2.288 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pura Masceti
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Pura Masceti Menurut  keyakinan umat Hindu, dewa yang bersthana di Pura Masceti, menguasai “mrana tikus”. Maka di Pura Mascetilah melaksanakan “Panangluk Mrana Tikus” (disebutkan Dewane ring Masceti mangraksa tikus, ika ne wenang kasungsung).   https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pura Sakenan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Pura Sakenan dipandang,  sebagai penguasa “Balangsangit”, maka itu perlu dilakukan “Panangluk Mrana Balangsangit”.   Sumber https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pura Uluntanjung
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Pura Uluntanjung, yang terletak di sebelah Pura Petitenget. Semenjak Badung berpisah dengan Denpasar, untuk krama Badung tidak lagi melaksanakan Panangluk Mrana di Pura Sakenan, lalu ditetapkan di Pura Uluntanjung. Namun pelaksanaannya pada Purnama Sasih Kawelu, dengan persembahan caru “Banteng Belang Kebang”, yakni dengan mengunakan binatang korban seekor sapi betina, yang di ketiaknya ada bintik putih.   Sumber: https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html    

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pura Danu Bratan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Di Pura Ulun Danu Batur dan Pura Danu Bratan ini ada kaitannya dengan upacara “Mapag Toya”, yakni memohon curahan hujan, agar air dapat mengalir dengan baik, untuk mengairi sawah, agar padi atau pala wija dapat hidup subur dan berhasil dengan baik.   Sumber: https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html  

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Sigale-gale
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Utara

Sigale-gale adalah boneka kayu yang dibuat untuk membahagiakan Raja Rahat, raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir. Sigale-gale berawal dari  Alkisah, Raja Rahat memiliki putra tunggal bernama Raja Manggale. Sayangnya, sang putra kesayangan gugur di medan perang dan jasadnya tidak ditemukan. Kesedihan karena kehilangan sang putra membuat Raja Rahat sakit. Guna membahagiakan kembali rajanya, para tetua di kerajaan tersebut membuat sebuah patung yang mirip dengan Manggale. Agar patung tersebut ‘hidup’, para tetua itu memanggil roh Manggale yang membuat patung bisa bergerak.  Berkat patung tersebut, Raja Rahat pulih dari sakitnya. Sejak saat itu, masyarakat Batak menyebut patung tersebut sebagai Sigale-gale, yang diambil dari nama Manggale.  Pertunjukkan Sigale-gale tentu tidak menggunakan roh seperti dimasa lalu. Boneka yang digunakan dalam pertunjukkan, digerakkan menggunakan sistem penggerak mekanis, sehingga boneka bisa menari lincah.  T...

avatar
Mfaizalaf
Gambar Entri
Nuwou Sesat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Lampung

Sesuai dengan namanya, Nuwou Sesat digunakan sebagai balai pertemuan adat antar penyimbang (tetua masing-masing marga) pada saat mengadakan pepung adat atau musyawarah. Oleh karena itu, Nuwou Sesat juga disebut Sesat Balai Agung. Bagian-bagian yang terdapat pada bangunan ini adalah ijan geladak (tangga masuk yang dilengkapi dengan atap). Sedangkan Atap itu disebut Rurung Agung. Kemudian anjungan atau serambi, biasa digunakan untuk pertemuan kecil. Pusiban atau ruang tempat musyawarah resmi. Ruang tetabuhan tempat menyimpan alat musik tradisional, dan ruang gajah merem (tempat istirahat bagi para tetua). Pada sisi depan bangunan ini terdapat ukiran ornamen bermotif perahu. Hal lain yang khas di bangunan ini adalah hiasan payung-payung besar berwarna putih, kuning, dan merah pada bagian atapnya. Payung-payung tersebut merupakan lambang dari tingkat tetua adat bagi masyarakat tradisional Lampung. Secara fisik Nowou Sesat berbentuk rumah panggung bertiang. Sebagian besar materialnya ter...

avatar
Hadi Saputra
Gambar Entri
Panggangpe
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Rumah "Panggangpe" merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bahkan merupakan bentuk bangunan dasar. Bangunan " panggangpe" ini merupakan bangunan pertama yang dipakai orang untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan. Bangunan yang sederhana ini bentuk pokoknyamempunyai tiang atau "saka" sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada sisi-sisi tiang atau "saka" sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada sisi-sisi kelilingnya diberi dinding sekedar penahan hawa lingkungan sekitarnya. (Gb. 1). Dalam perkembangan berikutnya bentuk bangunan panggangpe ini mempunyai beberapa variasi bentuk yang lain. Sumber: MurniatnoSukirman, H.J. WibowoGatut. 1998. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Galampa
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Galampa atau balai pertemuan adat berbentuk rumah panggung seperti pendopo kalau di Jawa.   Sumber: https://rizalwabula14.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-lebih-dekat-pidoano-kuri-pesta.html

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Ka'ana
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Rumah panggung khas warga Wabula.   Sumber: https://rizalwabula14.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-lebih-dekat-pidoano-kuri-pesta.html

avatar
hallowulandari