118 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Bau Nyale Mandalika
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Bau Nyale merupakan festival rakyat yang diadakan di Lombok, NTB. Festival ini dirayakan dengan berduyun-duyun ke laut untuk menangkap cacing laut.   Sumber: https://www.travelagent.co.id/article/traveling-ideas/8-ritual-dan-tradisi-tahun-2018

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Merarik
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Bergeser dari papua, kita ke Lombok. Salah satu upacara adat yang ada di lombok adalah merarik. Merarik merupakan bahasa sasak yang artinya menikah. Masyarakat Lombok memiliki cara yang unik untuk melangsungkan upacara pernikahan yakni dengan mempelai laki-laki menculik mempelai perempuan kemudian di bawa ke rumahnya. Tentunya hal tersebut sudah melalui kesepakan sebelumnya. Setelah proses penculikan, keesokan harinya akan dilakukan prosesi ijab qobul agar pernikahan kedua mempelai sah.   Sumber: https://ilmuseni.com/seni-budaya/contoh-budaya-daerah

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
La Lose Ro La Ludi
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

La Lose Ro La Ludi adalah salah satu prosesi pernikahan adat Bima. Upaya yang dilakukan oleh pihak orang tua untuk mencari jodoh putranya hanya diketahui oleh keluarga dekat. Hal ini masih bersifat rahasia dan Belum diumumkan kepda seluruh keluarga dan handai tolan. Karena itu kegiatan ini disebut “ La lose ro la ludi” atau kegiatan yang hanya diketahui oleh keluarga dekat. Kadang - kadang kegiatan ini dikenal dengan istilah “ Nari ro mpida” karena masih dirahasiakan.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Katada Nggahi (Mengikrar Kata Hati)
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Katada Nggahi merupakan salah satu prosesi pernikahan adat Bima. Setelah mendapat kepastian bahwa gadis tersebut belum dilamar atau menjadi tunangan pemuda lain, maka pihak keluarga pemuda akan melakukan kunjungan yang kedua ke rumah orang tua gadis sebagai tindak lanjut dari la lose ro la ludi. Dalam kunjungan ini pihak orang tua pemuda biasanya akan diwakili oleh seorang tokoh adat yang disebut” Ompu Panati” didampingi oleh beberapa orang keluarga dekat. Ompu Panati adalah seorang tokoh yang dipandang ahli dalam pinang meminang gadis. Dia biasanya juga ahli dalam berpantun dan bersyair. Pita Nggahi. Guna meningkatkan hubungan baik antara keluarga, maka kedua keluarga terus meningkatkan kegiatan silaturahim. Kegiatan yang dilakukan oleh kedua keluarga tersebut dinamakan “Pita Nggahi” ( mengulang kata) dalam pengertian memepererat hubungan kekeluargaan antara kedua keluarga.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Wa’a Mama Dan Sarau
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Wa'a Mama Dan Sarau merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima. Wa’a mama artinya mengantar atau membawa bahan untuk makan sirih (mama) seperti nahi ( sirih), u’a ( pinang), tambaku ( tembakau), tagambe dan afu mama ( kapur khusus untuk pemakan sirih). Dalam pelaksanaanya pihak orang tua pemuda bukan hanya mengantar bahan untuk makan sirih ( mama) tetapi juga membawa berbagai jenis makanan dan kue tradisional. Secara harfiah wa’a sarau artinya mengantar atau membawa sarau (Camping) yaitu sejenis topi tradisional Bima-Dompu yang dibuat dari anyaman bambu. Upacara wa’a sarau hampir sama dengan upacara wa’a mama. Dilaksanakan pada musim tanam( oru mura). Barang – barang yang diantar adalah sarau dan berbagai jenis kue tradisional dan umbi – umbian serta buah – buahan dari kebun pemuda

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Ngge’e Nuru
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Ngge’e Nuru merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima. Ngge'e Nuru maksudnya calon suami tinggal bersama di rumah calon mertua. Ngge’e artinya tinggal, nuru artinya ikut. Setelah pria sudah diterima lamarannya dan bila kedua belah pihak menghendaki, sang pria diperkenankan tinggal bersama calon mertua di rumah calon mertua. Dia akan menanti bulan baik dan hari baik untuk melaksanakan upacara pernikahan.Datangnya sang pria untuk tinggal di rumah calon mertua inilah yang disebut dengan Ngge’e Nuru. Selama terjadinya ngge’e nuru, sang pria harus memperlihatkan sikap, tingkah laku dan tutur kata yang baik kepada calon mertuanya. Bila selama ngge’e nuru ini sang pria memperlihatkan sikap, tingkah laku dan tutur kata yang tidak sopan, malas dan sebagainya, atau tak pernah melakukan shalat, lamaran bisa dibatalkan secara sepihak oleh keluarga perempuan. Ini berarti ikatan sodi angi diantara dua remaja tadi putus.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Mbolo Ro Dampa
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Mbolo Ro Dampa adalah salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima yang dilakukan setelah prosesi Ngge'e Nuru . Bila ngge’e nuru telah berjalan mulus, maka orang tua dan keluarga dua belah pihak akan mengadakan "Mbolo ro dampa” (musyawarah) untuk menentukan hari dan bulan yang baik untuk pelaksanaan nikah. Jumlah atau besar kecilnya mahar serta persyaratan lainnya semua diputuskan dalam mbolo ra dampa.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Nggempe
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Nggempe merupakan salah satu prosesi pernikahan adat Bima dan merupakan rangkaian ke-6. Setelah hari pernikahan diputuskan bersama, maka calon penganten putri harus melakukan ketentuan adat yang disebut “nggempe”. Pada tahapan ini calon penganten perempuan tidak leluasa lagi meninggalkan rumah untuk bergaul dengan teman – teman sebaya. Ia harus berada di pamoka (loteng) didampingi oleh seorang tokoh adat perempuan sebagai “Ina ruka” (inang pengasuh) bertugas untuk membimbing dan menasehati calon penganten. Selama nggempe calon penganten akan ditemani oleh beberapa teman gadis sehingga tidak merasa kesepian.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Wa’a Masa Nika
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Wa’a Masa Nika merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima dan merupakan rangkaian ke-7. Sesuai keputusan dalam Mbolo ro dampa , maka beberapa hari menjelang lafa (akad nikah), akan dilangsungkan upacara wa’a masa nika (pengantaran emas nikah) atau wa’a co’I (pengantaran mahar). Upacara dilaksakan sore hari sesudah sholat ashar, diikuti oleh keluarga, ompu panati,  ulama, tokoh adat dan para kerabat. Para peserta akan berangkat dari rumah orang tua penganten laki – laki, berbusana adat yang sesuai dengan status sosial masing – masing. Rombongan pengantar mahar (dende wa’a co’i) akan dimeriahkan dengan atrasi kesenian Jiki Hadra (jikir hadrah) diiringi musik Arubana (rebana). Setibanya di rumah calon penganten putri akan disambut dengan tarian wura bongi monca (tari menabur beras kuning) dan atrasi mpa’a sila, gantao dan buja kadanda.

avatar
Arum Tunjung