Rumah adat nias, Omo Hada, merupakan bangunan rumah tradisional yang tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal tapi juga sebagai "habitat" tinggal masyarakat tradisional. Di rumah ini tinggal kaum adat. Secara tradisional, di kawasan Gomo, Nias, disebut juga sebagai Gego atau Orahu. Orahu, berarti perahu, tempat nenek moyang orang nias tinggal dan saling saling berdiskusi satu sama lain. Hingga saat ini, saat rumah tradisional Nias dibangun, para pekerjanya merasa seolah sedang duduk di perahu sembari mengenang pidato dan diskusi nenek moyang mereka zaman dahulu.
"Gowawambea" merupakan peninggalan budaya megalitikum. Tempat: Desa Onolimbu, Kecamatan Sirombu, Nias, Sumatera Utara.
Batu Kursi Raja Siallagan Sebagai tempat musyawarah mufakat para tetua adat Batak Toba.
Rumbi adalah alat dapur yang digunakan masyarakat batak pada jaman dahulu, Rumbi ini dibuat dari kayu nangka berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan, lauk-pauk, ada juga yang menggunakannya sebagai tempat penyimpanan harta benda.Rumbi adalah alat dapur yang digunakan masyarakat batak pada jaman dahulu, Rumbi ini dibuat dari kayu nangka berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan, lauk-pauk, ada juga yang menggunakannya sebagai tempat penyimpanan harta benda.
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang pada ujung-ujungnya terdapat tonjolan. Masyarakat setempat menyebut batu sada, atau parholian, atau tempat menyimpang tulang-belulang mereka yang telah wafat. Sarkofagus ini merupakan warisan peninggalan masa megalitikum yang masih hidup di kalangan masyarakat suku Batak.
Hombung merupakan tempat tidur jaman dahulu dan hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai taraf hidup yang sudah cukup mapan. Pada bagian dalam dipergunakan sebagai penyimpan barang berharga seperti emas, perak, ulos ataupun barang pusaka lainnnya. Hombung biasanya terbuat dari kayu nangka, diukir dengan motif gorga Batara Siang.
Raga-raga terbuat dari kayu, bambu dan ijuk (serat batang pohon enau) dan berasal dari Toba. Raga-raga adalah sebuah rak kayu yang tergantung di dalam rumah Batak. Diikat dengan tali rotan, dan konon bila talinya disentuh bisa membawa keberuntungan. Biasanya ini adalah tempat patung Debata Idup. Menariknya, raga-raga ini dihiasi kepala singa tampak seperti versi miniatur dari sebuah teras (sokkor) rumah Batak Toba.
Pohung adalah patung penjaga yang terbuat dari kayu. Pohung ini dipahat dengan motif yang bervariasi. Terbuat dari kayu yang lunak agar mudah dipahat dan tidak pernah dipahat terlalu panjang. Biasanya pohung ini disembunyikan di sekitar ladang, sawah atau hutan lebat. orang Batak pada jaman dahulu percaya bahwa Pohung bisa melindungi mereka dari serangan angin kencang, badai dan gempa bumi. Selain itu pohung juga dipercaya bisa mengusir roh-roh jahat (bagu).