190 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pura Uluntanjung
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Pura Uluntanjung, yang terletak di sebelah Pura Petitenget. Semenjak Badung berpisah dengan Denpasar, untuk krama Badung tidak lagi melaksanakan Panangluk Mrana di Pura Sakenan, lalu ditetapkan di Pura Uluntanjung. Namun pelaksanaannya pada Purnama Sasih Kawelu, dengan persembahan caru “Banteng Belang Kebang”, yakni dengan mengunakan binatang korban seekor sapi betina, yang di ketiaknya ada bintik putih.   Sumber: https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html    

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pura Danu Bratan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Di Pura Ulun Danu Batur dan Pura Danu Bratan ini ada kaitannya dengan upacara “Mapag Toya”, yakni memohon curahan hujan, agar air dapat mengalir dengan baik, untuk mengairi sawah, agar padi atau pala wija dapat hidup subur dan berhasil dengan baik.   Sumber: https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html  

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Geria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Geria adalah rumah tempat tinggal untuk kasta Brahmana yang biasanya menempati zoning utama dari tata zoning suatu pola lingkungan. Sesuai dengan peranan brahmana selaku pengembangan bidang spiritual, maka bentuk dan ruang geria sebagai rumah tempat tinggal disesuaikan dengan keperluan-keperluan aktifitasnya. Sumber: Buku Bangunan Tradisional Bali dan Fungsinya

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Puri
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Rumah tempat tinggal untuk kasta ksatria yang memegang Pemerintahan disebut Puri yang umumnya menempati zoning ”kaja kangin” di sudut perempatan agung di pusat desa. Penghuni Puri berperanan sebagai pelaksana pemerintahan serta Puri itu sendiri sebagai pusat pemerintahan. Untuk itu Puri dibangun sesuai dengan keperluan ruang, pola serta suasana ruang yang dapat menunjang kewibawaan pemerintah. Pada umumnya Puri dibangun dengan tata zoning yang berpola ”Sanga Mandala” semacam papan catur berpetak sembilan. Bangunan-bangunan puri sebagian besar mengambil type utama. Antara zone satu dengan lainnya dari petak ke petak dihubungkan dengan pintu ”Kori”. Fungsi masing-masing zoning antara lain: Ancak saji, halaman pertama untuk mempersiapkan diri masuk ke Puri, di bagian kelod kauh (barat daya) Semanggen bangunan di zoning kelod (selatan) untuk areal upacara ”Pitra Yadnya”/kematian. Rangki bangunan di zoning kauh (barat) u...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Jero
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Rumah tempat tinggal untuk kasta ksatria yang tidak memegang Pemerintahan secara langsung. Pola ruang dan tata zoning, juga bangunan-bangunannya lebih sederhana dari puri. Sesuai fungsi nya pola ruang jero dirancang dengan triangga. Pemerajan sebagai peryangan, jeroan sebagai area rumah tempat tinggal dan jabaan sebagai arena pelayanan umum. Dilihat dari status sosial penghuni, sebagai akibat dari kasta serta peranannya di masyarakat Geria, Puri dan Jero umumnya merupakan rumah tempat tinggal utama. Identitas kasta dan peranannya cendrung diperlihatkan lewat bangunan tempat tinggalnya. Sumber: Bangunan Tradisional Bali Serta Fungsinya – Ida Bagus Oka Windhu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Umah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Rumah tempat tinggal dari kasta wesia atau mereka yang bukan dari kasta brahmana atau kesatria disebut umah. Lokasi umah dalam perumahan disuatu desa dapat menempati sisi-sisi utara selatan, timur atau barat, dari jalan desa. Pusat-pusat orientasi adalah perapatan agung pusat desa, atau bale banjar di pusat-pusat bagian lingkungan (desa). Unit-unit umah dalam perumahan berorientasi ke natah (natar) sebagai halaman pusat aktifitas rumah tangga. Umah di dalam perumahan tradisional merupakan susunan massa-massa bangunan di dalam suatu pekarangan yang dikelilingi tembok penyengker (batas pekarangan) dengan kori pintu masuk kepakarangan. Masing-masing ruangan dapur, tempat kerja, lumbung dan tempat tidur merupakan satu massa bangunan. Komposisi massa-massa bangunan umah tempat tinggal menempati bagian-bagian utara, selatan, timur, barat membentuk halaman natah (natar) di tengah. Orientasi massa-massa bangunan ke natah di tengah. Dari kori masuk pekarangan menuju natah barulah menuju...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kubu
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Rumah tempat tinggal di luar pusat pemukiman, di ladang, di perkebunan, atau tempat-tempat kehidupan disebut kubu atau pakubon. Lokasi kubu tersebar tanpa dipolakan sebagai suatu lingkungan pemukiman menempati unit-unit perkebunan atau ladang-ladang yang berjauhan tanpa penyediaan sarana utilitas. Hubungan antar kubu dan tempat-tempat kerja atau tempat lainnya umumnya dengan berjalan kaki melalui jalan setapak. Pola ruang kubu sebagai tempat tinggal serupa pula dengan pola umah. Komposisi bangunan, pemakaian bahan dan penyelesaiannya sederhana dan umumnya tidak permanen. Sumber: Bangunan Tradisional Bali Serta Fungsinya – Ida Bagus Oka Windhu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Sakepat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Bangunan sakepat dilihat dari luas ruang tergolong bangunan nista (sederhana), luasnya sekitar 3,00 m X 2,50 m, bertiang empat, denah segi empat. Suatu balai-balai pengikat tiang. Atap dengan konstruksi kampiah atau limasan. Variasi dapat ditambah dengan satu tiang parba satu atau dua tiang pendek. Bisa juga tanpa balai-balai dalam fungsinya yang tidak memerlukan adanya balai-balai. Kostruksinya cecanggahan, sunduk, atau sanggahwang. Di dalam pekarangan perumahan, letak sakepat di timur yang berfungsi sebagai semanggen, di sisi barat sanggah/pemerajan dengan fungsi sebagai piyasan, kelod kauh (barat daya) bila difungsikan sebagai paon. Penyelesaian ruang dan perlengkapan disesuaikan dengan fungsi kegunaanya. Sumber: Bangunan Tradisional Bali Serta Fungsinya – Ida Bagus Oka Windhu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Sakenem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Bangunan sakenem dalam perumahan tergolong sederhana bila bahan penyelesaiannya sederhana. Dapat pula digolongkan madia bila penyelesaiannya sakenem yang dibangun dengan bahan penye lesaian madia. Bentuk sakenem segi empat panjang, dengan panjang sekitar tiga kali lebar. Luas bangunan lebih kurang 6m x 12m. Konstruksi bangunan terdiri dari enam tiang berjajar tiga-tiga pada kedua sisi panjang. Keenam tiang disatukan dengan balai-balai atau hanya empat tiang yang disatukan dengan balai-balai serta 2 tiang di teben dengan memakai dua saka (tiang) pendek disatukan dengan balai-balai. Hubungan tiang-tiang dengan balai-balai konstruksi perangkai sunduk, waton, likah dan galar. Dalam variasinya dapat pula sakenem dengan satu balai-balai yang hanya mengikat empat tiang dan dua tiang di teben memakai sanggahwang karena tidak ada sunduk pengikat. Dalam komposisi bangunan perumahan, sakenem menempati bagian kangin atau kelod untuk difungsikan sebagai sumanggen. Bila sakenem difungsikan untuk...

avatar
Deni Andrian