Pereret termasuk salah satu alat musik tradisional Bali jenis terompet yang terbuat dari kayu yang di ukir sedemikian rupa sehingga menjadi seperti terompet. Sedangkan Pengasih-asih adalah guna-guna (pelet). Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup ini berasal dari Jembrana Bali. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati yaitu kesenian yang mirip dengan kesenian Arja. Biasanya alat ini sering dipakai oleh perjaka untuk mengguna-gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu memainkannya pada malam hari diatas pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak kurang lebih satu kilometer. Sebelum dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun) dengan cara memberi sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.
Dalam acara adat dan ritual keagamaan di Bali, Gamelan sangat sering digunakan. Gamelan merupakan beberapa kumpulan alat music yang terdiri dari gong, gambang, gendang, kempul dan bonang, termasuk juga di dalam nya Gamelan Bali. Gamelan secara umum juga terdapat di Jawa, Madura dan Nusa Tenggara, dari nama dan jenis alat music nya tidak ada yang beda. Hanya saja dari masing-masing daerah mempunyai ciri khas tersendiri ketika memainkan Gamelan. Sebenarnya di Bali sendiri ada 25 jenis Gamelan yang berkembang di pedesaan-pedesaan, 10 diantara nya terbuat dari bambu dan sisanya terbuat dari logam.
Alat musik tradisional Bali yang satu ini biasanya digunakan pada acara-acara seperti upacara adat perkawinan dan biasanya alat musik ini disandingkan dengan tarian jogged bumbung. Joged bumbung dimainkan oleh penari wanita, yang kemudian mencari pria dari salah satu penonton yang kemudian akan di ajak menari bersama. Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini, biasanya juga dimainkan di hotel-hotel Bali untuk menyambut atau menghibur para tamu.
Nah, salah satu instrument yang membuat Gamelan Bali ini berbeda dari Gamelan yang lain adalah adanya Ceng-ceng. Alat musik yang sejenis simbal ini merupakan bagian penting dari seperangkat gamelan Bali, karena alat ini akan menimbulkan efek suara yang dinamis pada saat di mainkan dengan gamelan. Alat musik tradisional Bali yang sering juga disebut dengan ceng-ceng ricik ini terdiri dari enam buah logam bundar yang berada di bawah dan dua logam bundar di bagian atas. Ceng-ceng dimainkan dengan cara memukulkan bagian tembaga bundar yang atas dengan bagian bundar yang bawah yang diarahkan ke atas. Alat musik yang bentuknya menyerupai kura-kura ini, membuat orang berpendapat kalau bentuk alat musik tradisional Bali ini mengambil gambaran dari tokoh Legenda Bali yaitu Kura-Kura mistis. Menurut kebudayaan Bali, kura-kura mistis memiliki nilai yang magis yaitu dapat menyeimbangkan dunia di atas punggungnya.
Pereret termasuk salah satu alat musik tradisional Bali jenis terompet yang terbuat dari kayu yang di ukir sedemikian rupa sehingga menjadi seperti terompet. Sedangkan Pengasih-asih adalah guna-guna (pelet). Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup ini berasal dari Jembrana Bali. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati yaitu kesenian yang mirip dengan kesenian Arja. Biasanya alat ini sering dipakai oleh perjaka untuk mengguna-gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu memainkannya pada malam hari diatas pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak kurang lebih satu kilometer. Sebelum dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun) dengan cara memberi sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.
Uler-uler adalah salah satu upacara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Demak tepatnya di Desa Jungsemi . Tradisi ini berkaitan dengan memetri desa atau selamatan seluruh warga desa dalam rangka menyambut tanam padi Tradisi uler-uler diadakan setahun sekali yang jatuh pada hari Jum’at Wage di bulan Rojab atau bertepatan dengan musim tanam padi. Adapun lokasinya adalah di bengkok atau persawahan desa (Lurahan) sehingga pada hari itu seluruh warga desa datang dengan membawa bermacam-macam makanan diantaranya uler-uler. Setelah seluruh warga desa berkumpul mulai acara Uler-uler (Tolak Bala) dilaksanakan dengan acara sambutan kepala desa, doa’a bersama dipimpin oleh ulama setelah itu kegiatan makan bersama dengan do’a bersama tersebut diharapkan hasil pertanian di desa Jungssemi bisa berlimpah atau meningkat dari tahun yang lalu. Selain itu berbagai macam penyakit yang menyerang tanaman dan juga warga bisa terhindarkan. Tradisi Ule...
Dalam acara adat dan ritual keagamaan di Bali, Gamelan sangat sering digunakan. Gamelan merupakan beberapa kumpulan alat music yang terdiri dari gong, gambang, gendang, kempul dan bonang, termasuk juga di dalam nya Gamelan Bali. Gamelan secara umum juga terdapat di Jawa, Madura dan Nusa Tenggara, dari nama dan jenis alat music nya tidak ada yang beda. Hanya saja dari masing-masing daerah mempunyai ciri khas tersendiri ketika memainkan Gamelan. Sebenarnya di Bali sendiri ada 25 jenis Gamelan yang berkembang di pedesaan-pedesaan, 10 diantara nya terbuat dari bambu dan sisanya terbuat dari logam
Alat musik tradisional Bali yang satu ini biasanya digunakan pada acara-acara seperti upacara adat perkawinan dan biasanya alat musik ini disandingkan dengan tarian jogged bumbung. Joged bumbung dimainkan oleh penari wanita, yang kemudian mencari pria dari salah satu penonton yang kemudian akan di ajak menari bersama. Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini, biasanya juga dimainkan di hotel-hotel Bali untuk menyambut atau menghibur para tamu.
Di atas tadi kita sudah membahas tentang alat music Gamelan Bali. Nah, salah satu instrument yang membuat Gamelan Bali ini berbeda dari Gamelan yang lain adalah adanya Ceng-ceng. Alat musik yang sejenis simbal ini merupakan bagian penting dari seperangkat gamelan Bali, karena alat ini akan menimbulkan efek suara yang dinamis pada saat di mainkan dengan gamelan. Alat musik tradisional Bali yang sering juga disebut dengan ceng-ceng ricik ini terdiri dari enam buah logam bundar yang berada di bawah dan dua logam bundar di bagian atas. Ceng-ceng dimainkan dengan cara memukulkan bagian tembaga bundar yang atas dengan bagian bundar yang bawah yang diarahkan ke atas. Alat musik yang bentuknya menyerupai kura-kura ini, membuat orang berpendapat kalau bentuk alat musik tradisional Bali ini mengambil gambaran dari tokoh Legenda Bali yaitu Kura-Kura mistis. Menurut kebudayaan Bali, kura-kura mistis memiliki nilai yang magis yaitu dapat menyeimbangkan dunia di atas punggungnya.