Upacara Masa Budak Daerah Aceh: Upacara Turun Tanah . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Upacara Masa Budak Daerah Aceh: Upacara Hakikah . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Upacara Masa Budak Daerah Aceh: Upacara Mandi 44 . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Upacara Masa Kanak-Kanak Daerah Aceh: Upacara Ulangan . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Upacara Masa Kanak-Kanak Daerah Aceh: Upacara Menjelesin Ipak . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Upacara Masa Menjelang Dewasa Daerah Aceh: Upacara Serahen Ku Tengku . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Upacara Masa Menjelang Dewasa Daerah Aceh: Upacara Menjelisen Win . (sumber: E-book Upacara Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Suwondo, B. 2013. Nanggroe Aceh Darussalam.)
Tulak Bala Yang pertama ini namanya Tulak Bala. Tradisi masyarakat Aceh merupakan cara tersendiri mereka dalam menolak bala bencana yang ditakuti, yaitu dengan melangsungkan upacara yang diberi nama Tulak bala. Ada penentuan waktu khusus ritual ini dilaksankan. Biasanya Tulak Bala dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dan berlokasi di tempat yang tidak umum, seperti pantai atau tepian sungai. Ada pun aktivitas yang dilakukan saat upacara ini digelar, mayarakat Aceh memanjatkan doa dan zikir agar terhindar dari bala bencana. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-aceh/
Peutron Aneuk Peutron Aneuk merupakan upacara adat Aceh yang memiliki ciri khas tersendiri. Ritual ini dilangsungkan untuk menyambut kelahiran bayi. Terdapat perbedaan waktu pelaksanaan upacara Peutron Aneuk. Ada yang melaksanakan upacara ini pada hari ke-7 setelah kelahiran, ada yang menyelenggarakannya pada hari ke-44 setelah kelahiran bahkan ada pula yang melangsungkannya setelah bayi berumur lebih dari satu tahun. Prosesi ritual ini banyak melibatkan ritual-ritual simbolik, salah satunya yaitu bagian dimana sehelai kain direntangkan di atas kepala bayi, sebutir kelapa kemudian dibelah di atas kain. Kelapa yang telah dibelah akan diberikan kepada kedua belah pihak orang tuanya sebagai simbol dan juga harapan tetap terjadinya kerukunan di kedua belah pihak. Makna lain, ada juga yang mengatakan bahwa tujuan pembelahan kelapa tersebut dimaksudkan agar si bayi tidak mudah takut dengan suara petir. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-aceh/