Raga-raga terbuat dari kayu, bambu dan ijuk (serat batang pohon enau) dan berasal dari Toba. Raga-raga adalah sebuah rak kayu yang tergantung di dalam rumah Batak. Diikat dengan tali rotan, dan konon bila talinya disentuh bisa membawa keberuntungan. Biasanya ini adalah tempat patung Debata Idup. Menariknya, raga-raga ini dihiasi kepala singa tampak seperti versi miniatur dari sebuah teras (sokkor) rumah Batak Toba.
Pohung adalah patung penjaga yang terbuat dari kayu. Pohung ini dipahat dengan motif yang bervariasi. Terbuat dari kayu yang lunak agar mudah dipahat dan tidak pernah dipahat terlalu panjang. Biasanya pohung ini disembunyikan di sekitar ladang, sawah atau hutan lebat. orang Batak pada jaman dahulu percaya bahwa Pohung bisa melindungi mereka dari serangan angin kencang, badai dan gempa bumi. Selain itu pohung juga dipercaya bisa mengusir roh-roh jahat (bagu).
Rumah Tradisional suku Batak yang ruangannya tak bersekat sama sekali. Berfungsi sebagai hunian sekaligus aktifitas hidup sehari-hari. Didalamnya terdapat juga dapur yang berisi 2-3 tungku (biasa disebut tataring) dan para-para sebagai tempat penyimpanan alat makan dan memasak. Bagian bawah biasa disebut 'Tombara' berfungsi sebagai kandang ternak, menyimpan kayu, peralatan menenun, dan perlatan sehari-hari lainnya.
Hal pertama untuk pendirian Rumah adat Batak adalah proses yang dalam bahasa Batak Toba disebut "mangarade". Ini adalah pengumpulan bahan penyusun bangunan seperti tiang, tustus (pasak), pandingdingan, parhongkom, urur, ninggor, ture-ture, sijongjongi, sitindangi, songsong boltok dan ijuk sebagai bahan atap. Juga bahan kelengkapan bangunan seperti singa-singa, ulu paung dan sebagainya yang diperlukan. Prosesnya dilaksanakan dengan gotong royong yang dalam bahasa Batak toba dikenal sebagai "marsirumpa" suatu bentuk kerja sama tanpa pamrih antar penduduk sekampung. Arsitektur Batak Toba terdiri atas ruma dan sopo (lumbung) yang saling berhadapan. Ruma dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama warga huta. Ada beberapa sebutan untuk rumah Batak, sesuai dengan kondisi rumahnya. Rumah adat dengan banyak hiasan (gorga), disebut Ruma Gorga Sarimunggu atau Jabu Batara Guru. Sedangkan rumah adat yang tidak berukir, disebut Jabu Ereng atau Jabu Batara Siang...
Ornamen Arsitektur di Tugu Kota Palangkaraya Tugu peletakan batu pertama kota Palangkaraya oleh Presiden Sukarno di kota Palangkaraya. Di sini terdapat berbagai ornamen ukir khas Kalimantan Tengah yang ditatah pada batu/semen berlokasi mengitari tugu. Foto: Hokky Situngkir Tanggal: 4 September 2012
Ornamen khas arsitektur di Palangkaraya dari sisi depan. Bagian atas merupakan ornamen yang dibuat dari kayu, dan di tiang penyangga bangunan juga terdapat ornamen yang dicetak di pada batu/semen.
Huma Lanting adalah rumah terapung (di sungai) khas Kalimantan Tengah. Pola hidup masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah dipengaruhi oleh kondisi alam tempatnya dia tinggal. Masyarakat yang menetap di sekitar sungai membangun temapt tinggal yang disebut rumah apung. Rumah apung adalah bangunan berupa pondok di atas rakit (lanting). Alat pendukung altivitas masyarakat di rumah apung adalah perahu atau kelotok.
Rumah Betang adalah rumah tradisional suku Dayak di Kalimantan Tengah.