kidul, yang masih menyimpan dan memainkan wayang beber ini. [1] Konon oleh para Wali di antaranya adalah  Sunan Kalijaga  wayang beber ini dimodifikasi bentuk menjadi  wayang kulit  dengan bentuk bentuk yang bersifat ornamen yang dikenal sekarang, kar...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Menak
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Tengah

Wayang Menak  atau disebut juga  Wayang Golek Menak  merupakan wayang berbentuk boneka kayu yang diyakini muncul pertama kali di daerah  Kudus pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwana II. Sumber cerita Wayang Menak berasal dari Kitab Menak, yang ditulis atas kehendak Kanjeng Ratu Mas Balitar, permaisuri Sunan Paku Buwana I pada tahun 1717 M. Babon induk dari Kitab Menak berasal dari Persia, menceritakan Wong Agung Jayeng Rana atau Amir Ambyah (Amir Hamzah), paman Nabi Muhammad SAW. Isi pokok cerita adalah permusuhan antara Wong Agung Jayeng Rana yang beragama Islam dengan Prabu Nursewan yang belum memeluk agama Islam. Tokoh dalam Wayang Menak   Wong Agung Jayeng Rana / Amir Ambyah Prabu Nursewan Umar Maya Umar Madi Dewi Retna Muninggar

avatar
Desi Natalika