Pura Amertasari di Jembrana disungsung oleh masayarakat subak, sebagai stana Dang Hyang Dwijendra. Upacara piodalan Selasa Kliwon Prangbakat. Pura Amerthasari berhubungan dengan ajaran Dang Hyang Nirartha kepada masyarakat petani (mretiwi) untuk memuja kebesaran Sang Hyang Widhi dalam saktinya sebagai Dewi Sri (Dewi Manik Galih) yang memberikan kesuburan dan kesejahteraan kepada masyarakat luas. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Prapat Agung di daerah Jembrana, sebagai asal permandian Bhatara Sakti Dwijendra. Di tempat ini awal dan Dang Hyang Nirartha mempelajari dan menyelami peradaban masyarakat Bali. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Pohlaki (Pulaki) di daerah Buleleng, istana Bhatari Melanting, Perwujudan Uma Dewi, putri Dang Hyang Dwijendra. Upacara pujawali pada Purnama Kapat (sekitar bulan Oktober). Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Pasanggrahan Bhatara Melanting, di hutan Blonjoh, wilayah Buleleng. Upacara pada hari Rabu Umanis Julungwangi. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura di Kayuputih Buleleng. Dibangun oleh Bhatara Kumenuh, putra Mpu Nirartha. Upacara pada hari Kamis Umanis Pahang. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Kawitan Geria Resi, di desa Mundeh Kaba-Kaba Tabanan, bekas debu telapak kaki Bhatara Dwijendra. Upacara pada hari Rabu Umanis Tambir. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Tamansari atau Pura Bulakan, tempat permandian Bhatara Dwijendra di daerah Mengwi. Upacara jatuh pada setiap hari Purnama Kapat, sekitar bulan Oktober. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Pakendungan dan Tanah Lot di daerah Tabanan. Pura Persimpangan (persinggahan) Dang Hyang Dwijendra. Di atas batu lengser (batu berbidang datar dan luas) Dang Hyang Dwijendra duduk mengajar masyarakat setempat berbagai keahlian dan keagamaan. Batu lengser ini tepat berada di bawah pohon Pakendungan. Guna mengenang jasa Dang Hyang Nirartha inilah, tempat suci yang diusahakan oleh Dang Hyang itu oleh masyarakat diberi nama Pura Pakendungan. Sedangkan Pura Tanah Lot adalah tempat Dang Hyang Nirartha bermeditasi menyatukan energi gunung dan lautan (lingga Yoni) sehingga terjadi kehidupan di muka bumi. Ketika hendak meninggalkan tempat itu Dang Hyang meminta masyarakat setempat untuk mendirikan bangunan suci yang permanen untuk memuliakan Dewa Lautan dan Dewa Gunung (Nyegara Gunung). Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Taman atau Pura Pule di desa Mas, istana Bhatara Parama Nirartha. Pujawali (upacara) pada hari Sabtu Kliwon Kuningan. Penyelenggara upacara adalah masyarakat desa Mas. Mereka yang datang bersembelwang datang dari seluruh warga dan tidak ketinggalan warga Bandesa Mas. Semua berduyun-duyun menghaturkan sembah bakti. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html