Karinding adalah salah satu alat musik tradisional sunda yang cara memainkannya dengan di tiup , terbuat dari bahan bambu atau enau. cara memainkannya yaitu karinding disimpan di bibir, kemudian tepuk bagian pemukulnya agar tercipta resonansi suara. Karindng biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seroang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem. awalnya karinding berfungsi sebagai alat untuk mengusir hama di sawah, suara yang dihasilkan dari getaran jarumkarinding biasanya bersuara rendah Suaranya dihasilkan dari gesekan pegangan karinding dan ujung jari yang ditepuk-tepakkan. Suara yang keluar biasanya terdengar seperti suara wereng, belalang, jangkrik, burung dan lain-lain. Yang zaman sekarang dikenal dengan istilah ultrasonik. Sekarang karinding biasa digabungkan dengan alat musik lainnya.
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda : Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok 1. Calung Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). 2. Angklung Angk...
Arumba adalah ensemble musik dari berbagai alat musik yang terbuat dari bambu. Arumba lahir sekitar tahun 1960-an di Jawa Barat Indonesia, saat ini menjadi alat musik khas Jawa Barat. Arumba termasuk ensembel berarti termasuk seni musik. Pada tahun 1964, Yoes Roesadi dan kawan-kawan membentuk grup musik yang secara khusus menambahkan angklung pada jajaran ensemble-nya. Ketika sedang naik truk untuk pentas ke Jakarta, mereka mendapat ide untuk menamai diri sebagai grup Arumba (Alunan Rumpun Bambu). Kemudian sekitar tahun 1968, Muhamad Burhan di Cirebon membentuk grup musik yang bertekad untuk sepenuhnya memainkan alat musik bambu. Mereka memakai alat musik lama (angklung, calung), dan juga berinovasi membuat alat musik baru (gambang, bass lodong). Ensemble ini kemudian mereka beri nama Arumba (Alunan Rumpun Bambu). Sekitar tahun 1969, Grup Musik Arumba juga mengubah nama menjadi Arumba, sehingga timbul sedikit perselisihan istilah arumba tersebut. Dengan berjalannya waktu, istilah ar...
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu , dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Karinding merupakan alat musik buhun (kuno) dari daerah Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Menurut narasumber yang juga merupakan seorang pengrajin Karinding, alat musik ini mungkin tidak hanya terdapat disini saja tetapi mungkin terdaat di daerah-daerah lain. Hanya saja, nama serta bentuknya yang agak berbeda. Namun Karinding yang ini asli dari Cineam. Karinding memiliki sejarahnya sendiri. Karinding dinamakan seperti itu adalah karena bentuknya yang mirip binatang sejenis serangga (sekarang mungkin sudah tidak ada) yang namanya kakarindingan. Maka dari itu mereka berpikir "bila ada kakarindingan, maka pastilah ada karinding-nya!" (seperti mobil-mobilan, maka ada mobil-nya). Pada zaman dulu, fungsi Karinding digunakan sebagai alat pengusir hama di sawah dan sering dibawa-bawa oleh para petani. Selain memiliki frekuensi yang diduga dapat mengusir hama, Karinding juga digunakan sebagai alat pengusir lelah dan bosan saat bekerja di sawah. Selain itu, dulu Karind...
Gamelan merupakan sekumpuan alat musik yang terbuat dari kuningan atau tembaga dan menggunakan laras Pelog. Pelog merupakan suatu laras yang ada di Sunda. Gamelan Degung terdiri dari Panerus, Peking, Bonang, Goong dan Kempul, Kendang, Jenglong, dan terkadang bisa ditambah suling. Fungsinya bisa untuk upacara adat, hiburan, pengiring lagu, dsb.
Kacapi Suling adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya.
Rincian unsur nada dalam sebuah kacapi parahu. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.