Ngocek Bawang Pada poin yang ini adalah Ngocek Bawang yang merupakan upacara Sumatera Selatan. Tradisi ini diistilahkan untuk melakukan persiapan awal dalam menghadapi hari munggah. Pemasangan tapup, persiapan bumbu-bumbu masak dan lain sebagainya disiapkan pada hari ini. Ngocek bawang kecik ini dilakukan dua hari sebelum acara munggah. Kemudian pada esok harinya sehari sebelum Munggah, dilakukan acara ngocek bawang besak. Seluruh persiapan berat dan perapian segala persiapan yang belum selesai dikerjakan pada waktu ini. Daging, ayam dan lain sebagainya disiapkan saat munggah, mengundang (ngulemi) ke rumah besannya, dan si pihak yang di ulemi pada masa ngocek bawang wajib datang, biasannya pada masa ini diutus dua orang yaitu wanita dan pria. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Munggah Munggah merupakan puncak rangkaian acara upacara perkawinan adat Sumatera Selatan. Hari munggah umumnya ditetapkan hari libur diantara sesudah hari raya Idul Fitri & Idul Adha. Pagi hari sebelum acara, dari pihak mempelai wanita datang ke pihak laki-laki (ngulemi) dengan mengutus satu pasang lelaki dan wanita. Masyarakat yang datang, selain melibatkan banyak pihak keluarga kedua mempelai, juga dihadiri para tamu undangan. Munggah memiliki makna agar kedua pengantin menjalani hidup berumah tangga selalu seimbang atau timbang rasa, serasi dan damai. Tempat pelaksanaan Munggah dilakukan dirumah keluarga pengantin wanita. Biasanya, sebelum prosesi Munggah dimulai terlebih dahulu dibentuk formasi dari rombongan pria yang akan menuju kerumah kediaman keluarga pengantin wanita. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Kumpulan (grup) Rudat dan Kuntau Selanjutnya adalah upacara adat Rudat dan Kuntau. Dimana pengantin Pria diapit oleh kedua orang tua, dua orang pembawa tombak, seorang pembawa payung pengantin, didampingi juru bicara, pembawa bunga langsih dan pembawa ponjen adat serta pembawa hiasan adat dan gegawan. Tidak tahu apa makna ada yang membawa senjata perang tradisional bernama tombak. Bisa jadi ini adalah ciri khas dari kearifan lokal di Palembang yang menjadi perbedaan dari daerah lain. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Nyanjoi Upacara adat Sumatera Selatan selanjutnya adalah yang bernama Nyanjoi. Waktu pelaksanaan tradisi ini adalah disaat malam sesudah Munggah dan sesudah Nyemputi. Lazimnya, Nyanjoi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu malam pertama yang datang Nyanjoi rombongan muda-mudi, malam kedua orang tua-tua. Demikian juga pada masa sesudah nyemputi oleh pihak besan lelaki. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Nyemputi Nyemputi adalah kelanjutannya dari upacara Munggah. Dua hari sesudah Munggah biasannya masyarakat Palembang melakukan acara Nyemputi. Pihak pengantin lelaki datang dengan rombongan menjemputi pengantin untuk berkunjung ketempat mereka, sedangkan dari pihak wanita sudah siap rombongan untuk nganter ke pengantin. Pada waktu Nyemputi penganten ini di rumah pengantin lelaki sudah disiapkan acara keramaian (perayaan). Perayaan yang dilakukan untuk wanita-wanita pengantin ini baru dilakukan pada tahun 1960-an, sedangkan sebelumnya tidak ada. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Nganter Penganten Dan pada poin ini, kita sedkit mengulas tentang upacara adat Nganter Penganten. Pada masa Ngater Penganten oleh pihak besan lelaki ini, di rumah besan wanita sudah disiapkan acara mandi simburan. Mandi simburan ini dilakukan untuk menyambut malam perkenalan antara pengantin lelaki dengan pengantin wanita. Di malam perkenalan ini merupakan tuntasnya tugas dari Tunggu Jeru yaitu wanita yang ditugaskan untuk mengatur dan memberikan petunjuk cara melaksanakan acara demi acara disaat pelaksanaan pernikahan. Wanita Tunggu Jeru ini dapat berfungsi sebagai penanggal atau penjaga keselamatan berlangsungnya semua acara perkawinan yang kemungkinan akan ada gangguan dari orang yang tak senang. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Berasan Adalah musyawarah kedua belah pihak keluarga besar calon mempelai. Pada pertemuan ini akan diputuskan persyaratan pernikahan baik secara adat maupun secara agama, serta tahap prosesi adat selanjutnya. Syarat pernikahan secara agama adalah penentuan mahar atau mas kawin. Sementara persyaratan pernikahan secara adat dilaksanakan sesuai kesepakatan. Apakah Adat Berangkat Tigo Turun, Adat Berangkat Duo Penyeneng, Adat Berangkat Adat Mudo, Adat Tebas, atau Adat Buntel Kadut. Masing-masing memiliki persyaratan yang berbeda. - Adat Berangkat Tigo Turun , misalnya, pada seturun pertama berisi selendang songket lepus, baju kurung songket tabor, kain songket pulir, lalu pada seturun kedua harus ada kain songke...
Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Mutuske Kato Sesuai dengan namanya, pada acara ini kedua keluarga membuat keputusan mengenai: Hari Nganterke Belanjo , Hari Pernikahan, Hari Munggah , Hari Nyemputi dan Nganter Pengantin, Ngalie Turon , Pengantin Becacap atau Mandi Simburan , serta Beratib . Pada acara ini pihak keluarga pria membawa tujuh tenong berisi gula pasir, tepung terigu, telur itik, emping, pisang, dan buah-buahan. Perlengkapan lain yang perlu dibawa adalah sebagian dari beberapa perlengkapan yang harus dipenuhi secara adat. Dan menjelang pulang, tenong akan dikembalikan dan diisi dengan aneka jajanan khas Palembang. sumber :https://www.weddingku.com/blog/pernikahan-adat-bumi-sriwijaya-palembang
Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Nganterke Belanjo Prosesi ini mirip dengan serah-serahan dalam tradisi Jawa. Pelaksanaannya sebulan atau satu setengah bulan menjelang pernikahan. Duit Belanjo (uang belanja) dimasukkan dalam ponjen kuning, dilengkapi 12 nampan pengiring berisi kebutuhan pesta seperti gula pasir, tepung terigu, telur itik, mentega, minyak goreng, susu, buah kalengan, kentang, bawang merah, serta kue-kue. Selain itu, pada acara Nganterke Belanjo ini juga dibawa segala perlengkapan dalam persyaratan adat yang telah diputuskan dalam Mutuske Kato. sumber :https://www.weddingku.com/blog/pernikahan-adat-bumi-sriwijaya-palembang