Komali adalah jenis laika owose (rumah besar), khusus untuk tempat tinggal Raja. Rumah semacam ini tinggi dan kuat. Bahan-bahannya tetrdiri dari kayu, bambu dan atapnya terbuat dari rumbia. Pada bagian tertentu rumah ini ditemukan ukiran (pinati-pati). Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/
Laika wuta adalah jenis rumah tempat tinggal yang lebih kecil dari laika landa. Bentuk atapnya seperti rumah jengki. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/
Raha bokeo (di kolaka), adalah jenis rumah tempat tinggal raja-raja (bokeo) Mekongga di Kolaka, ukurannya besar jumlah tiangnya 70 buah, yang terdiri rumah induk 25 tiang, ruang tambahan (tinumba) atau ancangan 20 tiang (otusa), teras depan (galamba) 10 tiang dan dapur (ambolu) 15 tiang. Sedangkan raha bokeo untuk ukuran sedang jumlah tiangnya 27 buah, yang terdiri dari rumah induk 9 tiang, ruang tambahan (tinumba) 6 tiang, teras depan (galamba) 3 tiang dan dapur 9 tiang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/
O’ala yaitu jenis rumah penyimpanan. Yang dimaksud rumah penyimpanan adalah segala bangunan yang dipergunakan untuk tempat menyimpan benda-benda keperluan hidup. Bangunan ini antara lain adalah tempat menyimpan padi yang disebut o’ala (ala mbae) berarti lumbung padi. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/
Laika walanda adalah jenis rumah panjang. Laika walanda juga dikenal dengan rumamh pesangrahan yaitu rumah yang biasanya digunaka oleh orang-orang Belanda untuk bersantai seperti berdansa ataupun pesta. Pada ruang tengah sepanjang rumah ini ada runag kosong, sedang dibagian kiri dan kanan terdapat ruang istirahat yang lantainya setinggi pinggang dan berpetak-petak. Model rumah ini seperti asrama memanjang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/
Laika mbondapo’a adalah jenis rumah panggung tempat memanggang kopra. Bentuknya seperti rumamh jengki yang tidak memiliki diding (orini). Lantainya lebih agak tinggi dari dasar tanah. Pada saat pemakaiannya, panggung ini diselubungi daun kelapa sambil memberi pengapian dibawahnya.Rumah tinggal suku Tolaki adalah rumah panggung yang berbentuk persegi empat panjang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/
Banua tada merupakan rumah adat suku Wolio atau orang Buton di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rumah adat berbentuk panggung ini unik karena dapat berdiri tegak tanpa menggunakan satu pun paku. Banua tada merupakan rumah tempat tinggal suku Wolio atau orang Buton di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Kata banua dalam bahasa setempat berarti rumah sedangkan kata tada berarti siku. Jadi, banua tada dapat diartikan sebagai rumah siku. Berdasarkan status sosial penghuninya, struktur bangunan rumah ini dibedakan menjadi tiga yaitu kamali, banua tada tare pata pale, dan banua tada tare talu pale. Kamali atau yang lebih dikenal dengan nama malige berarti mahligai atau istana, yaitu tempat tinggal raja atau sultan dan keluarganya. Banua tada tare pata pale yang berarti rumah siku bertiang empat adalah rumah tempat tinggal para pejabat atau pegawai istana. Banua tada tare talu pale yang berart...
Benteng Keraton Kesultanan Wolio adalah benteng yang terletak di daerah Sulawesi Tenggara, Kota Baubau. Benteng ini didirikan pada tahun 1333. Dengan luas sebesar 23.375 hektar dan panjang keliling sebesar 2.740 m serta merupakan Benteng terluas di dunia berdasarkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada September 2006 yang memiliki 12 gerbang masuk yang di sebut dengan Lawa, yang terdiri atas 4 lawa di utara, 3 lawa di selatan, 4 lawa di timur, dan 1 lawa di barat dengan satu pintu tersembunyi yang dulu dijadikan jalan menuju persembunyian Arung Palaka, 23 kubu pertahanan dan 23 lebih meriam. Menurut keyakinan masyarakat angka 12 pada lawa di benteng ni mewakili jumlah lubang pada tubuh manusia. Asal mula di bangunnya Benteng ini berasal dari adanya dua kampung yang berada di daerah wolio di bangun bersamaan, yaitu kampung Baaluwu dan kampung Peropa. Tokoh pendiri kedua kampung tersebut yaitu Sipanjonga dan Sangariarana. Setelah kedua tokoh itu me...
** Rumah Adat Tolaki di Wonua Mekongga Rumah Adat Mekongga adalah rumah adat suku Tolaki. dalam dialek Mekongga Raha berarti Rumah yang memiliki arti seperti Poiaha (tempat tinggal/kediaman) . Bangunan ini berukuran luas, besar, dan berbentuk segi empat terbuat dari kayu dengan diberi atap dan berdiri diatas tiang- tiang besar yang tingginya sekitar 20 kaki dari atas tanah, rumah adat ini merupakan rumah adat hasil penduplikasian dari peninggalan ayah Kapita Konggoasa Latambaga yaitu Bokeo Latambaga alias Bio Seka, yang merupakan Raja Mekongga pada tahun 1906-1932. Bangunan ini terletak disebuah tempat yang terbuka di dalam hutan dengan dikelilingi oleh rumput alang-alang. Pada saat itu bangunan tingginya sekitar 60-70 kaki. Dipergunakan Sebagai tempat bagi raja untuk menyelenggarakan acara-acara yang bersifat seremonial atau upacara adat. Rumah Adat Tolaki di Mekongga perbentuk panggung yang terdiri dari 12 tiang penyangga yang bermakna 12 orang pemimpin yang berpengaruh...