Musik Bambu Tradisional Toraja yang disebut Pa’pompang atau Pa’bas karena suara bas terdengar dominan adalah salah satu kekayaan seni budaya toraja berupa musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok (semacam orkestra) dan dipadukan dengan melodi suling bambu. Group musik bambu toraja umumnya dibentuk di sekolah-sekolah dan di gereja. Musik tradisional ini seakan melengkapi kekayaan budaya dan wisata Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Apa bedanya dengan angklung atau musik bambu lainnya? Suara yang dihasilkan angklung bisa digolongkan akustik, sedangkan musik bambu Toraja adalah jenis musik tiup. Suara musik tradisional ini memang khas dan bisa menghasilkan dua setengah oktaf tangga nada. Meski tradisional, alat musik ini bisa dikolaborasikan dengan alat musik lainnya seperti terompet, saksofon, organ atau piano dan bisa digunakan untuk mengiringi semua lagu. Alat musik ini dibuat dari potongan-potongan bambu, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Suara y...
Alat musik ini terbuat dari kayu dan tekstil. Alat bunyi-bunyian ini berupa tabung bambu yang diisi dengan batu-batu kecil. Tabung ini dibungkus dengan kain warna merah dan putih. Salah satu ujungnya berbentuk kepala ayam. Sessungriu merupakan perangkat yang digunakan dalam tarian Alusu, lalosu berasal dari kata lao-lisu yang artinya bolak-balik. Diberi nama demikian karena saat menari alat ini digoyangkan ke kiri dan ke kanan atau diayun ke depan lalu ke samping hingga menimbulkan bunyi. Tarian Alusu berasal dari Bugis yang merupakan rangkaian dari tarian Bissu (tarian yang penarinya adalah kelompok waria), dipentaskan saat upacara adat keagamaan, pelantikan raja, penyambutan tamu agung dan upacara lainnya.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit binatang. Gesok-gesok adalah alat musik sejenis rebab dengan dua dawai. Alat musik ini berbentuk menyerupai jantung atau daun keladi yang dilengkapi dengan tongkat gesek. Gesok-gesok dimainkan untuk mengiringi syair-syair "Sinlirik", mengisahkan tentang sejarah masa lalu yang berisi tentang petuah / nasihat. Dahulu alat musik ini dimainkan secara terbatas untuk kalangan keluarga saja, namun saat ini menjadi permainan musik rakyat.
Alat musik ini terbuat dari kayu. Kecapi merupakan alat musik tradisional masyarakat Bugis, yaitu Bugis Makassar dan Bugis Mandar. Bentuk kecapi yang menyerupai perahu, konon karena alat musik ini diciptakan oleh para pelaut dan dalam bahasa Bugis Makassar disebut kacaping. Kecapi mempunyai dua dawai yang masing-masing memiliki sistem yang berbeda. Dahulu kecapi dimainkan saat pesta pernikahan, pesta panen, khitanan dan aqiqah yang berfungsi untuk menghibur para tamu. Saat ini kecapi dimainkan untuk mengiringi lagu saat upacara pernikahan, pesta panen, khitanan, dan aqiqah yang berfungsi untuk menghibur para tamu. Saat ini kecapi dimainkan untuk mengiringi lagu saat upacara pernikahan, penyambutan suatu acara, dan untuk mengiringi tarian (tari paddupa, tari bosara, dan tari pattennung). Kecapi juga berfungsi sebagai alat musik untuk menghibur masyarakat, dibunyikan untuk mengiringi syair-syair dan aksentuasi pemenggalan kata per kata yang mampu menggelitik penikmat, dan...
Alat musik ini terbuat dari kuningan. Jalappa alat musik sejenis simbol yang dibunyikan saat upacara adat (pernikahan, khitanan, tolak bala) dan persembahan sesaji untuk para dewata 'sewwae'. Jalappa juga menjadi bagian dari peralatan dukun (Puang Towa). Sebelum tarian bissu dimulai terlebih dahulu dibacakan mantera oleh Puang Towa diiringi dengan seperangkat alat musik simbol (kancing), gendang bulo panggilu / bulo pasetya, genta, lalosu, dan beberapa alat dan logam.
Alat musik ini terbuat dari besi. Alat ini berbentuk seperti anak panah (runcing pada kedua ujungnya). Ana' baccing bagian dari sarana upacara ritual kerajaan pada masyarakat Karangpuang. Alat musik ini merupakan bagian dari perangkat tarian Bugis, yaitu tari bissu yang dipertunjukkan saat upacara pernikahan, pelantikan dan kematian raja, saat terjadi wabah penyakit dan sebagai tanda dimulainya masa tanam padi. Prosesi tarian bissu diawali dengan gerakan Ma'dewata dan pembacaan mantera oleh Puang Towa (dukun) diiringi dengan seperangkat alat musik paseiya-seiya, genta, lalosu, dan beberapa alat dari logam.
Pa'geso-geso' merupakan sejenis alat musik gesek. Terbuat dari kayu dan tempurung kelapa yang diberi dawai. Dawai yang digesek dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu dan tali akan menimbulkan suara khas. Alat ini mengeluarkan nada sesuai dengan tekanan jari si pemain pada dawai. Pa'geso-geso' terkenal dari Kecamatan Saluputri
Alat musik ini digemari oleh anak-anak gembala menjelang menguningnya padi di sawah. Alat musiknya terbuat dari batang padi dan disambung sehingga mirip terompet dengan daun enau yang besar. Pa'barrung ini merupakan musik khusus pada upacara pentahbisan rumah adat (Tongkonan) seperti Ma'bua', Merok, Mangara dan sejenisnya
Pa'pompang merupakan alat musik terbuat dari bambu Toraja. Alat musik ini merupakan jenis alat musik yang ditiup untuk mengeluarkan bunyi yang memiliki jangkauan nada dua setengah oktaf tangga nada. Alat musik bisa dimainkan oleh semua orang, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Selain dipergunakan sebagai musik pengiring dalam kebaktian di gereja, Pa`pompang sering juga dipentaskan dalam acara-acara khusus komunitas Toraja di berbagai daerah, seperti acara-acara pernikahan dan peringatan hari-hari besar.