2.288 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
4_Komali
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Komali adalah jenis laika owose (rumah besar), khusus untuk tempat tinggal Raja. Rumah semacam ini tinggi dan kuat. Bahan-bahannya tetrdiri dari kayu, bambu dan atapnya terbuat dari rumbia. Pada bagian tertentu rumah ini ditemukan ukiran (pinati-pati).   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika Wuta
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Laika wuta adalah jenis rumah tempat tinggal yang lebih kecil dari laika landa. Bentuk atapnya seperti rumah jengki.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Raha Bokeo
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Raha bokeo (di kolaka), adalah jenis rumah tempat tinggal raja-raja (bokeo) Mekongga di Kolaka, ukurannya besar jumlah tiangnya 70 buah, yang terdiri rumah induk 25 tiang, ruang tambahan (tinumba) atau ancangan 20 tiang (otusa), teras depan (galamba) 10 tiang dan dapur (ambolu) 15 tiang. Sedangkan raha bokeo untuk ukuran sedang jumlah tiangnya 27 buah, yang terdiri dari rumah induk 9 tiang, ruang tambahan (tinumba) 6 tiang, teras depan (galamba) 3 tiang dan dapur 9 tiang.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_O’ala
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

O’ala yaitu jenis rumah penyimpanan. Yang dimaksud rumah penyimpanan adalah segala bangunan yang dipergunakan untuk tempat menyimpan benda-benda keperluan hidup. Bangunan ini antara lain adalah tempat menyimpan padi yang disebut o’ala (ala mbae) berarti lumbung padi.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika Walanda
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Laika walanda adalah jenis rumah panjang. Laika walanda juga dikenal dengan rumamh pesangrahan yaitu rumah yang biasanya digunaka oleh orang-orang Belanda untuk bersantai seperti berdansa ataupun pesta. Pada ruang tengah sepanjang rumah ini ada runag kosong, sedang dibagian kiri dan kanan terdapat ruang istirahat yang lantainya setinggi pinggang dan berpetak-petak. Model rumah ini seperti asrama memanjang.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika Mbondapo’a
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Laika mbondapo’a adalah jenis rumah panggung tempat memanggang kopra. Bentuknya seperti rumamh jengki yang tidak memiliki diding (orini). Lantainya lebih agak tinggi dari dasar tanah. Pada saat pemakaiannya, panggung ini diselubungi daun kelapa sambil memberi pengapian dibawahnya.Rumah tinggal suku Tolaki adalah rumah panggung yang berbentuk persegi empat panjang.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Banua Tada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Banua tada merupakan rumah adat suku Wolio atau orang Buton di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rumah adat berbentuk panggung ini unik karena dapat berdiri tegak tanpa menggunakan satu pun paku. Banua tada merupakan rumah tempat tinggal suku Wolio atau orang Buton di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Kata  banua  dalam bahasa setempat berarti rumah sedangkan kata  tada berarti siku. Jadi,  banua tada  dapat diartikan sebagai rumah siku. Berdasarkan status sosial penghuninya, struktur bangunan rumah ini dibedakan menjadi tiga yaitu kamali, banua tada tare pata pale, dan banua tada tare talu pale. Kamali  atau yang lebih dikenal dengan nama  malige  berarti mahligai atau istana, yaitu tempat tinggal raja atau sultan dan keluarganya. Banua tada tare pata pale  yang berarti rumah siku bertiang empat adalah rumah tempat tinggal para pejabat atau pegawai istana. Banua tada tare talu pale  yang berart...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Sao-Raja dan Bola
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Selatan

Rumah Panggung Kayu adalah salah satu rumah tradisional Bugis yang berbentuk persegi empat memanjang ke belakang. Konstruksi bangunan rumah ini dibuat secara lepas-pasang (knock down) sehingga dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Orang Bugis juga mengenal sistem tingkatan sosial yang dapat mempengaruhi bentuk rumah mereka, yang ditandai dengan simbol-simbol khusus. Berdasarkan pelapisan sosial tersebut, maka bentuk rumah tradisional orang Bugis dikenal dengan istilah Sao-raja (Sallasa/Balla Lompo) dan Bola. Sao-rja berarti rumah besar, yakni rumah yang ditempati oleh keturunan raja atau kaum bangsawan, sedangkan Bola berarti rumah biasa, yakni rumah tempat tinggal bagi rakyat biasa. Dari segi konstruksi bangunan, kedua jenis rumah tersebut tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran rumah dan status sosial penghuninya. Pada umumnya, Sao-roja lebih besar dan luas daripada Bola yang biasanya ditandai oleh jumlah tiangnya. Saor...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Tongkonan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Selatan

Rumah adat Toraja atau tongkongan mempunyai ciri unik yaitu terbuat dari 100% material kayu yang berbentuk panggung serta atap dilapisi ijuk berwarna hitam dengan desain melengkung menyerupai bentuk perahu telungkup. Pada kolong rumah umumnya digunakan untuk kandang kerbau sehingga atap rumah yang didesain melengkung sering disebut seperti tanduk kerbau. Sekilas rumah adat ini lebih mirip rumah gadang di Sumatera. Rumah Tongkonan biasanya berdiri berjajar mengarah ke utara. Rumah yang mengarah ke utara terutama bentuk atap yang meruncing keatas sekaligus melambangkan para leluhur masyarakat Toraja yang dipercaya berasal dari arah utara. Jadi jika adal penduduk yang meninggal mereka percaya arwahnya akan berkumpul dengan leluhur mereka di utara. Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja. Terdiri dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon ”duduk&r...

avatar
Sobat Budaya