Alat musik ini terbuat dari kayu dan kuningan. Pada masa lalu gong ini dibunyikan untuk mengumumkan perintah raja kepada rakyatnya, dan perangkat alat musik ini juga digunakan pada upacara adat kematian, perkawinan, memasuki kediaman baru, serta dewasa ini alat musik tersebut dimainkan pada saat upacara gereja, hari besar nasional dan menyambut tamu.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan kuningan. Pada masa lalu gong ini dibunyikan untuk mengumumkan perintah raja kepada rakyatnya, dan perangkat alat musik ini juga digunakan pada upacara adat kematian, perkawinan, memasuki kediaman baru, serta dewasa ini alat musik tersebut dimainkan pada saat upacara gereja, hari besar nasional dan menyambut tamu.
Alat musik ini terbuat dari kuningan. Faricia adalah alat musik khas Nias yang dimainkan bersama dengan aromba (gong berukuran besar) dan fondrah / tutu (sejenis gendang panjang). Perangkat alat musim ini dimainkan saat upacara besar (owasa) dan pesta adat (perkawinan dan kematian). Permainan alat musik ini akan berlangsung selama beberapa hari sebelum upacara dilaksanakan agar masyarakat setempat dan yang berada di desa tentanggaa dapat mendengarnya.
Keteng-keteng adalah alat musik pukul tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang berbahan dasar dari bambu . Keteng-Keteng memiliki panjang sekitar setengah meter dan memiliki senar yang terbuat dari kulit bambu itu sendiri. Alat pemukul keteng-keteng juga terbuat dari potongan bambu dan terdiri dari dua buah. Cara memainkannya dengan menabuhnya seperti drum, perpaduan suara yang unik antara suara bambu yang dipukul dan senar membuatnya jadi ciri khas tersendiri dari Tanah Karo
Panggora juga adalah satu buah gong yang berpencu yang dimainkan oleh satu orang. Bunyi dari gung ini adalah ‘pok’. Bunyi ini timbul adalah karena gong ini dimainkan dengan memukul pencunya dengan stick sambil berdiri dan sisi gong tersebut dimute (diredam) dengan tangan. Gong ini adalah gong yang paling besar dinatara keempat gong yang ada. Ukurannya adalah garis menengah 37 cm, tinggi (tebal) 6 cm dan diameter pencunya lebih kurang 13 cm
Gordang ini bentuknya seperti gendang jawa yang dimainkan pada acara-acara musik gamelan. Gordang ini terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.
Doli-doli adalah alat musik yang terbuat dari 4 bilah kayu yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara jenis ini banyak dijumpai di daerah Nias
Druni dana juga berasal dari pulau Nias. Druni Dana ini terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sampai hampir menyerupai garpu tala
Faritia ini mirip sekali dengan gong, terbuat dari logam atau perunggu. Hanya saja ukurannya lebih kecil dibanding gong pada umumnya. Cara memainkannya juga sama seperti gong, yaitu dipukul dan memiliki bunyi yang khas.