|
|
|
|
Bella to Kajang, Rumah tradisional kab Bulukumba Tanggal 02 May 2020 oleh Widra . |
Di kawasan adat Kajang Dalam, tepatnya di Dusun Benteng, pola perkampungan tampak berkelompok dan menghadap ke arah barat (Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang). Kelompok-kelompok rumah tersebut berdasarkan pada sistem kekerabatan terdekat (keluarga inti atau batih). Setiap kelompok rumah dibatasi pagar hidup (benteng tinanang) atau pagar batu (benteng batu), di dalamnya terdiri atas tiga rumah batu atau lebih.
Salah satu dari ketiga rumah tersebut (biasanya yang paling depan sebelah kanan) dijadikan rumah keluarga, rumah lainnya dijadikan tempat tinggal sementara atau mukim alternatif, ketika ada tamu bertandang ke rumah orang tua mereka.
Konstruksi rumah di kawasan adat Kajang ramah lingkungan karena lebih banyak menggunakan bahan-bahan alami: daun nipa dan alang-alang sebagai atap, ijuk dan rotan sebagai pengikat dan bambu sebagai lantai dan dinding. Rumah masyarakat adat Kajang umumnya tidak terlalu banyak menggunakan kayu. Untuk membangun sebuah rumah hanya diperlukan tiga balok pasak atau sulur bawah (padongko) yang melintang dari sisi kiri ke sisi kanan rumah. Untuk mengikat kesatuan tiang dalam satu jejeran (latta’) pada bagian atas rumah diletakkan balok besar yang melintang dari sisi kiri ke kanan. Rumah bagi masyarakat adat Kajang merupakan mikrokosmos dari hutan adat. Dengan demikian, pemakaian balok (padongko dan lilikang) tersebut merupakan simbolisasi dari tangkai-tangkai kayu pada sebatang pohon, yang diasosiasikan dengan tiang-tiang rumah. Untuk menjaga pergeseran tiang-tiang tersebut ditanamkan ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar setengah depah (sihalirappa) atau paling dangkal satu siku (sisingkulu)
Rumah-rumah dikawasan adat kajang umumnya memiliki aksesoris : anjungan (anjoang) berbentuk tanduk kerbau atau menggunakan ukiran kayu. Anjong tersebut merupakan simbol atau representatif dari dunia atas. Anjong-anjong tersebut umumnya berbentuk naga,yang menurut kosmologi beberapa suku dan masyarakat adat kajang, sebagai binatang raksasa penjaga langit.
Bubungan rumah (timba laja) bagi masyarakat kajang tidak menyimbolkan apa-apa, kecuali struktur dewan adat kajang yaitu: Ammatowa ri kajang (satu orang), karaeng Tallua (tiga orang) dan ada’ limiyya ri Tanah loheya dan Tanah kekeya (adat lima di Tanah keke dan Tanah lohe
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |