Pendirian benteng Kuto Besak berawal dari gagasan Sultan Mahmud Badaruddin I dan didirikan pada masa Sultan Mahmud Bahauddin pada tahun 1780, selesai tahun 1797 M. Telah dikenal arsitek yang membidangi pendirian dan pengawasan benteng adalah orang cina. Pada perkembangan selanjutnya, bagian pintu gerbang utama dan beberapa bangunan di dalam benteng dibangun pada masa kolonial belanda. Benteng Kuto Besak memiliki denah berbentuk persegi panjang dan menghadap ke arah tenggara serta posisinya tepat berada di pinggiran Sungai Musi. Secara keseluruhan Benteng Kuto Besak berukuran 288,75 M x 183,75 M. Benteng Kuto Besak memiliki tembok keliling dengan bentuk dinding dan ketinggian masing-masing sisi berdeda-beda. Pada bagian dinding benteng sisi timur laut mempunyai ketebalan yang sama, sedangkan ketinggian dinding bagian depan berukuran 12,39 M dan bagian dalam berukuran 13,04 M. Adanya perbedaan ketinggian pada dind...
Benteng Orange terletak di atas bukit yang secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Dambalo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Letak astronomi Benteng Orange adalah 0° 51’ 2,06”-122° 54’ 51,49”dengan ketinggian 36 mdpl. Benteng Orange telah ditetapkan sebagai sebagai Cagar Budaya Nasional pada tanggal 23 Mei 2008 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Ir. Jero Wacik, SE dengan Permenbudpar Nomor: PM.30/PW.007/MKP/2008 Lingkungan di sekitar Benteng Orange dikelilingi tanah perladangan dan terdapat tambak ikan yang berada di aliran Sungai Posso. Adapun batas-batas dari Benteng Orange adalah di sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan kelapa, sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan kelapa/Sungai Posso, sebelah Timur berbatasan dengan perkebunan kelapa, dan sebelah Barat berbatasan dengan perkebunan kelapa/tambak. Kedatangan Bangsa Belanda awal a...
Benteng Otanaha terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522. Benteng Otanaha terletak di atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348. Pada sekitar abad ke 15 daratan gorontalo diduga masih sebagian besar diliputi oleh air laut. Ketika itu wilayah gorontalo sudah berbentuk kerajaan dibawah pimpinan raja ilato (matolodulakiki) bersama permaisurinya tolangohula (1505-1585). Keturunan mereka terdiri dari tiga orang anak, masing-masing, Ndoba (wanita), Tiliaya (wanita), da...
Situs Benteng di Pulau Cingkuk dikenal oleh penduduk sebagai Situs Benteng Portugis. Pantai barat Sumatera telah lama dikenal oleh orang asing baik dari Persia, India, Arab maupun Eropa. Dikenalnya kawasan ini disebabkan karena sumber daya alam yang terkandung di hutan-hutan Sumatera, yaitu kapur barus, kemenyan dan damar, serta hasil tambangnya seperti emas dan belakangan batu bara. Bangsa Eropa yang datang ke pantai barat Sumatera, selain Inggris juga bangsa Belanda. Bangsa Inggris diketahui telah lama menduduki Bengkulu dengan adanya bentengnya Marlborough dan Victoria. Beberapa tempat di Sumatera Barat yang pernah “menerima” kedatangan orang-orang asing antara lain Tiku dan Pariaman. Sebuah pulau yang termasuk wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Pulau Cingkuk terdapat tinggalan budaya masa lampau yang mengindikasikan kehadiran bangsa Eropa, khususnya Belanda. Pulau ini letaknya sekitar 500 meter dari pantai Painan. Pulau yang luasnya sekitar 2 hek...
Candi Agung Amuntai merupakan sebuah situs candi Hindu peninggalan Kerajaan Nagaradhipa (Nagara Dipa). Candi Agung Amuntai terdapat di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Candi Agung Amuntai dibangun oleh Ampu Jatmaka (Ampu Jatmika) abad ke-14. Menurut Hikayat Banjar, Ampu Jatmika berasal dari Keling. Ia tiba di tanah Banjar bersama armada Prabayaksa, sekitar tahun 1355 . Veerbek berpendapat bahwa Keling, yang termasuk kerajaan vasal dari Majapahit, terletak di barat daya Kediri, bukan Kalingga di India. Paul Michel Munos dalam Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Senanjung Malaysia (401 dan 435), menulis bahwa Ampu Jatmika mendirikan Nagaradhipa pada 1387 dan berasal dari Majapahit. Diduga Ampu Jatmaka menjabat sebagai mantri sakai di Nagaradhipa, bukan sebagai raja Nagaradhipa. Hal ini terjadi, seperti telah disinggung di atas, karena Ampu Jatmika bukan keturunan ba...
Candi Badut terletak di Desa Karang Besuki, Sukun, Malang, Jawa Timur. Ditemukan pada tahun 1921 dan dipugar pada tahun 1923—1926 oleh Dinas Purbakala di bawah pimpinan F.D.K. Bosch dan B. de Haan. Rekonstruksi Candi Badut terbatas pada bagian kaki/lapik dan tubuh candi. Candi Badut bersifat Hindu-Siwa. Terdapat aca Agastya di relung sebelah kanan, arca Durga Mahisasuramardini di sebelah utara dan sisa-sisa lingga-yoni di garbhagrha (ruangan candi). Purbatjaraka mengaitkan Candi Badut dengan prasasti Dinojo yang ditemukan di Desa Merjosari. Prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dengan aksara Jawa Kuno berangka tahun 682 Saka atau 760 Masehi yang menceritakan raja Gajayana dari kerajaan Kanjuruhan yang memperingati pembuatan arca Agastya dari batu hitam sebagai pengganti arca Agastya yang terbuat dari kayu cendana. Terdapat kata ‘lisva’ pada prasasti tersebut yang berarti tukang komedi atau badut. Candi Badut me...
Candi ini terletak di dusun Balekambang, desa Seloliman, kecamatan Trawas, dan kabupaten Mojokerto. Candi Bayi terletak di lereng Gunung Penaggungan pada ketinggian 810 meter DPL. Sebenarnya yang dinamakan Candi Bayi adalah dua buah tumpukan batu candi yang sudah tidak beraturan susunannya. Oleh karena itu sangat sulit untuk menentukan arah hadap dari candi ini. Di antara batu candi terdapat beberapa batu yang memiliki hiasan pelipit horizontal dan pelipit miring.
Letak Candi Brahu di Dusun Bejijong, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada koordinat 112° 22” 23,2 “ BT 07° 32” 34,9” LS. Sebagaimana umumnya bangunan purbakala di Trowulan, Candi Brahu juga dibuat dari bahan bata, menghadap ke arah barat. Denahnya berbentuk bujur sangkar ukuran 18 x 22.50 meter dan tinggi yang tersisa sampai sekarang 20 meter. Secara vertikal bangunan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: - Bagian kaki yang merupakan bagian bangunan terbawah sampai lantai bilik dan selasar. - Bagian tubuh yang merupakan bagian bangunan yang berdiri di atas kaki yang berfungsi sebagai penutup bilik dan penyangga atap. - Bagian atap yang merupakan bagian teratas bangunan yang berfungsi sebagai penutup bilik. Menurut laporan, di sekitar Candi Brahu dulu masih ada beberapa candi lain yang sekarang sudah runtuh diantaranya: Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah, dan Can...
Candi Bulujowo berada di Dusun Karangcandi, Desa Bulu Jawa, kecamatan Bancar, kabupaten Tuban, Jawa Timur. Situs ini merupakan bukti kecil yang sekarang berfungsi sebagai tempat pemakaman umum dari sekitar tahun 1980an. Situs ini digali oleh Balar Yogjakarta, namun sekarang ditutup kembali. Hasil penggaliannya adalah struktur dari bahan batu putih, temuan permukaannya batu candi.